Minggu, 22 November 2009

TULISAN ILMIAH POPULER

TULISAN ILMIAH POPULER
I.PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG

Tulisan ilmiah populer disusun agar, masyarakat awam dapat memahami gagasan/ide dan studi penulisnya. Penulisan ilmiah popular biasanya dimuat pada media yang lebih luas sasaran pembacaya, seperti majalah ilmiah popular, surat kabar yang mempunyai rubrik khusus sains dan teknologi atau website.
Tujuannya untuk membagi hasil riset / studi atau sekedar opini mengenai suatu isu ilmiah kepada khalayak pembaca yang lebih luas dari sekedar komunitas sesame ilmuan atau teman sekerja diinstansinya.
Perbedaan tulisan ilmiah dan tulisan ilmiah popular, tulisan ilmiah memerlukan banyak referensi, data, informasi, sesuai dengan metodologi ilmiah yang sudah dikenal oleh kalangan ilmuan atau akademisi. Biasanya tulisan ilmiah disusun untuk diterbitkan pada : jurnal ilmiah, majalah/bulletin ilmiah dan proposal untuk riset atau memaparkan hasil riset. Walaupun berbeda sasarannya, ternyata tulisan ilmiah dan tulisan ilmiah populer sama-sama mempunyai satu tujuan, yaitu menghadirkan data atau ide/gagasan secara detail dengan harapan pembaca mampu mengevaluasi validitas/kebenaran serta untuk mengambil kesimpulan dari tulisan tersebut. Karena pembacanya berbeda, yakni antara sesama ilmuan dibidangnya dan publik umum, maka bahasanya yang digunakan harus berbeda dan disesuaikan dengan sasaran bacanya.
Tulisan ilmiah populer adalah sarana komunikasi antara ilmuan dengan masyarakat. Sudah menjadi kebiasaan, bahwa hasil penelitian ditulis dengan tulisan ilmiah yang sasarannya hanya kalangan elite. Kalau begini berarti hasil penelitian/ ilmu hanya bagi kalangan tertentu saja yaitu para elit dan bukan masyarakat. Peran penulis atau jurnalisme merobah tulisan ilmiah menjadi tulisan ilmiah populer.
Tulisan ilmiah populer yang baik bukan berarti menulis hasil penelitian dengan lengkap. Prinsip utamanya adalah mencari sudut pandang (angle) yang unik dan cerdas, serta menggugah rasa ingin tahu masyarakat dan ingin membacanya. Untuk menulis tulisan ilmiah populer, anda harus mencari ide dan sumber inspirasi berdasarkan kondisi terkini serta mengumpulkan fakta-fakta, menyeleksinya sehingga mampu menghasilkan tulisan.
Godlim Panggabean (2009) menyatakan, tulisan ilmiah populer adalah tulisan lepas seseorang yang dibuat untuk memberikan sesuatu informasi kepada masyarakat umum.

II PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN
Tulisan ilmiah populer adalah sarana komunikasi antara ilmuan dengan masyarakat. Sudah menjadi kebiasaan, bahwa hasil penelitian ditulis dengan tulisan ilmiah yang sasarannya hanya kalangan elite. Kalau begini berarti hasil penelitian/ ilmu hanya bagi kalangan tertentu saja yaitu para elit dan bukan masyarakat. Peran penulis atau jurnalisme merobah tulisan ilmiah menjadi tulisan ilmiah populer.
Tulisan ilmiah populer yang baik bukan berarti menulis hasil penelitian dengan lengkap. Prinsip utamanya adalah mencari sudut pandang (angle) yang unik dan cerdas, serta menggugah rasa ingin tahu masyarakat dan ingin membacanya. Untuk menulis tulisan ilmiah populer, anda harus mencari ide dan sumber inspirasi berdasarkan kondisi terkini serta mengumpulkan fakta-fakta, menyeleksinya sehingga mampu menghasilkan tulisan.
Godlim Panggabean (2009) menyatakan, tulisan ilmiah populer adalah tulisan lepas seseorang yang dibuat untuk memberikan sesuatu informasi kepada masyarakat umum.
B.CIRI-CIRI DAN FUNGSI TULISAN ILMIAH POPULER
1.Ciri umum dari tulisan ilmiah populer adalah :
a.Logis, dapat diterima akal sehat, mengandung gagasan aktual dan atau kontroversial
b.Sistimatis, bertahap dan bekesinambungan
c.Tuntas dan menyeluruh
d.Menghindari dari berbagai kesalahan
e.Teruji kebenarannya, didukung referensi dengan visi intelektual.
f..Terbuka, bisa dirubah sesuai perkembangan zaman
g.Berlaku umum, sasarannya masyarakat umum
2.Ciri khusus dari tulisan ilmiah populer adalah :
a.Penyajian disesuaikan dengnan kecerdasan sasaran, bahkan mungkin sasaran pembacanya semuanya dianggap orang awam
b.Menggunakan istilah sederhana, Kata-kata tehnis sebaiknya diganti dengan kata yang lebih umum, kecuali yang belum ada padanannya, diberi keterangan tentang arti kata/istilah tersebut.
c.Gaya bahasanya tidak terlalu resmi/formal, tapi populer dan kommunikatif
d.Tutur bahasa bersifat personal/pribadi
e.Aplikatif
f.Judul dan topik besifat informatif
3.Kriterianya adalah :
a.Tepat (accurate), mengemukakan fakta apa adanya
b.Jelas (clear), mudah dimengerti
c.Ringkas (concise), tidak panjang lebar, efektif
d.Baku (conventional), menggunakan bahasa baku
e.Pantas (appropriate), mampu menjalin tulisan sesuai dengan sasaran
FUNGSI / TUJUAN TULISAN ILMIAH POPULER

Artikel ilmiah populer sangat penting karena tulisan-tulisan ini merupakan bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa. Tidak ada suatu bangsa yang bisa maju dan memiliki ketahanan nasional yang kuat, jika bangsa itu tidak memiliki landasan ilmu pengetahuan yang kuat.
Ilmu pengetahuan sendiri bukanlah sekadar kumpulan informasi. Konsep "kumpulan informasi" inilah yang membuat orang cenderung disuruh menghafal tanpa memahami makna hafalannya. Yang lebih penting justru adalah pembentukan sikap mental yang menghargai ilmu, dan kemampuan seorang anggota masyarakat untuk menyikapi berbagai gejala dalam masyarakat dan lingkungannya, dari kacamata ilmiah.
Dengan demikian, fungsi tulisan ilmiah populer bukan cuma menyampaikan perkembangan informasi terbaru di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Tetapi justru menanamkan sikap mental ilmiah tersebut. Lalu apakah sikap ilmiah tersebut? Sikap itu antara lain seperti: selalu ingin tahu, kritis, mempertanyakan sesuatu, logis, tidak mudah percaya pada tahyul, dan sebagainya.




III PENUTUP

KESIMPULAN


Tulisan ilmiah populer adalah sarana komunikasi antara ilmuan dengan masyarakat. Godlim Panggabean (2009) menyatakan, tulisan ilmiah populer adalah tulisan lepas seseorang yang dibuat untuk memberikan sesuatu informasi kepada masyarakat umum.
Tulisan ilmiah populer disusun agar, masyarakat awam dapat memahami gagasan/ide dan studi penulisnya. Penulisan ilmiah popular biasanya dimuat pada media yang lebih luas sasaran pembacaya, seperti majalah ilmiah popular, surat kabar yang mempunyai rubrik khusus sains dan teknologi atau website.
Tujuannya untuk membagi hasil riset / studi atau sekedar opini mengenai suatu isu ilmiah kepada khalayak pembaca yang lebih luas dari sekedar komunitas sesame ilmuan atau teman sekerja diinstansinya.













DAFTAR ISI
I.PENDAHULUAN..............................................................................
A.LATAR BELAKANG.................................................................
II.PEMBAHASAN...............................................................................
A.PENGERTIAN.......................................................................
B.CIRI-CIRI DAN FUNGSI TULISAN ILMIAH POPULER.............................
III.PENUTUP...................................................................................
KESIMPULAN..........................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................













DAFTAR PUSTAKA
PENULISAN ILMIAH POPULER PENULISAN ILMIAH POPULER
PENULISAN ILMIAH POPULER Satrio Arismunandar Dalam berbagai suratkabar atau majalah, selain terdapat berita, biasanya terdapat juga artikel/tulisan ilmiah...(HTTP://GOOGLE.COM/FUNGSI TULISAN ILMIAH POPULER//)
Maimon, Elaine P., & Janice H. Peritz. 2003. A Writer’s Resource. A Handbook for Writing and Research. Boston: McGraw Hill.
Finkelstein Jr, Leo., 2000. Pocket Book of Technical Writing for Engineers and Scientists. Boston: McGraw Hill.
Kirkman, John. 1980. Good Style for Scientific and Engineering Writing. London: Pitman Publishing Limited.

Sabtu, 14 November 2009

Pengajaran dan Pemerolehan Bahasa untuk Orang Asing

Pengajaran dan Pemerolehan Bahasa untuk Orang Asing: Berbagai Masalah
Sunaryono Basuki, KS
STKIP Singaraja



1. Kata Pengantar
Terdapat dua pendekatan utama dalam pengajaran bahasa yaitu pendekatan formalis yang bertahan cukup lama, dan pendekatan fungsionalis yang relatif baru berkembang pada tiga dekade terakhir.
Menurut pendekatan formalis bahasa adalah bentuk dan pengajarannya berpusat pada pengajaran bentuk-bentuk bahasa. Sementara itu, pendekatan fungsionalis yang berakar pada bidang sosiolinguistik menekankan aspek fungsi.
Sebelum lahirnya sosiolingusitik, pandangan para ahli mengenai bahasa selalu berpusat pada bahasa sebagai bentuk. Salah satu definisi tentang bahasa berbunyi: "bahasa adalah simbol vokal yang bersifat arbitrer yang digunakan manusia untuk berkomunikasi ...". Walaupun kata "komunikasi" sudah masuk ke dalam definisi tersebut, perhatian yang lebih serius terhadap pengajaran bahasa untuk komunikasi belum terarah.
Pendekatan formalis menghasilkan berbagai metode. Pada awal tahun 60-an, di Salatiga mulai digodok materi pengajaran Bahasa Inggris di SMP lengkap dengan saran metode serta alat bantu belajarnya, mengekor pada Materi Michigan (Michigan Materials) dan diberi label dengan 'oral-aural approach'.
Kebesaran kaum struktural seakan menelan berbagai pandangan, namun keberhasilannya dipertanyakan karena pengajarannya dianggap terlalu mekanistis dan melupakan faktor komunikasi.
2. Pembelajaran dan Pemerolehan Bahasa
Mula-mula semua proses dari tidak berbahasa (baik untuk B1 maupun B2) disebut pembelajaran bahasa (language learning). Banyak teori yang dikemukakan tentang bagaimana seorang bayi "belajar" bahasa pertamanya. Orang asing dewasa yang sudah(beberapa) B2, ketika hendak belajar Bahasa Indonesia akan menjalani proses pembelajaran Bahasa Indonesia melalui pengajaran Bahasa Indonesia di dalamsetting Indonesia, walaupun ketika dia sudah menguasai Bahasa Indonesia kelak, sering juga dikatakan bahwa dia telah 'memperoleh' (acquire) Bahasa Indonesia.

3. Teori tentang Pembelajaran Bahasa Kedua
Stephen Krashen (1984) menyatakan bahwa teori pemerolehan bahasa kedua adalah bagian dari linguistik teoritik karena sifatnya yang abstrak. Menurutnya, dalam pengajaran bahasa kedua, yang praktis adalah teori pemerolehan bahasa yang baik.
(i) Pemerolehan dan Pembelajaran Bahasa
Istilah pemerolehan bahasa dipakai untuk membahas penguasaan bahasa pertama di kalangan anak-anak karena proses tersebut terjadi tanpa sadar, sedangkan pemerolehan bahasa kedua (Second Language Learning) dilaksanakan dengan sadar. Pada anak-anak, error (kegalatan) dikoreksi oleh lingkungannya secara tidak formal, sedangkan pada orang dewasa yang belajar B2, kegalatan diluruskan dengan cara berlatih ulang.
(ii) Hipotesis mengenai Pemantau (Monitor)
Pembelajaran berfungsi sebagai pemantau. Pembelajaran tampil untuk menggantikan bentuk ujaran sesudah ujaran dapat diproduksi berdasarkan sistem.
Konsep tentang Pemantau cukup rumit dan ditentang oleh Barry McLaughlin karena gagal dalam hal ketidaktuntasan Pemantau dalam melakukan pemantauan terhadap pemakaian B2. Penerapan Pemantau dapat menghasilkan efektifitas jika pemakai B2 memusatkan perhatian pada bentuk yang benar.
Syarat memahami kaidah merupakan syarat paling berat sebab struktur bahasa sangat rumit. McLaughlin menyatakan bahwa : (1) Monitor jarang dipakai di dalam kondisi normal pemakaian dan dalam pemerolehan B2, (2) Monitor secara teoritis merupakan konsep yang tak berguna.
(iii) Hipotesis Input (Masukan)
Si-Belajar B2 dianggap mengalami suatu perkembangan dari tahapan i (kompetensi sekarang) menuju tahapan i + l. Untuk menuju tahapan i+l dituntut suatu syarat bahwa Si-Belajar sudah mengerti mengenai masukan yang berisi i+l itu.
(iv) Hipotesis Filter Afektif
Bagaimana faktor-faktor afektif mempunyai kaitan dengan proses pemerolehan bahasa. Konsep ini dikemukakan oleh Dulay dan Burt (1977).
(v) Hipotesis Analisis Kontrastif
Menurut Hipotesis ini sistem yang berbeda dapat menghasilkan masalah, sedangkan sistem yang sama atau serupa menyediakan fasilitas atau memudahkan Si-Belajar memperoleh B2. Namun Hipotesis ini ternyata juga dianggap kurang efektif karena di dalam banyak kasus sistem yang berbeda justru tidak menimbulkan masalah dan sebaliknya.
(vi) Interlanguage
Interlanguage adalah bahasa yang mengacu kepada sistem bahasa di luar sistem B1 dan kedudukannya berada di antara B1 dan B2 (Selinker, 1972). Istilah lain adalah approximative system dan idiosyncratic dialect. Kajian studinya menghasilkan analisis kegalatan (error analysis) dan membedakannya dengan mistake.
(vii) Tahapan Perkembangan Bahasa-antara
Secara ringkas teori tahapan perkemba-ngan bahasa antara menurut Corder (1973) dapat dirangkum sebagai berikut.
a. Tahapan Kegalatan Acak
Pertama Si-Belajar berkata *Mary cans dance" sebentar kemudian diganti menjadi "Mary can dance".
b. Tahapan kebangkitan
Pada tahapan ini Si-Belajar mulai menginternalisasi beberapa kaidah bahasa kedua tetapi ia belum mampu membetulkan kesalahan yang dibuat penutur lain.
c. Tahapan Sistematik
Si-Belajar sudah mampu menggunakan B2 secara konsisten walaupun kaidah B2 belum sepenuhnya dikuasainya.
d. Tahapan Stabilisasi
Si-Belajar relatif menguasai sistem B2 dan dapat menghasilkan bahasa tanpa banyak kegalatan atau pada tingkatpost systematic menurut Corder.
(viii) Bahasa Pidgin
Masyarakat pengguna B2 juga sering melahirkan bahasa pidgin yaitu bahasa campuran yang terjadi akibat penerapan dua atau tiga bahasa di dalam percakapan sehari-hari.
4. Dua Pendekatan untuk Investigasi Pemerolehan B2
Rod Ellis dan Celia Roberts (Rod Ellis, ed., 1987) mengemukakan dua pendekatan untuk investigasi pemerolehan B2. Pendekatan pertama mencoba mencari jawab atas pertanyaan . Bagaimana studi mengenai pemerolehan B2 dapat menjelaskan masalah pemerolehan kode linguistik?.
Pendekatan kedua mencari jawab atas pertanyaan "Bagaimana konteks sosial memberi tahu kita mengenai cara Si-Belajar mengembangkan kompetensi komunikatif di dalam B2?"
Pada dasarnya, menurut para ahli sosiolinguistik, bahasa menyangkut pilihan. Kita kemudian harus memahami apa yang dimaksud dengan konteks dengan memperhatikan baik faktor linguistik maupun ekstra-linguistik yang mempengaruhi pilihan bahasa.
Istilah konteks sering didefinisikan dengan acuan kepada situasi aktual dimana suatu peristiwa komunikasi berlangsung. Padahal jelas tidak semua yang ada pada situasi tersebut akan mempengaruhi pilihan bahasa, hingga bagi seorang sosiolinguis, 'konteks' terdiri dari aspek-aspek situasi yang mengaktifkan pilihan. Kita harus mengenal bahwa 'situasi aktual' (lihat Lyons, 1977) terdiri dari baik elemen linguistik maupun ekstralinguistik. Umumnya unsur linguistik disebut konteks linguistik dan unsur ekstralinguistik disebut konteks situasional.
Konsep mengenai kompetensi komunikatif pertama kali diperkenalkan oleh Hymes di pertengahan tahun 1960. Hymes tertarik pada tingkat kompetensi yang diperlukan penutur agar mereka mendapat keanggotaan dari komunitas ujaran tertentu. Dia meneliti mengenai faktor-faktor apa saja, terutama faktor sosio-budaya yang diperlukan selain kompetensi gramatikal oleh penutur yang terlibat di dalam interaksi bermakna. Hymes menunjukkan bagaimana variasi bahasa berkorelasi dengan norma-norma sosial dan budaya dari interaksi publik tertentu, dari peristiwa ujaran (speech event). Namun dia tidak melihat pada cara-cara spesifik dimana interaksi terjadi.
Barulah Schegloff (1982) yang meneliti percakapan sebagai suatu 'ongoing accomplishment'. Ternyata percakapan menunjukkan secara sistematis diorganisir para penutur dan organisasi ini bersifat mendasar untuk menjelaskan bagaimana interaksi dilakukan.
Gumperz (1984) meninjau kembali pendapat mengenai kompetensi komunikatif dan menyarankan bahwa kompetensi tersebut tidak didefinisikan dalam hubungannya dengan aturan yang harus dipakai oleh para penutur, seperti yang dilakukan oleh ahli sosiolinguistik yang lain. Menurut Gumperz kompetensi komunikatif berkaitan dengan hal menciptakan kondisi yang memungkinkan interpretasi yang dipahami bersama (shared).
Canale (1983b) di dalam perspektif pedagogis dari kompetensi komunikatif mengakui bahwa kita tahu hanya sedikit tentang aspek-aspek yang berbeda dari kompetensi berinteraksi. Namun, Canale dan Swain (1980) serta Canale (1983b) dalam Ellis (ed., 1987) mengusulkan kerangka kerja bagi kompetensi komunikatif yang dapat menolong di dalam mengkategorikan penggunaan bahasa Si-Belajar untuk tujuan-tujuan assessment. Konteks terdiri dari apa yang diciptakan di dalam interaksi dan apa yang dibawa ke dalamnya dengan cara presuposisi mengenai dunia, pengetahuan interaksi dan pengetahuan mengenai kode linguistik. Pemakai bahasa perlu mengembangkan baik pengetahuannya sendiri dan juga keterampilan untuk melaksanakan interaksi dan mempertahankan keterlibatannya di dalam percakapan. Ini semua dikembangkan secara interaksional.
Tidak banyak riset yang mengungkapkan bagaimana kompetensi komunikatif secara interaksional diselesaikan, baik interaksi lisan maupun interaksi dengan teks tertulis. Hal ini agak mengherankan sebab secara luas diakui bahwa interaksi menyediakan kesempatan bagi kompetensi komunikatif, dan suasana kelas, bagaimana pun formal serta jauh dari realitas interaksi sehari-hari yang terjadi di luar kelas, yang pada dasarnya adalah lingkungan interaktif.

5. Situasi Pengajaran Bahasa
Apa pun teori mengenai bagaimana seseorang memperoleh B-2, buku-buku metodologi pengajaran bahasa (yang dapat diasumsikan sebagai pengajaran bahasa sebagai B2, pada dasarnya tetap memperhatikan bentuk, kemudian baru fungsi. Ini jelas terlihat pada buku panduan mengajar bahasa yang berjudul A Practical Handbook of Language Teaching (David Cross, 1991) yang dapat dianggap sebagai aplikasi dari teori-teori tentang pemerolehan bahasa.
Dari realitas yang dapat diambil dari salah satu contoh buku ajar berjudul Making Waves (Loader, dan Wilkinson, 1991) yang masing-masing jilid terdiri dari 30 unit, pada tiap unitnya disampaikan masalah dan lingkup yang dibahas, yakni : struktur, topik, fungsi, ucapan, mendengarkan, membaca, menulis, berbicara, serta menolong diri sendiri (self-help).
Dari contoh tersebut nampak, walaupun buku tersebut memuat materi yang yung berupa fungsi. Nampaknya latihan-latihan yang dulunya dianggap terlalu mekanistis, penggunaan lab bahasa yang merupakan produk aural-oral approach, tetap dijalankan, dengan langkah perkembangan selanjutnya menuju komunikasi yang nyata di dalam konteks. Namun, karena konteksnya adalah tetap konteks ruang kelas, dan konteks kehidupan sehari-hari hanya ditampilkan di dalam rekaman (kemudian juga di dalam rekaman video), maka tetap diharapkan Si-Belajar kelak dapat terjun ke dalam konteks kehidupan sehari-hari yang sesungguhnya.

6. Pengajaran Bahasa Indonesia untuk Orang Asing
Teori yang sudah dikemukakan di atas tentunya dapat diterapkan dalam pengajaran bahasa Indonesia untuk orang asing. Teori-teori tersebut harus dipilah-pilah agar dapat digunakan untuk pelajaran tertentu. Di masa lalu kita mengenal istilah Eclectic Method, yang sering dengan gampang diterjemahkan dengan Metode Campuran. Kita tahu bahwa Translation Method, misalnya, dianggap tidak baik untuk mengajarkan B2, namun untuk materi pelajaran tertentu, metode itu dianggap lebih efektif.
Tentu saja pengajaran bahasa Indonesia untuk orang asing juga menghadapi sejumlah masalah, seperti masalah perbedaan struktur bahasa dan masalah budaya. Sebagai contoh, pertanyaan:
"Apa kabar? Anak-anak sehat semua?" tidak mengharapkan jawaban seperti, "Oh, anak saya suka menangis dan masih ngompol. Sekarang dia sedang sakit."
Kelebihan pengajaran bahasa Indonesia untuk orang asing dengan setting belajar di Indonesia cukup banyak, terutama penyediaan konteks komunikasi sehari-hari. Konteks ruang kelas, atau ruang kursus, dengan segera dapat dihubungkan dengan konteks sosial.
Jika pengajaran tersebut berlangsung di Bali, maka guru harus memikirkan untuk memperkenalkan bahasa Indonesia variasi Bali, dan bukan sekedar bahasa Indonesia formal. Kalau tidak, Si-Belajar ketika berada di dalam masyarakat, selain akan menghadapi kesulitan seperti yang dicontohkan di atas, juga akan bingung dengan ungkapan khas bahasa Indonesia variasi Bali, seperti: . lagi dua hari. , 'kemarin lusa', 'dia dapat pulang', 'ini dapat minta' dan sebagainya.
Namun karena Si-Belajar dapat segera terjun ke dalam konteks sosial komunikasi di dalam bahasa Indonesia variasi Bali, maka diharapkan dia dapat segera menyesuaikan diri dan mungkin dikoreksi oleh para penutur bahasa ini ketika mereka melakukan komunikasi.
Teori apa pun yang dipakai, harus diingat bahwa untuk mencapai pemerolehan bahasa tetap diperlukan berbagai latihan yang mungkin agak berbau mekanistis, juga mempelajari tatabahasa bahasa Indonesia.
Bacaan pilihan:
Cross, David. 1991. Practical Handbook of Language Teaching. London: Villiers House.
Ellis, Rod, ed. 1987. Second Language Acquisition in Context. London: Prentice Hall International Ltd (UK).
Huxley, Julie, et al. 1991. Making Waves. London: Penguin Group.
Soenardji, Dr. 1989. Sendi-sendi Linguistika Bagi Kepentingan Pengajaran Bahasa. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Pengem-bangan LPTK.

tentang membaca

PENGARUH KETERLIBATAN ORANG TUA
TERHADAP MINAT MEMBACA ANAK
DITINJAU DARI PENDEKATAN STRES LINGKUNGAN

Soejanto Sandjaja
Minat membaca anak Sekolah Dasar masih rendah dan belum ada
cara yang efektif untuk meningkatkannya. Keterlibatan orang tua
diyakini dapat meningkatkan minat membaca anak. Dalam keluarga
miskin, keterlibatan orang tua menjadi berkurang karena orang tua
mengalami stres tingkat tinggi, sehingga mereka kurang dapat
meningkatkan minat membaca anak. Namun keluarga miskin yang
mendapat dukungan sosial, mereka dapat mengatasi stres keluarga
dan mau terlibat untuk menolong anak dalam membaca sehingga
minat membaca anak juga meningkat.
Pendahuluan
Tiap bulan September diperingati sebagai Bulan Gemar Membaca dan Hari
Kunjung Perpustakaan. Melalui peingatan itu diharapkan masyarakat menjadi gemar
membaca, khususnya anak-anak Sekolah Dasar (SD); sebab membaca adalah kunci untuk
keberhasilan belajar siswa di sekolah. Kemampuan membaca dan minat membaca yang
tinggi adalah modal dasar untuk keberhasilan anak dalam berbagai mata pelajaran.
Sejak tahun 1995 sampai sekarang, media massa selalu memuat berita mengenai
minat membaca masyarakat, terutama minat membaca anak-anak SD. Misal harian Suara
Merdeka menulis tajuk rencana dengan judul Kegemaran Membaca Belum Seperti Yang
Diharapkan (Suara Merdeka, 1995). Kompas memuat artikel Rumah Baca, Upaya
Menumbuhkan Minat Baca (Kompas, 1995) dan Pikiran Rakyat (2000) melalui tulisan
Wakidi yang berjudul Minat Membaca Anak Sekolah Dasar juga ikut prihatin dengan
minat membaca anak SD yang rendah. Media elektronik seperti televisi juga ikut
menayangkan iklan layanan masyarakat untuk meningkatkan minat membaca
Tulisan di surat kabar dan tayangan iklan layanan masyarakat di televisi pada
intinya menyuarakan kepihatinan terhadap minat membaca anak-anak yang masih rendah.
Padahal masalah minat membaca merupakan persoalan yang penting dalam dunia
pendidikan. Anak-anak SD yang memiliki minat membaca tinggi akan berprestasi tinggi
di sekolah, sebaliknya anak-anak SD yang memiliki minat membaca rendah, akan rendah
pula prestasi belajarnya (Wigfield dan Guthrie, 1997).
1
________________________________________
Page 2
2
Hampir tiap tahun orang tua diingatkan untuk menanamkan dan menumbuhkan
minat membaca anak melalui media massa, namun keluhan bahwa minat membaca anak
tetap rendah masih selalu terdengar. Nampaknya belum ditemukan cara yang efektif
untuk melibatkan orang tua dalam menolong meningkatkan minat membaca. Belum
banyak diteliti mengenai faktor-faktor yang menentukan bagaimana cara melibatkan
orang tua untuk meningkatkan minat membaca anak. Pemahaman terhadap faktor-faktor
tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan intervensi yang efektif untuk
meningkatkan keterlibatan orang tua dalam menumbuhkan minat membaca anak di
keluarga masing-masing.
Kesulitan untuk melibatkan orang tua menjadi makin bertambah pada keluarga
dengan sosial ekonomi rendah. Krisis ekonomi, bencana alam dan kerusuhan di beberapa
daerah di Indonesia menambah jumlah keluarga miskin sehingga mereka tersisih dari
kehidupan kota dan tinggal di kantong-kantong kemiskinan. Mereka sering mengalami
pertengkaran dalam masalah keuangan keluarga sehingga mengalami stres tiap hari. Stres
ini mkin bertambah tinggi oleh stres kerja, tinggal di daerah kumuh, panas, bising dan
sesak, persoalan kegagalan pendidikan anak dan laju kelahiran anak yang sulit
dikendalikan. Tumpukan stres ini menyita dan membuang energi orang tua untuk hal
yang negatif dan perhatian mereka tidak terpusat untuk terlibat menolong anak dalam
membaca sehingga minat membaca anak tidak tumbuh dan berkembang.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka secara berurutan akan dibahas
mengenai minat membaca anak, pendekatan stres lingkungan dan yang terakhir pengaruh
keterlibatan orang tua terhadap minat membaca anak ditinjau dari pendekatan stres
lingkungan.
Minat Membaca Anak
Aktivitas membaca akan dilakukan oleh anak atau tidak sangat ditentukan oleh
minat anak terhadap aktivitas tersebut. Di sini nampak bahwa minat merupakan motivator
yang kuat untuk melakukan suatu aktivitas.
Secara umum minat dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan yang
menyebabkan seseorang berusaha untuk mencari ataupun mencoba aktivitas-aktivitas
dalam bidang tertentu. Minat juga diartikan sebagai sikap positif anak terhadap aspek-
aspek lingkungan. Ada juga yang mengartikan minat sebagai kecenderungan yang tetap
untuk memperhatikan dan menikmati suatu aktivitas disertai dengan rasa senang.
________________________________________
Page 3
3
Meichati (1972) mengartikan minat adalah perhatian yang kuat, intensif dan menguasai
individu secara mendalam untuk tekun melalukan suatu aktivitas.
Aspek minat terdiri dari aspek kognitif dan aspek afektif. Aspek kognitif berupa
konsep positif terhadap suatu obyek dan berpusat pada manfaat dari obyek tersebut.
Aspek afektif nampak dalam rasa suka atau tidak senang dan kepuasan pribadi terhadap
obyek tersebut.
Membaca adalah proses untuk memperoleh pengertian dari kombinasi beberapa
huruf dan kata. Juel (1988) mengartikan bahwa membaca adalah proses untuk mengenal
kata dan memadukan arti kata dalam kalimat dan struktur bacaan. Hasil akhir dari proses
membaca adalah seseorang mampu membuat intisari dari bacaan.
Secara operasional Lilawati (1988) mengartikan minat membaca anak adalah
suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang terhadap
kegiatan membaca sehingga mengarahkan anak untuk membaca dengan kemauannya
sendiri. Aspek minat membaca meliputi kesenangan membaca, kesadaran akan manfaat
membaca, frekuensi membaca dan jumlah buku bacaan yang pernah dibaca oleh anak.
Sinambela (1993) mengartikan minat membaca adalah sikap positif dan adanya rasa
keterikatan dalam diri anak terhadap aktivitas membaca dan tertarik terhadap buku
bacaan. Aspek minat membaca meliputi kesenangan membaca, frekuensi membaca dan
kesadaran akan manfaat membaca.
Berdasar pendapat-pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa minat
membaca adalah kekuatan yang mendorong anak untuk memperhatikan, merasa tertarik
dan senang terhadap aktivitas membaca sehingga mereka mau melakukan aktivitas
membaca dengan kemauan sendiri. Aspek minat membaca meliputi kesenangan
membaca, frekuensi membaca dan kesadaran akan manfaat membaca.
Minat membaca perlu ditanamkan dan ditumbuhkan sejak anak masih kecil sebab
minat membaca pada anak tidak akan terbentuk dengan sendirinya, tetapi sangat
dipengaruhi oleh stimulasi yang diperoleh dari lingkungan anak. Keluarga merupakan
lingkungan paling awal dan dominan dalam menanamkan, menumbuhkan dan membina
minat membaca anak. Orang tua perlu menanamkan kesadaran akan pentingnya membaca
dalam kehidupan anak, setelah itu baru guru di sekolah, teman sebaya dan masyarakat.
Mulyani (1978) berpendapat bahwa tingkat perkembangan seseorang yang paling
menguntungkan untuk pengembangan minat membaca adalah pada masa peka, yaitu
sekitar usia 5 s/d 6 tahun. Kemudian minat membaca ini akan berkembang sampai dengan
masa remaja.
________________________________________
Page 4
4
Minat membaca pertama kali harus ditanamkan melalui pendidikan dan
kebiasaan keluarga pada masa peka tersebut. Anak usia 5 s/d 6 tahun senang sekali
mendengarkan cerita. Mula-mula mereka tertarik bukan pada isi ceritanya, tetapi pada
kenikmatan yang diperoleh dalam kedekatannya dengan orang tua. Ketika duduk bersama
atau duduk di pangkuan orang tua, anak merasakan adanya kasih sayang dan kelembutan.
Suasana yang menyenangkan dan didukung oleh buku cerita yang penuh gambar-gambar
indah akan membuat anak menjadi tertarik dan senang menikmati cerita dari buku.
Melalui proses imitasi, anak akan suka menirukan aktivitas membacakan cerita yang
dilakukan oleh orang tuanya. Peniruan ini akan semakin diulang bila anak juga sering
melihat orang tua melakukan aktivitas membaca. Anak akan meniru gaya dan tingkah
laku orang tua dalam membaca. Kemudian setelah anak mampu membaca sendiri, maka
ia akan senang sekali mempraktekkan kemampuan membacanya dengan membaca sendiri
buku-buku yang tersedia di rumah. Kemauan untuk membaca buku atas inisiatif diri
sendiri ini adalah awal tumbuhnya minat membaca anak. Perkembangan selanjutnya dari
minat membaca ini dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Ada dua kelompok besar faktor yang mempengaruhi minat membaca anak, yaitu
faktor personal dan faktor institusional (Purves dan Beach, dalam Harris dan Sipay,
1980). Faktor personal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri anak, yaitu meliputi usia,
jenis kelamin, inteligensi, kemampuan membaca, sikap dan kebutuhan psikologis.
Sedangkan faktor institusional adalah faktor-faktor di luar diri anak, yaitu meliputi
ketersediaan jumlah buku-buku bacaan dan jenis-jenis bukunya, status sosial ekonomi
orang tua dan latar belakang etnis, kemudian pengaruh orang tua, guru dan teman sebaya
anak
Ada perbedaan minat anak terhadap buku bila ditinjau dari usia kronologis anak.
Ediasari (Ayahbunda, 1983) berpendapat bahwa pada usia antara dua sampai dengan
enam tahun anak-anak menyukai buku bacaan yang didominasi oleh gambar-gambar
yang nyata. Pada usia tujuh tahun anak menyukai buku yang didominasi oleh gambar-
gambar dengan bentuk tulisan besar-besar dan kata-kata yang sederhana dan mudah
dibaca. Biasanya pada usia ini anak sudah memiliki kemampuan membaca permulaan dan
mereka mulai aktif untuk membaca kata. Pada usia 8 s/d 9 tahun, anak-anak menyukai
buku bacaan dengan komposisi ganbar dan tulisan yang seimbang. Mereka biasanya
sudah lancar membaca, walaupun pemahaman mereka masih terbatas pada kalimat
singkat dan sederhana bentuknya. Kemudian pada usia 10 s/d 12 tahun anak lebih
menyukai buku dengan komposisi tulisan lebih banyak daripada gambar. Pada usia ini
________________________________________
Page 5
5
kemampuan berpikir abstrak dalam diri anak mulai berkembang sehingga mereka dapat
menemukan intisari dari buku bacaan dan mampu menceritakan isinya kepada orang lain.
Munandar (1986) menemukan ada perbedaan minat anak terhadap isi cerita
ditinjau dari perkembangan usia kronologis anak. Pada usia 3 s/d 8 tahun anak menyukai
buku cerita yang berisi mengenai binatang dan orang–orang di sekitar anak. Pada masa
ini anak bersikap egosentrik sehingga mereka menyukai isi cerita yang berpusat pada
kehidupan di seputar dirinya. Mereka juga menyukai cerita khayal dan dongeng. Pada
usia 8 – 12 tahun anak menyukai isi cerita yang lebih realistik.
Munandar juga menemukan ada perbedaan umum antara minat membaca anak
laki-laki dan perempuan dalam sifat dan tema cerita, walaupun perbedaan ini tidak
bersifat pilah sama sekali; artinya anak-anak perempuan juga menikmati bacaan anak-
anak laki-laki dan sebaliknya. Pada umumnya anak-anak perempuan menyukai buku
cerita dengan tema kehidupan keluarga dan sekolah. Anak-anak laki-laki lebih menyukai
buku cerita mengenai pertualangan, kisah perjalanan yang seram dan penuh ketegangan,
cerita kepahlawanan dan cerita humor.
Faktor institusional memiliki pengaruh yang kuat terhadap perkembangan minat
membaca anak. Keluarga dengan status sosial ekonomi tinggi, mampu menggunakan
tingkat pendidikannya yang tinggi untuk memperoleh informasi mengenai buku-buku
yang perlu untuk perkembangan kognitif dan afektif anak. Didukung oleh penghasilan
mereka yang cukup tinggi, maka orang tua dapat menyediakan buku-buku bacaan untuk
anak dengan jenis yang beragam. Slavin (1998) menemukan ada perbedaan aktivitas
orang tua dalam membimbing anak antara keluarga dengan status sosial ekonomi tinggi
dengan status sosial ekonomi rendah. Orang tua dengan status sosial ekonomi tinggi
memiliki harapan tinggi terhadap keberhasilan anak di sekolah dan mereka sering
memberi penghargaan terhadap pengembangan intelektual anak. Mereka juga mampu
menjadi model yang bagus dalam berbicara dan aktivitas membaca. Orang tua sering
membaca bersama anak, memberika pujian kepada anak saat anak membaca buku atas
inisiatif sendiri, membawa anak ke toko buku dan mengunjungi perpustakaan dan mereka
menjadi model bagi anak dengan lebih sering memanfaatkan waktu luang untuk
membaca.
Orang tua dengan status sosial ekonomi rendah sering memberi contoh negatif
dalam berbicara, terutama saat mereka bertengkar karena keterbatasan keuangan
keluarga. Mereka juga jarang memuji anak ketika anak membaca, bahkan orang tua
memiliki pengharapan rendah terhadap keberhasilan sekolah anak sehingga mereka tidak
________________________________________
Page 6
6
mau terlibat untuk membantu pekerjaan rumah anak atau tugas sekolah yang lain. Akibat
selanjutnya anak menjadi tidak berprestasi di sekolah dan hal ini menambah tekanan
keluarga ketika orang tua dipanggil ke sekolah untuk mempertanggungjawabkan
kegagalan pendidikan anak. Nampak bahwa keluarga dengan status sosial ekonomi
rendah mengalami stres yang tinggi.
Pendekatan Stres Lingkungan
Pendekatan stres lingkungan sering digunakan secara luas dalam psikologi
lingkungan. Stresor seperti kebisingan, kepadatan penduduk dan kesesakan, tekanan
kerja, bencana alam, polusi dll adalah lingkungan aversif yang mengancam kesejahteraan
manusia. Sebagai variabel mediator, stres didefiniskan sebagai reaksi terhadap
lingkungan aversif (Bell dkk, 1996). Reaksi tersebut meliputi komponen emosi, perilaku
dan fisiologis. Komponen fisiologis sering dinamakan stres sistemik, sedangkan
komponen emosi dan tingkah laku dinamakan stres psikologis. Karena stres sistemik dan
stres psikologis adalah saling berkaitan dan tidak terjadi sendiri-sendiri, maka psikolog
lingkungan biasanya memadukan keduanya dalam satu teori yang dinamakan model stres
lingkungan. Dalam model ini, stresor menunjuk kepada komponen lingkungan sedangkan
response stres menunjukkan reaksi yang disebabkan oleh komponen lingkungan.
Ada tiga karakteristik utama stresor, yaitu peristiwa kataklismik (cataclysmic
events), stres personal (personal stressors) dan stresor latar belakang (background
stressors). Kejadian atau peristiwa kataklismik memiliki beberapa karakteistik dasar,
yaitu biasanya terjadi secara tiba-tiba dengan sedikit tanda-tanda atau bahkan tidak ada
tanda-tanda akan terjadi suatu peristiwa. Pengaruhnya sangat kuat sehingga muncul
response universal dan melibatkan sejumlah besar orang. Kekuatan kataklismik yang
mendadak menimbulkan rasa bingung pada korban, biasanya membutuhkan usaha sangat
besar untuk melakukan koping secara efektif. Koping stres yang efektif berupa afiliasi
satu sama lain dengan cara berbagi pendapat dan rasa. Bila koping tidak berhasil maka
akan muncul ketidakberdayaan dan sikap pasif. Contoh peristiwa kataklismik adalah
bencana alam, perang, kebocoran nuklir, kebakaran hebat dll.
Stresor personal meliputi kesakitan, kematian suami atau istri atau anak yang
disayangi, pemutusan hubungan kerja dll yang biasanya dialami oleh seseorang dan
membawa pengaruh yang buruk. Strategi koping yang efektif untuk stresor personal
biasanya adalah dukungan sosial.
________________________________________
Page 7
7
Background stressors dibedakan menjadi dua, yaitu daily hassles yang sering
dinamakan juga stresor mikro, bersifat stabil dan intensitasnya rendah; misalnya adalah
kehilangan barang, terlambat kerja, tekanan karena pekerjaan rumah tangga dan hal-hal
lain yang bersifat rutin; dan ambient stressors atau stresor kronis yang bersifat global,
misalnya polusi air dan udara, kebisingan, kepadatan dan kesesakan tempat hunian,
kemacetan lalulintas dll yang bersifat masalah masyarakat pada umumnya.
Smet (1994) menemukan ada beberapa stresor dalam keluarga, yaitu perselisihan
dalam masalah keuangan, perasaan saling acuh tak acuh, perbedaan yang tajam dalam
menentukan tujuan, kebisingan karena suara radio, televisi atau tape yang dinyalakan
dengan suara keras sekali, keluarga yang tinggal di lingkungan yang terlalu sesak, dan
kehadiran adik baru. Stresor lain dalam keluarga adalah kehilangan anak yang disayangi
akibat bencana alam, kesakitan atau kecelakaan, kematian suami atau istri.
Burr dan Klein (1994) menemukan ada enam stresor dalam stres keluarga, yaitu
perekonomian keluarga menjadi bangkrut, anak mengalami cacat fisik atau mental
sehingga harus di rawat di rumah sakit, remaja yang sulit dididik sehingga harus dibawa
ke psikiater, anak yang mengalami penyempitan otot, ketidaksuburan pasangan suami dan
istri, perubahan peran dalam rumah tangga.
Karakteristik response stres meliputi response fisiologis, strategi koping dan
adaptasi. Response fisiologis bersifat otomatis dan menurut Selye (dalam Bell dkk, 1996)
ada tiga tahap sindrome adaptasi umum yaitu tahap reaksi alarm, tahap resistensi dan
tahap kelelahan. Reaksi alarm terhadap stresor bersifat proses otomatis, misal detak
jantung meningkat, pengeluaran adrenalin, keringat dingin dll. Tahap resistensi juga
dimulai dengan proses otomatis untuk menghadapi stresor, misal pada udara yang panas,
secara otomatis tubuh mengeluarkan keringat. Bila mekanisme keseimbangan tidak
tercapai, maka akan terjadi tahap ketiga, yaitu tahap kelelahan yang mengakibatkan
beberapa penyakit seperti tukak lambung, pembengkakan adrenal dan gagal ginjal.
Strategi koping adalah perpaduan antara fungsi dari faktor individu dan
situasional, meliputi melarikan diri dari stresor, serangan fisik atau verbal, dan kompromi.
Pada dasarnya ada dua kategori strategi koping, yaitu aksi langsung atau berfokuskan
pada masalah, misal mencari informasi, melarikan diri / menghindari stresor, mencoba
memindahkan atau menghentikan stresor; dan paliatif atau berfokuskan emosi, misal
menggunakan mekanisme pertahanan diri seperti penyangkalan, rasionalisasi, reaksi
formasi dll, penggunaan obat-obatan, relaksasi dll. Adaptasi terjadi ketika stimulus
aversif muncul berulang kali dan response stres terhadap stresor menjadi makin lemah
________________________________________
Page 8
8
dan bertambah lemah. Proses berikutnya setelah adaptasi adalah terjadi aftereffects, yaitu
akibat jangka panjang setelah stresor berhenti.
Pengaruh Keterlibatan Orang Tua terhadap Minat Membaca Anak Ditinjau dari
Pendekatan Stres Lingkungan
Dalam keluarga yang miskin, penghasilan suami dan atau istri yang rendah sering
menjadi pemicu pertengkaran dalam keluarga. Akibat lebih lanjut dari pertengkaran
adalah suami dan istri menjadi saling tidak peduli. Orang tua dengan tingkat pendidikan
yang rendah ternyata sulit untuk mengendalikan kelahiran anak, sehingga jumlah
kelahiran anak menjadi bertambah (Semaoen, Hani, Kiptiyah, 2000). Kehadiran anak atau
adik baru bagi anak yang lebih tua menimbulkan stres bagi ibu dan ayah. Ibu akan
merasakan stres selama kehamilan, apalagi bila anak yang dikandung adalah anak yang
ketiga atau keempat dimana muncul rasa bersalah tidak mentaati program Keluarga
Berencana, dan pasca melahirkan. Stres pada ayah berkaitan dengan rasa kuatir akan
berubahnya interaksi antara suami dan istri dan timbul kekuatiran akan tambahan beaya
hidup.
Biasanya keluarga miskin ini tinggal di kantong-kantong kemiskinan dengan luas
rumah yang sangat terbatas, kumuh, panas, bising dan sesak. Tinggal di lingkungan yang
terlalu sesak dapat menimbulkan stres dan akibat selanjutnya orang menjadi kurang suka
menolong orang lain (Bell dkk, 1996).
Keluarga yang tinggal di daerah slums, biasanya tetap memiliki gambaran
kualitas rumah yang ideal. Mereka biasanya masih mendambakan rumah berkualitas
dengan ciri-ciri adanya kontinuitas, yaitu rasa memiliki rumah secara permanen; ada
privasi, ada tempat untuk mengekspresikan diri, identitas personal yaitu berkaitan dengan
simbol diri mereka dan keinginan untuk menunjukkan rumah kepada orang lain; relasi
sosial, kehangatan dan tempat untuk berteduh dan berlindung (Smith, 1994). Ketiadaan
ruang untuk ekspresi diri, yaitu untuk mengembangkan intelektual dan kepribadian anak;
maupun kehangatan yang ditandai dengan adanya suasana persahabatan dan dukungan
untuk berprestasi, menghalangi orang tua untuk menolong anak dalam aktivitas membaca
maupun aktivitas belajar yang lain.
Perselisihan dalam keluarga, perasaan saling tidak peduli, kesesakan karena
keterbatasan luas rumah dan terlalu banyak anak, kebisingan, kurang ruang untuk
ekspresi diri dan kehangatan merupakan stresor yang kuat dalam keluarga miskin. Stresor
________________________________________
Page 9
9
ini masih ditambah dengan adanya interaksi orang tua dengan fihak lain di luar
lingkungan rumah, yaitu tekanan kerja di tempat kerja. Ada konflik antara tuntutan kerja
dengan tuntutan keluarga. Keluarga menuntut penghasilan yang lebih tinggi untuk
menutup beaya kehidupan sehari-hari, sedangkan di tempat kerja orang tua juga dituntut
untuk lebih profesional dalam bekerja namun tidak mampu karena keterbatasan tingkat
pendidikan dan kekurangan ketrampilan kerja.
Stresor yang lain adalah pengalaman stres anak-anak di sekolah. Orang tua
jarang terlibat untuk membantu anak dalam mengerjakan pekerjaan rumah maupun
aktivitas belajar anak yang lain menyebabkan anak tidak mampu mengerjakan pekerjaan
rumah. Ketidakbiasaan membuat pekerjaan rumah menjadikan anak tidak terlatih
sehingga anak sering gagal dan ditertawakan bila harus mengerjakan tugas di depan kelas.
Dua hal ini menjadikan anak juga mengalami stres. Orang tua juga akan bertambah stres
ketika dipanggil oleh pihak sekolah guna mempertanggungjawabkan kegagalan
pendidikan anak.
Stres dalam keluarga berinteraksi dengan stres dari luar lingkungan rumah
menimbulkan stres tingkat tinggi dalam diri orang tua. Hal ini menyita waktu orang tua
dan membuang energi dan perhatian mereka sehingga secara psikologis mereka tidak
mampu untuk terlibat menolong anak dalam aktivitas membaca. Ketidakterlibatan orang
tua dalam aktivitas membaca mengakibatkan minat membaca anak tetap rendah (Grolnick
dkk, 1997).
Penelitian Grolnick dkk ini berbeda dengan hasil penemuan Morrow dan Young
(1997) yang menemukan bahwa kegiatan membaca bersama antara anak dan orang
tuanya berpengaruh terhadap sikap dan minat membaca anak. Melalui program membaca
bersama antara orang tua dan anak, anak-anak menjadi suka mengisi waktu luangnya
dengan aktivitas membaca, mereka suka membaca bersama orang dewasa yang lain, suka
membaca majalah dan buku-buku yang ada di rumah dan di perpustakaan sekolah.
Kondisi sosial ekonomi keluarga dalam penelitian Morrow dan Young juga tergolong
rendah, namun mereka merasa mendapat dukungan sosial melalui program membaca
keluarga. Buku-buku dan perlengkapan membaca merupakan dukungan instrumental
untuk mendidik anak, program pelatihan untuk orang tua agar terlibat secara efektif
dalam program membaca keluarga merupakan dukungan informatif yang sangat berguna
bagi orang tua untuk memberikan dukungan penghargaan dan emosi kepada anak saat
mereka membaca bersama.
________________________________________
Page 10
10
Penutup
Pendekatan stres lingkungan dapat digunakan untuk menolong memprediksikan
bermacam-macam akibat yang ditimbulkan oleh kerusakan lingkungan fisik, sosial
maupun psikologis. Namun perlu dicermati bahwa pendekatan stres lingkungan secara
tunggal sering menimbulkan kekaburan dalam mengidentifikasi stresor. Model stres
lingkungan juga sering sulit secara pasti memprediksikan strategi koping yang akan
digunakan oleh keluarga untuk menghadapi stresor, sebab antara satu keluarga dengan
keluarga lain mungkin berbeda walaupun tinggal dalam lingkungan dan kondisi sosial
ekonomi sama. Ketergantungan pada konteks keluarga dan adanya perbedaan individual
masih merupakan suatu tantangan psikologi lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
Ayahbunda, Jakarta, September No. 18, 1983
Bell, P.A., Greene, T.C., Fisher, J.D., and Baum, A. 1996. Enviromental Psychology.
Fourth Edition. Orlando : Harcourt Brace College Publishers.
Burr, W.C., and Klein, S.R. 1994. Reexamining Family Stress : New Theory and
Research. California : Sage Publishers, Inc.
Grolnick, W.S., Benjet, C., Kurowski, C.O., and Apostoleris, N.H. 1997. Predictors of
Parent Involvement in Children’s Schooling. Journal of Educational
Psychology. 89 ( 3), 538 – 548.
Harris, A., and Sipay, E. 1980. How To Increase Reading Ability.. New York : Longman,
Inc.
Juel, C. 1988. Learning to Read and Write : A Longitudinal Study of 54 Children from
First through Fourth Grade. Journal of Educational Psychology, 80 (4), 437 –
447.
Kompas, Jakarta, 22 Januari 1995
Lilawati, 1988. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orang Tua, Stimulasi Membaca
dari Orang Tua dan Inteligensi dengan Minat Membaca Pada Anak Kelas V
Sekolah Dasar. Skripsi. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gadjah
Mada.
Meichati, S. 1978. Motivasi Pembaca. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada.
Morrow, L..M., and Young, J. 1997. A Family Literacy Program Connecting School and
home : Effects on Attitude, Motivation and Literacy Achievement. Journal of
Educational Psychology, 89 ( 4), 736 - 742.
________________________________________
Page 11
11
Mulyani, A.N. 1981. Pembinaan Minat Baca dan Promosi Perpustakaan. Berita
Perpustakaan Sekolah, I, 24 – 29.
Munandar, S.C.U. 1986. Memupuk Minat Untuk Membaca. Jakarta : IKAPI.
Pikiran Rakyat, Bandung, 15 Juli 2000
Semaoen, I., Hani, E.S. dan Kiptiyah, S.M. 2000. Strategi Orang tua Di Perdesaan Miskin
dalam Upaya Peningkatan Kualitas Anak. Jurnal Ilmu-ilmu Sosial, 12 ( 1 ), 10
– 17.
Sinambela, N.L. 1993. Hubungan Minat Membaca dengan Kreativitas Pada Siswa-siswi
Kelas II SMP Negeri 5 Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta : Fakultas Psikologi
Universitas Gadjah Mada.
Slavin, R. 1998. Educational Psychology : Theory and Practice. Fourth Edition. Boston :
Allyn and Bacon.
Smeth, B. 1994. Psikologi Kesehatan. Jakarta : PT : Gramedia
Smith, S.G. 1994. The Essential Qualities of Home. Journal of Enviromental
Psychology, 14, 31 – 46.
Suara Merdeka, Semarang, 15 September 1995.
Wigfield, A., and Guthrie, J.T. 1997. Relations of Children’s Motivation for Reading to
the Amount and Breadth of Their Reading. Journal of Educational Psychology,
89 ( 3 ), 420 – 432.

This is the html version of the file http://metos2004.tripod.com/ilimumembaca.doc.
Google automatically generates html versions of documents as we crawl the web.
ILMU MEMBACA DAN KEMAHIRAN MEMBACA
SERTA KEPERLUANNYA
DALAM KEHIDUPAN HARIAN SESEORANG INDIVIDU
MEMBACA
Apakah membaca?
Pertamanya kita perlu dapat mendefinisikan 'membaca'.
Kita ketahui bahawa definisi membaca itu amat luas pengertiannya dan ia bergantung pada pelbagai fakta yang kita kemukakan seperti:
o siapa yang membaca
o tujuan membaca
o apa yang dibaca
o bila dan di mana kita membaca

Soalan: Cuba anda definisikan membaca mengikut persepsi, pengalaman dan pengetahuan anda tentang membaca.
Membaca ialah satu proses yang kompleks yang menggabungkan pengetahuan (bahasa, skrip - bentuk penulisan iaitu sistem penulisan, ejaan, tatabahasa dll., buku – bahan yang hendak dibaca, isi kandungan – latar belakang bahan/mata pelajaran yang hendak dibaca), kebolehan (fizikal – mata, pancaindera serta anggota – tangan, mental - untuk melakukan kesemua aktiviti membaca secara kognitif seperti memilih, membuat telahan, bersetuju/tidak dengan pendapat penulis kerana proses membaca itu ialah satu proses aktif di mana pembaca berinteraksi dengan penulis secara kritis) , dan kemahiran mental dan fizikal (mental – kebolehan untuk menerima/menolak dengan apa yang dikatakan oleh penulis iaitu ada perlakuan minda (mind act), fizikal – ada perlakuan fizikal semasa membaca).
Membaca itu berkesan sekiranya maklumat yang baru tiba/ditemui (dari buku yang sedang dibaca) dapat dikaitkan dengan maklumat yang sedia ada pada pembaca.
Pembacaan boleh berlaku di peringkat bebas (independent level), peringkat bimbingan/pengajaran (instructional level) ataupun peringkat kecewa (frustitional level)
[The notes went sour because the seams split.]
Benarkah membaca itu satu kaedah komunikasi?
Membaca itu satu cara komunikasi di antara dua pihak iaitu pembaca dengan penulis. Apabila penulis menulis dia mempunyai maklumat yang hendak dikongsi dengan satu kumpulan orang yang difikirkannya berminat untuk mengetahui tentang apa yang hendak dikatakan. Pada pembaca pula, apabila dia membaca, dia mempunyai tujuan atau matlamat untuk mengetahui sesuatu daripada penulis berasaskan tujuannya iaitu rasa ingin tahu, ingin memperluaskan pengetahuannya dan tujuan-tujuan lain.
(ada keinginan di kedua-dua belah pihak iaitu penulis dan pembaca untuk memberi dan menerima maklumat)
Soalan: Bagaimanakah anda menjalin perhubungan dengan penulis sebelum anda membaca hasil penulisannya?
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
______________________________________________________
Di sini kita perlu tahu apakah persediaan dan tanggungjawab yang perlu dipunyai oleh pembaca dan penulis untuk membolehkan proses komunikasi ini berlaku dengan sempurna dan berkesan.
o Siapakah yang terlibat dalam proses membaca?
o Apakah yang mendorong kita membaca?
o Apakah yang dikatakan minat membaca?
o Apakah yang dikatakan boleh membaca?
o Apakah yang dikatakan tahu membaca?
o Apakah yang dikatakan pandai membaca?
o Apakah yang dikatakan cekap membaca?
o Apakah yang dikatakan lemah membaca?
o Apakah yang dikatakan suka membaca?
o Apakah yang dikatakan sukar membaca?


PROSES MEMBACA
Bilakah kita mula membaca?
Mengapakah kita perlu membaca?
Bagaimanakah kita belajar membaca?
Siapakah yang mengajar kita membaca?
Apakah kepentingan membaca?
Sampai bilakah kita perlu membaca?
Apakah yang perlu kita baca?
Bagaimanakah kita memilih bahan bacaan?

ILMU MEMBACA
Apakah yang dimaksudkan dengan ilmu membaca?
Ilmu membaca merangkumi
o pengetahuan
o kebolehan dan keupayaan
o kemahiran
o strategi

Sebanyak manakah yang perlu kita ketahui?
KEMAHIRAN MEMBACA
Apakah kemahiran membaca?
Apakah perbezaan antara kemahiran kognitif dengan kemahiran fizikal?
Apakah kemahiran sebelum membaca?
Apakah kemahiran sedang membaca?
Apakah kemahiran selepas membaca?
Bagaimanakah untuk (mengoptimumkan) memahirkan sesuatu kemahiran?
Apakah yang mempengaruhi ketajaman kemahiran?

HUBUNG KAIT ANTARA MEMBACA DENGAN MENULIS: PENGALAMAN RESEPTIF DAN PRODUKTIF
A. Tanggungjawab Pembaca Dan Penulis (Persamaan dan Perbezaan)
Apakah tanggungjawab pembaca?
Apakah tanggungjawab penulis?
Apakah persediaan yang mereka perlu ada?
Apakah pengetahuan yang mereka perlu ada?
Bagaimanakah penulis membuat tanggapan tentang pembaca?
Bagaimanakah pembaca membuat tanggapan tentang penulis?

B. Panduan Kepada Pembaca dan Penulis
Tahukah apa yang hendak ditulis atau apa yang hendak dibaca?
Kenalkah siapa pembaca atau siapa penulis?
Sudahkah dibuat penyelidikan tentang penulis atau pembaca?
Apakah tujuan menulis atau tujuan membaca?
PENGETAHUAN MEMBACA DAN KEMAHIRAN MEMBACA
BUKU DAN BAHAN BERCETAK

A. Sifat-sifat buku dan bahan bercetak yang baik.
o Apakah jenis bahan bercetak yang anda tahu?
o Tahukah anda bagaimana buku disusun, dijilid atau dibukukan?
o Buku dibahagikan kepada berapa bahagian?
o Apakah sistem nombor yang digunakan untuk membezakan bahagian buku?
o Apakah bahagian yang terdapat pada sesebuah buku?




















RDSSA/ssa/2003













Options
Disable

Get Free Shots









Klub Haus Buku Gemar-Membaca Mengasyikkan dan Membuat Hidup Lebih Bermakna

• Asal
• DENGAN MEMBACA HIDUP LEBIH BERMAKNA
• Mengapa Harus Membaca???
• Tentang Penulis
« Kepentingan Penerbit, Keinginan Peresensi
Shalimar the Clown »
13 Sep
Cara Mencapai Puncak Tujuan Membaca
Oleh opungregar pada Komentar Buku, Resensi Buku. Tagged: Tujuan Membaca. Tidak ada Komentar
TIMBANGAN BUKU, Sumber : Harian Kompas Minggu, 2007
Oleh ONI SURYAMAN
Membaca adalah symbol sebuah peradaban. Ia membedakan peradaban maju dengan primitive, antara Negara maju dan Negara berkembang. Melihat begitu pentingnya membaca, ia pun dijadikan salah satu indeks bagi pembangunan manusia, yang sering dijadikan ukuran keberhasilan pembangunan sebuah Negara.
Membaca memiliki tiga fungsi. Pertama, memberikan informasi, misalnya dengan membaca Koran dan majalah. Yang kedua, memberikan hiburan, misalnya dengan membaca novel. Yang ketiga, yang paling penting tetapi sekaligus paling sulit, memberikan pengertian. Sebuah buku bisa saja memberikan pengertian sekaligus menghibur dan memberikan informasi.
Modernisasi telah menawarkan substitusi bagi kegiatan membaca, dengan lahirnya media audio-visual. Kehadiran audio-visual membuat informasi menjadi lebih “nyata” ketimbang membaca, tetapi di lain pihak mengurangi bahkan meniadakan daya cerna pemirsa. Sesuatu yang mutlak dibutuhkan dalam membaca untuk mencari pengertian.
Dalam keadaan seperti inilah buku ini hadir, mengingatkan kita akan pentingnya membaca untuk mencari pengertian dan mengajari kita bagaimana melakukannya. Membaca seperti inilah yang menjadi tonggak peradaban.
Pendidikan seumur hidup
Membaca mendapatkan pengertian adalah pendidikan seumur hidup secara intelektual. Sekolah semestinya mengajarkan hal ini secara berjenjang. Dengan demikian, setelah lulus dari sekolah lanjutan, seseorang sudah bisa menikmati dan memahami hamper semua bacaan, dan menjadi pembelajar seumur hidup.
Namun kenyataannya jauh panggang dari api. Banyak mahasiswa yang masih kesulitan membaca di level ini, bahkan sarjana pun masih banyak yang kedodoran. Akibatnya mereka berhenti belajar, begitu selesai dari sekolah
Manfaat sesungguhnya dari membaca pun disia-siakan, menjadi sekadar untuk membaca buku teks, Koran, bukan untuk membaca buku. Ini terbukti dari angka penjualan buku non-fiksi, khususnya sains, baik ilmu alam maupun ilmu social, yang masih rendah. Hal ini tidak berimbang dengan oplah surat kabar, majalah, dan buku fiksi yang jauh lebih tinggi. Inilah bukti bahwa orang baru bisa menikmati bacaan untuk informasi dan hiburan, belum untuk menemukan pengertian.
Tahapan Membaca
Buku ini menjelaskan cara meningkatkan kemampuan membaca secara berjenjang: membaca dasar, inspeksional, analitis, dan sintopikal (tematis), dan juga sejumlah tes sesuai jenjang itu. Tahapan-tahapan ini harus dijalani secara beruntun karena tidak mungkin untuk maju ke tahap berikut tanpa menguasai tahapan sebelumnya.
Tingkat yang pertama adalah membaca dasar, yang semua kita sudah kuasai, yaitu mengeja, membaca kata dan kalimat menerjemahkan symbol menjadi sebuah bunyi yang bermakna. Membaca tingkat ini semestinya dikuasai seseorang sesudah menamatkan sekolah dasar. Ini ditandai dengan kemampuan membaca yang lancer tanpa patah-patah, dan kemampuan membaca di dalam hati (silint reading).
Bagian berikutnya adalah membaca inspeksional. Sekilas membaca inspeksional dapat disamakan dengan membaca cepat. Namun, bukan itu yang dimaksud buku ini. Membaca inspeksional adalah membaca sekilas, atau selayang pandang, secara sistematis sambil mengajukan pertanyaan kepada teks yang kit abaca dan berusaha menjawabnya selagi kita membaca.
Ada dua manfaat yang bisa didapat dari membaca sekilas ini. Yang pertama, untuk menentukan apakah buku itu layak atau tidak untuk kit abaca secara lebih mendalam. Dalam contoh praktisnya adalah untuk menentukan apakah buku itu layak kita beli atau pinjam. Yang kedua adalah mendapatkan ide dasar dari buku tersebut, tanpa harus mendalami detailnya. Ini sangat membantu jika nantinya kita mau mendalami buku ini lebih lanjut, atau kalau kita sekadar ingin tahu garis besar buku tersebut.
Dalam level ini juga kita belajar bagaimana membuat catatan kaki, coretan-coretan, yang nantinya akan membantu kalau ingin membaca buku tersebut secara lebih mendalam. Beberapa tips menarik diberikan untuk membantu memilih bahan bacaan yang baik.
Orang sering terjebak pada level ini, yaitu membaca cepat, karena menganggap inilah level pencapaian tertinggi dalam membaca. Adler menunjukkan bahwa membaca buku seharusnya dengan kecepatan yang sesuai. Buku atau bagian bacaan yang seharusnya dibaca dengan cepat jika kit abaca dengan perlahan akan menghabiskan waktu dengan percuma.
Berikutnya adalah membaca analitis. Inilah membaca dalam arti sesungguhnya. Dalam tahap ini kita “mengunyah dan mencerna” bacaan, menjadikannya bagian dari diri kita. Keterampilan tahap ini seharusnya dimiliki para lulusan SMA dan atau S1. Ia bisa menyarikan, memaparkan kembali, maupun mengkritik sebuah bacaan.
Teknik membaca analitis menduduki porsi terbanyak di dalam buku ini karena pada tahapan inilah membaca menjadi aktivitas yang komprehensif, melibatkan semua upaya pikiran, dalam mendalamibacaan. Memang, membaca pada level ini akan melelahkan, tetapi hasil yang diperoleh sungguh sebanding dengan upaya yang dicurahkan.
Dan terkahir adalah membaca sintopikal, membaca beberapa buku dalam tema yang sama, membandingkan, menganalisis, menyintesis, mereka menjadi sebuah ide yang baru. Kemampuan ini semestinya dimiliki seorang sarjana karena menulis skripsi berdasarkan studi kepustakaan sangat memerlukan keterampilan membaca level ini.
Puncaknya, Adler mengajak pembaca untuk terus menerus meningkatkan kemampuan membaca mereka dengan merekomendasikan sejumlah judul buku yang “layak” dibaca, dan memaparkan manfaat membaca bagi pertumbuhan otak.
Pendidikan “liberal arts”
Sesungguhnya Adler menyusun buku ini di dalam kerangka pendidikan liberal arts yang tidak lagi menjadi warna utama dalam pendidikan, seperti pada beberapa abad lampau. Ini adalah pendidikan generalis, yaitu menguasai kecakapan intelektual dasar agar dapat memahami dan mendalamisenua bidang ilmu.
Pada abad pertengahan seorang sarjana atau baccalaureate menguasai tiga kemampuan liberal arts yang disebut trivium, yaitu gramatika, logika dan retorika, dan empat kemampuan berikutnya yang disebut quadrivium, yaitu aritmatika, musik, geometri, dan astronomi.
Pendidikan saat itu belum menjadi spesialis seperti sekarang. Spesialisai memberikan kemajuan cepat yang bisa kita nikmati, tetapi juga membuat kita kehilangan kemanusiaan, yang bisa dicapai dengan menjadi seorang generalis.
Adler adalah pembelajar mandiri. Ia menjalani pendidikan klasik secara otodidak, setelah drop-out dari sekolah menengah. Ia kuliah di Universitas Columbia sampai akhirnya dianugerahi gelar doctor filsafat, lalu mengajar filsafat di Universitas Chicago. Bersama dengan Robert M Hutchins mereka menjadi pilar liberal arts modern.
Mereka membuat proyek Great Books of Western Civilizations yang merangkum karya-karya litertur, sains, social sains dan filsafat yang paling berpengaruh dalam peradaban Barat, serta mengompilasinya sehingga bisa diakses oleh pembaca awam. Sesudah membacanya, seseorang diharapkan terlibat dalam Great Conversation, urun rembuk dalam perkembangan peradaban dunia.
Buku ini adalah gerbang studi mandiri seumur hidup bagi siapa pun yang ingin mendalami bidang apa saja: sastra, filsafat, sejarah, ilmu alam, ilmu social, matematika, dan lain-lain. Studi seperti ini bisa dijalani oleh siapa saja, yang berniat dan mau berusaha. Darisinilah diharapkan muncul kelas menengah terdidik, yang menjadi pilar dari sebuah Negara demokrasi yang kokoh.
Mungkin, itulah sebabnya Jaques Barzun, seorang budayawan, ilmuan dan pendidik besar Amerika menyebut buku ini “wajib dibaca bagi aiapa pun yang peduli masa depan budaya bangsanya”. Gus Dur menyebut buku ini “sebuah contoh terbaik karya kreatif… yang memampukan kita memahami masalah secara berimbang”. ONI SURYAMA, Cak Tarno Institut
Respond to this post

Anda harus login untuk menuliskan komentar.

Halaman
• DENGAN MEMBACA HIDUP LEBIH BERMAKNA
• Mengapa Harus Membaca???
• Tentang Penulis
Contact

Tulisan Terakhir
• Sastra Sebagai Investasi Moral
• Corruption classes in Indonesia
• Kamu Berani, Tapi Agak Kelelahan
• The Idea of Indonesia-Sejarah Pemikiran dan Gagasan
• Manfaat Membaca
• Life is about Learning
• Pane dalam Drama Airlangga
Tulisan Teratas
• Kamasutra Arab
• Cara Mencapai Puncak Tujuan Membaca
• Pachypodium Tanaman Purba yang Langka nan Eksotis
• Bagaimana Orang Dewasa Belajar
• Kabinet Ekonomi Gus Dur
• Psikologi Kognitif
• Romantisme Kisah Cinta Manusia dan Vampire
Kategori

Arsip
• Mei 2009
• Maret 2009
• Januari 2009
• Desember 2008
• Nopember 2008
• Oktober 2008
• September 2008
• Agustus 2008
• Juli 2008
• Juni 2008
• Mei 2008
Komentar Terakhir

opungregar di Kamasutra Arab


dyanwidyastanto di Kamasutra Arab


opungregar di Pendidikan SastraTerpinggirkan…


opungregar di Manfaat Membaca


opungregar di Corruption classes in Ind…


flo di Romantisme Kisah Cinta Manusia…


andriani di Romantisme Kisah Cinta Manusia…


elisabeth di Twilight : Stephanie H. M…

Blog Stats
• 25,565 hits
Meta
• Masuk log
• RSS Entri
• RSS Komentar
• WordPress.com
Blogroll
• Klinik Baca
• Klub Haus Buku
• Klub Haus Buku
• Klub Kliker Komuniti
• Opung Regar
• Reading Community
Feed





Spam Blocked

669 komentar spam
diblokir oleh
Akismet

Blog pada WordPress.com. Theme: SpringLoaded by the449.



This is the html version of the file http://www.ppl.upm.edu.my/index2.php?option=com_docman&task=doc_view&gid=3141&Itemid=176.
Google automatically generates html versions of documents as we crawl the web.


1

Unit 3 : Internet &
Hubungannya Dengan Bahasa.

(B) Kemahiran Membaca


2
Skop Perbincangan
• Definisi membaca
• Teknik membaca
• Tujuan membaca
• Sumber bacaan.


3
Definisi Membaca
• Smith (1998:12)- Membaca merupakan satu bentuk komunikasi.Membaca merupakan percantuman beberapa proses yang kompleks iaitu proses mengamati, mengingat, mendengar, membezakan bunyi-bunyi dengan tepat, menyebut lambang-lambang huruf, menggabungkan bunyi membentuk perkataan dan memindahkan lambang-lambang yang dibaca kepada sistem kognatif untuk diterjemahkan dan difahami.


4
Teknik-Teknik Membaca
• Teknik Membaca Sekilas (Skimming)
• Teknik Membaca Sepintas (Scanning)
• Teknik Membaca Intensif
• Teknik Membaca Ekstensif
• Teknik Membaca Kritis


5
Teknik Membaca Sekilas (Skimming)

• Satu kegiatan membaca yang menyebabkan mata bergerak cepat untuk melihat atau memerhatikan bahan-bahan bertulis, menemukan serta nendapatkan informasi tertentu.


6
Tujuan Membaca Sekilas
• Untuk memperoleh kesan secara umum daripada bahan yang dibaca- Melibatkan membaca artikal dalam laman web- internet.
• Untuk menemukan hal-hal tertentu daripada bahan yang dibaca
• Untuk menemukan atau menempatkan bahan-bahan rujukan - Storan


7
Untuk Memperoleh Kesan Umum
• Meninjau halaman judul, kata penghantar, daftar isi, indeks atau abstrak yang disediakan di laman tertentu.
• Dapat memberi gambaran umum tentang sesuatu buku atau artikal.
• Dapat mengetahui sifat terutama dari segi susunan, organisasi serta sikap pengarang /penulis dan pendekatan yang digunakan.


8
Untuk Menemukan Hal Tertentu
• Menentukan dengan jelas fakta yang dicari. Soalan disediakan sebagai panduan.
• Menggunakan kata kunci atau penanda wacana, indeks dan daftar kata yang sesuai.
• Berkeupayaan melirik perkataan atau ayat halaman dengan cepat.
• Menyediakan perkataan yang tepat dan sesuai untuk digunakan bagi menunjukkan hal tersebut.


9
Menemukan Bahan Rujukan
• Melalui pengkatalogan, indeks yang disedaiakan melalui sistem carian untuk mendapatkan bahan atau buku yang diberikan.
• Senarai bahan yang ada disusun mengikut abjad, penulis, bidang atau skop. Kemahiran membaca sekilas penting untuk mengesan sumber bahan dengan tepat dan pantas.


10
TEKNIK MEMBACA SEPINTAS-
(Scanning)
• Cara memerhati teks secara pantas untuk mencari sesuatu informasi khusus misalnya nama, tarikh dan tempat.
• Ia dijuga digunakan untuk mendapatkan kesahihan data sama ada sesuai atau tidak digunakan bagi sesuatu tujuan.
• Latihan membaca pintas dapat dibuat untuk mendapatkan perkataan tertentu atau fakta khusus.


11
Contoh Soalan Bacaan Pintas
• Lihat artikal dalam perenggan kedua, bila komputer diperkenalkan dalam bidang ketenteraan?
• Berapa kerap perkataan multimedia digunakan pada perenggan ketiga?
• Dengan meneliti kesimpulan aritikel tersebut, adakah artikel tersebut dianggap sebagai artikel yang baik?


12
Teknik Membaca Intensif
• Teknik membaca secara teliti dan berhati-hati.
• Membaca intensif melibatkan telaah bahasa dan telaah isi.
• Aspek yang dipentingkan ketelitian, pemahaman, kekritisan berfikir serta ketrampilan memahami idea yang diketengahkan.


13
Teknik Membaca Ekstensif
• Kegiatan membaca secara meluas. Membaca sebanyak mungkin teks dalam masa tertentu.
• Pengertian dan pemahaman pada tahap rendah perlu untuk teknik ini.
• Membaca ekstensif melibatkan tiga perkara iaitu membaca tinjauan (survey reading), membaca sekilas (skimming)dan membaca dangkal (supertical reading).


14
Teknik Membaca Kritis
• Kegiatan membaca yang dilakukan secara bijaksana, penuh teliti, mendalam, evaluatif dan analitis.
• Membaca kritis melibatkan penggalian lebih mendalam di bawah permukaan untuk menemukan alasan-alasan tertentu.
• Di samping mengetahui justifikasi sesorang penulis apabila mengutarakan sesuatu kenyataan.


15
Perkongsian Maklumat
• Pilih satu teknik membaca yang telah dibincangkan itu dan kaitkan dengan aktiviti yang pernah anda lakukan sewaktu melayari internet?


16
Sekian, terima kasih


17
Unit 3 : Internet dan Hubungannya dengan Bahasa
(C) Komunikasi Ruang Siber


18
KOMUNIKASI RUANG SIBER
Tumpuan Perbincangan;
• Konsep Ruang Siber
• Bentuk Komunikasi Ruang Siber.
• Aplikasi Komunikasi di ruang siber


19
• Medium ICT yang mampu meletakkan dunia di bawah satu unit yang sama tanpa dibatasi oleh sempadan dan geografi sebuah negara.


Konsep Ruang Siber


20
Bila Wujudnya Ruang Siber?
• Apabila manusia sedar pentingnya berkongsi maklumat.
• Jalinan komunikasi di ruang siber ini menggunakan satu bahasa yang dipersetujui iaitu 'Internet Protocol (IP)' untuk berkomunikasi.


21
Komunikasi Di Ruang Siber
• Tiga komponan yang mewujudkan hubungan komunikasi di ruang siber (Siti Saniah Abu Bakar;2001).
• Tiga komponan tersebut ialah
i. Manusia,
ii. Aplikasi,
iii. Pekakasan


22
Manusia
• Insan yang dianugerahi akal budi, daya rasa dan pertimbangan akal.
• Pengguna (user) yang akan bertindak balas berdasarkan rangsangan yang ada atau yang telah disediakan.
• Rangsangan-rangsangan yang diwujudkan sebahagian daripada proses komunikasi. Aplikasi pengguna dengan rangsangan yang bertujuan tertentu. Cth. E-mail – tindak balas


23
Aplikasi
Aplikasi atau pengaplikasian merujuk kepada penggunaan satu perisian, sekumpulan perisian atau pangkalan data untuk melaksanakan sesuatu proses. Contohnya- aplikasi perbankan.


24
Pekakasan
• Rogers (1995 - edisi ke-4) dalam Diffusion of Innovation- Pekakasan merujuk kepada teknologi maklumat yang terdiri daripada dua komponen, iaitu
i. perkakasan; sebagai alat atau objek fizikal
ii.perisian, yakni pengetahuan asas kepada alat.
• Dalam konteks ini, pekakasan sebagai peralatan yang membentuk satu sistem komputer yang terdiri daripada monitor, papan kekunci , unit pemprosesan dan sebagainya.


25
Pertemuan dalam Ruang Siber
Pertemuan dalam ruang siber berlaku antara:
• 1) Manusia dengan manusia
• 2) Manusia dengan aplikasi
• 3) Manusia dengan perkakasan
• 4) Aplikasi dengan aplikasi
• 5) Aplikasi dengan perkakasan
• 6) Perkakasan dengan perkakasan


26
Pertemuan Manusia dengan Manusia di Ruang Siber
• Mel Elektronik (e-mel)
• Sembang Siber (chatting)
• Suara melalui Protokol Internet (VoIP- Voice Over Internet Protocol)


27
Komunikasi Melalui Mel Eletronik (e-mel).
• Perisian yang sering digunakan ialah netscape communicator, internet explorer, microsoft exchange dan eudora.
• Kegunaan-menghantar dan menerima surat /mesej kepada seorang atau lebih pengguna yang lain dengan kadar yang cepat dan murah.


28
Bahasa dalam Mel Eletronik
• Komunikasi pengirim dan penerima berlaku secara terancang; iaitu dengan menghubungi individu berasaskan identiti mel eletronik.
• Pemindahan maklumat berlaku secara bertulis, bersuara atau menggunakan simbol/grafik yang dapat diterjemah maknanya melalui bahasa.
• Pemahaman dan kebolehlenturan maklumat bagi membolehkan tindakbalas atau respons diberikan bergantung kepada peranan, fungsi, hubungan dan sensitiviti


29
Komunikasi Melalui Sembang Siber
• Sembang Siber (chatting)-Ruang atau medan yang disediakan di ruang siber membolehkan pengguna saling berhubung dengan pengguna lain yang mengunjungi ruangan sembang siber.
• Antara medan pertemuan ialah seperti Yahoo messenger , BBS (Buletin Board System) dan IRC (Internet Relay Chat). Perisian yang popular untuk BBS, IRC dan MIRC. (http://www.deja.com), http://www.mirc.co.uk) dan (http://www.pirch.com) .


30
Bahasa Di Medan Sembang Siber
• Wujud dalam dua situasi; formal dan tidak formal
• Komunikasi dalam bentuk bertulis - teks sebagai medium menyampaikan maksud atau pertukaran maklumat.
• Komunikasi bersifat langsung – terancang Buletin Board. Tidak langsung- berchetting- tidak terancang.
• Jalinan komunikasi dipengaruhi oleh keserasian dan keselarasan input dan output `pelayan-pelayan’.


31
Komunikasi Melalui VoIP
• Suara melalui Protokol Internet (VoIP- Voice Over Internet Protocol).
• Perkhidmatan berasaskan penggunaan telefon tetapi melalui talian internet.
• Keperluan - komputer yang mempunyai kad bunyi, pembesar suara dan mikrofon.
• Perisian yang lazim digunakan ialah Internet Phone Jack daripada Quiknet Technologies (http://www.quicknet.com) atau Net2Phone (http://www.net.2phone.com)



32
Bahasa di VoIP
• Bahasa lisan digunakan dengan kemahiran mendengar dan bertutur.
• Kebolehupayaan mewujudkan komunikasi antara satu pihak dengan satu pihak ditentukan oleh fokus dan inti maklumat.
• Interaksi bersifat formal atau non-formal. Pertukaran maklumat secara sedemikian ini menyumbang kepada perolehan maklumat sebanyak 14% ketekalan ((Kasser, B. 1998).


33
Manusia dengan Aplikasi.
• Perisian pelayar internet (internet browsers) seperti netscape communicator dan internet explorer untuk melihat dan mengambil maklumat.
• Pengguna menentukan nama tapak web yang ingin dilawati.
• Tapak web ialah komputer pelayan (server) yang menyimpan dokumen.
• Dokumen di dalam web biasanya berbentuk hiperpautan (hyperlink) atau hiperteks (hypertext).


34
Manusia dengan Perkakasan.

• Kawalan Keselamatan
• Ciri penting syarikat- syarikat besar.
• Dilakukan – imbasan on-line.
• Imbasan ibu jari atau telapak tangan boleh dilakukan di 'peranti pembaca‘.
• Penanda atau simbol yang telah direkodkan dapat dihubungkaitkan dan mampu berkomunikasi secara langsung.
• Komunikasi yang wujud berasaskan penanda-penanda, kod-kod atau lambang-lambang tertentu.


35
Aplikasi Pemindahan Data
Sistem = alat
Pemindahan kod
Sumber
Tindakbalas
Input + kod komunikasi = respons


36

Hubungan Aplikasi Dengan Aplikasi

• Urus Niaga menggunakan Kad Kredit
• Aplikasi jual beli akan berkomunikasi dengan aplikasi syarikat kad kredit untuk mengesahkan maklumat pembeli dan kredit.
• Aplikasi kad kredit memberi maklum balas kepada aplikasi jual beli untuk pengesahan.
• Keperluan bahasa masih berfungsi dan berperanan untuk menjadikan kelancaran dan hubungan timbal balik berlaku.


37
Aplikasi = Aplikasi
Aplikasi 1
Pengesahan
komunikasi

Aplikasi 2
Tindak balas


38
Hubungan Aplikasi dengan Perkakasan
• Penggunaan Kad Pintar meluas – Contoh Touch & Go- Komunikasi yang diarturcarakan berdasarkan sistem yang dibina atau dibangunkan.
• Kad pintar mampu berkomunikasi dengan komputer di setiap lorong yang disediakan di plaza tol untuk mengemaskinikan dokumen seperti baki di dalam kad tersebut.
• Hubungan komunikasi berdasarkan perolehan maklumat dan data yang telah sedia diaturcarakan.


39




Hubungan Perkakasan Dengan Perkakasan.

• Penyimpanan Data- storan menerusi penyimpanan melalui cakera keras (hard disk)
• Storan di ruang siber - yahoo.com atau 20m.com.
• Kerja lebih anjal -di pejabat, rumah dan menyimpan data dan boleh mendapatkannya jika diperlukan berdasarkan identiti atau maklumat yang telah ditetapkan.
• Implikasi bahasa sebagai alat hubungan dan komunikasi tetap wujud terutama bagi menentukan maklumat-maklumat yang dipilih untuk disimpan dalam storan.



40
Kesimpulan
• Ruang siber pembekal maklumat.
• Keperluan perkongsian maklumat menjadikan capaian menerusi ruang siber memberi kesan mendalam.
• Komunikasi langsung diwujudkan terutama sifat ruang siber yang tanpa sempadan memungkin jalinan multi interaksi diwujudkan.
• Eleman bahasa menjadi penyalur interaksi dilihat dari sudut yang positif.
• Selagi manusia berinteraksi, selagi itu bahasa akan terus digunakan. Ini kerana bahasa merupakan wahana penting komunikasi. Ruang siber hanya sebagai medan yang menjadi laman pertemuan.


41
Unit 4 : Perisian Kursus Bahasa Melayu
Pengenalan Konsep


42
Skop Perbincangan
• Konsep
• Jenis-jenis Perisian
• Tujuan/Kegunaan Perisian
• Prosedur PePenyediaan Perisian


43
Apa itu Perisian?
• Bahan yang dicipta atau bahan yang diaturcara supaya pengguna dapat mengarahkan komputer melakukan sesuatu kerja yang dikehendaki (Muhammad Haron, 1989:23).
• Perisian membawa pengertian bahan-bahan yang terdiri daripada program-program yang mengarahkan untuk melakukan sesuatu (Abdul Rasid Jamian et.al;2001:52)


44
Jenis-Jenis Perisian Dalam Mempelajari Bahasa Melayu

Umumnya ada dua iaitu;
• Perisian komersial,
• Perisian kursus.


45


Apa itu Perisian Komersial?

• Program yang mengandungi kemudahan untuk belajar dan mengajar bahasa.
• Perisian ini bukan untuk tujuan mempelajari (modul) bahasa.
• Kemudahan yang terdapat ialah kemudahan menaip, melukis, mereka huruf, merekacipta penerbitan dan pengarangan.


46
Pendapat Tokoh Tentang Perisian Komersial
• Geoffrey Leech(1996) keoptimuman penggunaan perisian dalam P&P bahasa berkait rapat dengan penggunaan komputer sebagai hobi).

• Abdul Rasid Jamian (2001)- Perisian yang direka untuk menghasilkan sesuatu hasil atau modul bagi memenuhi keperluan mengajar dan belajar bahasa.

• Kamaruddin Husin (2002)- Perisian komersial membantu pengguna untuk menguasai kemahiran bahasa melalui aturcara mudah yang disediakan melalui pemprosesan perkataan dan sistem mengarang.


47
Ciri-Ciri Perisian Komersial
• Perisian komersial merupakan perisian umum.
• Digunakan secara bebas untuk satu-satu tujuan / kemahiran.
• Penggunaan perisian ini lebih bersifat terbuka dan memberi kebebasan kreativiti kepada pengguna untuk mengoptimumkan daya pengoperasian berdasarkan objektif yang ditetapkan.


48
Apa itu Perisian Kursus
• Perisian ini dihasilkan untuk tujuan mempelajari kemahiran bahasa sama ada peringat asas, pertengahan dan tinggi bagi mencapai pelbagai kemahiran, tujuan dan objektif pengajaran.
• Kegunaan lain perisian kursus; ulangkaji, pengukuhan, latihan atau aktiviti pengayaan.


49
Contoh & Jenis-Jenis Perisian Kursus
• Perisian tuturan,
• Perisian latih tubi
• Perisian pengajaran tatabahasa.


50
Pertimbangan Pembinaan Perisian
• Aspek kemahiran bahasa yang asas. i. Kemahiran lisan,
ii. Kemahiran membaca,
iii. Kemahiran menulis dan
• Aplikasi bahasa - tatabahasa dan perbendaharaan kata.


51
Tujuan Penggunaan Perisian

• a.Membantu membekalkan maklumat kepada pengguna yang ingin mempelajari bahasa.
• b. Membantu pengguna mempelajari bahasa , melalui latihan, pemulihan, pengukuhan atau untuk belajar sendiri.


52
Teknik/Kaedah Perisian Kursus
I. Teknik soal jawab aneka pilihan
II. Latih tubi langsung,
III. Rantaian cerita,
IV. Permainan bahasa, pasangan,
padanan, teka silang kata.


53
Perisian Kursus
• Kemahiran Lisan dan bacaan
• Aktiviti yang dijalankan seperti aktiviti simulasi, main peranan (role play), perbincangan dan perbahasan.
• Aktiviti bertutur-bukan interaksi langsung antara komputer dengan penggunanya tetapi adalah reaksi oral yang dilahirkan oleh pengguna terhadap bahan yang tertera pada skrin.


54
Tatacara Pengendalian
• Tentukan objektif
• Rangsangan
• Aspek pengukukuhan
• Latihan
• Maklum balas


55
Urutan Aktiviti -Perisian Tuturan
• Pengenalan
• Konsep atau kemahiran baru
• Soalan dipaparkan
• Pelajar menjawab soalan
• Komputer menilai jawapan pelajar
• Komputer memberikan maklum balas
• Tentang jawapan pelajar
• Memberi pelajar latihan ulangkaji
• Tamat


56
Contoh Perisian Kursus
• Pengajaran Tatabahasa berbantukan komputer.
• Dipelajari secara tidak langsung atau secara langsung.
• Melalui aras-aras atau kemahiran-kemahiran tertentu.
• Bersifat mesra pengguna


57
Prosedur Umum
• Kemahiran
• Objektif
• Rangsangan
• Tutorial
• Latihan
• Pengujian
• Maklum balas


58
Prosedur /Tatacara Pengendalian
• Memaparkan satu pelajaran tatabahasa yang pendek berserta contoh-contoh yang sesuai.
• Pengguna diberi latihan tentang apa-apa yang dipelajari dan kemudiannya diuji.
• Pengujian dibuat untuk menerapkan sesuatu rumus tatabahasa yang telah dipelajari - Perisian kursus ESL (Bahasa Inggeris Sebagai Bahasa Kedua), digunakan untuk mengulangkaji dan memberi latihan tambahan.
• Pembelajaran lebih bersifat aplikasi bukan sebagai hafalan.


59
Prosedur Pengendalian
• Pembelajaran berasaskan kendiri
• Aras soalan yang dibina berdasarkan tahap kemampuan pengguna- soalan boleh dipelbagaikan mengikut sesuatu yang telah diaturcarakan.
• Kepelbagaian format ini memberikan variasi/ruang kepada pengguna.
• Gabungan pengajaran dan pengujian untuk menilai tahap kemampuan pengguna.


60
Kelebihan Perisian Kursus
• Bersifat intraktif
• Mesra Pengguna
• Tidak menjemukan


61
Sekian, terima kasih
This is the html version of the file http://btpnjoh.moe.edu.my/pkg_pasir_gudang/index.php?option=com_docman&task=doc_download&gid=64&&Itemid=31.
Google automatically generates html versions of documents as we crawl the web.
KEMAHIRAN
MEMBACA
PENGENALAN

• Membaca adalah proses berfikir yang melibatkan pemikiran berkaitan tersurat dan tersirat.

• Pembacaan yang bersistem sangat penting bagi membantu pemahaman pelajar.

• Kemahiran membaca merupakan salah satu kemahiran yang penting dalam proses pengajaran dan pembelajaran.
PENDAHULUAN
• Ada beberapa kemahiran yang berlainan terlibat dalam pembacaan, iaitu:-
 Penglihatan
 Pengamatan
 Pendengaran
 Pertuturan

• Kesemua kemahiran tersebut adalah berasaskan kepada faktor fisiologi spt. penglihatan, pendengaran dan pertuturan serta segala proses kognitif yang berlaku pada otak manusia.
DEFINSI PEMBACAAN

• Membaca ialah memerhatikan isi sesuatu yang tertulis atau tercetak dengan teliti dan memahamkan kandungannya.
Kamus Dewan (2002)
• Pembacaan ialah satu perbuatan di mana seorang pembaca itu menterjemahkan kembali lambang bertulis kepada lambang bunyi dan serentak dengan itu memahamkan pemikiran atau konsep penulis.
Atan Long (1982)
DEFINSI PEMBACAAN

• Membaca ialah proses berfikir yang melibatkan pembaca memahami idea mengikut pengalaman, keperluan dan tujuan bacaan.
Kennedy (1981)

Sebagai kesimpulan,
membaca itu sebagai satu proses yang dinamik dan kompleks yang melibatkan daya mental dan pemahaman terhadap simbol-simbol dan tulisan yang dilihat.
MENGAPA KITA MEMBACA?

• Untuk mendapatkan maklumat

• Untuk mendapatkan hiburan

• Untuk memperluaskan pengetahuan

• Untuk memenuhi naluri – ingin tahu sesuatu perkara
TUJUAN MEMBACA
• Mendapatkan ilmu dan maklumat
• Membina keupayaan menganalisis dan mengkritik
• Menjana proses pemikiran
• Menampilkan penulisan yang berkesan
• Mengurangkan ketidakpastian mengenai sesuatu perkara
• Mengulangkaji pelajaran
• Mendapatkan idea umum atau khusus
• Untuk berhibur atau rekreasi
• Memenuhi masa lapang
• Memperbaiki bahasa
• Membantu dalam perkembangan diri
• Untuk pendidikan sepanjang hayat
PANDUAN MEMBACA

• Bertenang
* Duduk tegak dalam keadaan yang selesa
* Bernafas dengan betul
• Bersedia dengan daya tumpuan yang
tinggi
* Fokus pada apa yang hendak dibaca
* Elakkan sebarang gangguan /
persekitaran yang bising
• Tetapkan kedudukan buku
* 46 hingga 60 cm daripada mata
PANDUAN MEMBACA?

• Kawal pergerakan mata
* Baca maklumat yang penting sahaja
* Hanya mata sahaja yang bergerak,
jangan gerakkan kepala
• Kenali perkataan
* Baca dengan “mengenal” perkataan
dan bukannya “mengeja”
* Sesuaikan dengan tahap kesukaran
bahan yang dibaca


SEBELUM MEMBACA?

• Menentukan bahan yang akan dibaca

• Menentukan cara bahan disusun

• Menentukan perkara yang perlu diingati
daripada bahan
• Tujuan membaca
SEMASA MEMBACA?

• Mengenal pasti isi-isi penting
• Menentukan pembinaan idea
• Mengenal pasti pola pemikiran penulis
• Menghubungkan idea-idea
• Meramalkan apa yang berlaku
• Menghubungkan idea penulis dengan maklumat
yang sudah diketahui
SELEPAS MEMBACA?

• Mengenal pasti tujuan penulis
• Menganalisis teknik dan bahasa penulis
• Menilai kecekapan dan kewibawaan penulis
• Menyoal soalan kritis
• Meramalkan apa yang berlaku
• Menghubungkan idea penulis dengan maklumat yang sudah diketahui
• Menilai sifat dan jenis bukti yang digunakan oleh penulis
JENIS-JENIS PEMBACAAN

• Bacaan Menaakul [ Skimming]

• Bacaan Sepintas Lalu [Scanning]

• Bacaan Teliti [ Intensive]

• Bacaan Luas [ Extensive]
Bacaan Menaakul (Skimming)
• Skimming ialah kemahiran membaca untuk mendapatkan idea utama dengan pantas mengenai sesuatu bahan atau maklumat.
• Tujuannya untuk mendapatkan:
* Maklumat ringkas tetapi menyeluruh mengenai sesuatu
bahan atau dokumen
* Gambaran umum mengenai dokumen dengan segera.
• Bagaimanakah membuat skimming?
* Membaca tajuk, pendahuluan dan rumusan bahan atau dokumen
* Membaca dengan menggunakan pergerakan mata dengan cepat.
*Memberikan tumpuan sepenuhnya pada bahan yang dibaca
Bacaan Menaakul (Skimming)
• Bacaan terpilih untuk mendapatkan idea utama dengan pantas.
• Ada yang anggap sebagai bacaan lompat-lompat.
• Ia membantu pembaca memperoleh gambaran umum tentang bahan yang dibaca.
• Tidak sesuai untuk membaca bahan spt. statistik dan dokumen undang-undang.
• Kefahaman melalui pembacaan cara ini hanya di antara 50 – 70 %.
Bacaan Menaakul (Skimming)
Tujuan :
• Mengenalpasti gambaran umum dengan membaca hanya bahagian judul dan lihat dengan pantas keseluruhan bahan.
• Mengetahui pendapat pengarang mengenai sesuatu isu dengan melihat secara pantas (perenggan pertama & terakhir).
• Mengetahui jenis maklumat atau fakta yang dikemukakan oleh pengarang.
• Mengetahui stail pengarang sama ada humor, deskriptif atau dialog.
Bacaan Menaakul (Skimming)
Langkah-Langkah :
Semak pendahuluan atau prakata dan tajuk-tajuk bab
Baca beberapa halaman
Baca ayat pertama, pertengahan & akhir
Baca perenggan pertama & akhir
Semak lampiran
Bacaan Sepintas Lalu (Scanning)
• Scanning ialah kemahiran membaca untuk mencari maklumat khusus atau menjawab soalan tertentu dengan cepat.
• Tujuannya adalah untuk:
* Mendapatkan maklumat tertentu seperti nama, tarikh, nombor telefon, harga, nama tempat dan lain-lain.
• Bagaimanakah membuat scanning?
* Membaca pendahuluan dan rumusan teks secara mendalam.
* Membaca kandungan dengan pantas sambil mencatatkan kata kunci dan konsep yang dinyatakan.
* Memberikan perhatian kepada rajah dan grafik yang ada

Bacaan Sepintas Lalu (Scanning)
• Bentuk bacaan selektif untuk mencari maklumat khusus atau menjawab soalan tertentu dengan cepat.

• Ia memerlukan pemahaman 100%.

• Ia sesuai diaplikasikan untuk bahan-bahan spt. kamus, jadual, statistik, direktori dan dokumen undang-undang.
Bacaan Sepintas Lalu (Scanning)
Tujuan :
• Mencari maklumat tertentu – perkataan atau nombor spt. nama, tarikh, harga, no. telefon dll.
• Mencari fakta tertentu dalam ayat atau ungkapan.
• Mencari satu bahagian dalam sesuatu topik tertentu.
• Mencari semua maklumat bagi satu tajuk tertentu untuk menulis laporan atau tugasan.
Bacaan Sepintas Lalu (Scanning)
Langkah-Langkah :
Tinjau dahulu
Sediakan soalan
“ apa yang saya hendak tahu? “
Cari secara agresif
Baca dengan teliti bahagian yang
telah ditemui
Bacaan Teliti (Intensive)
• Bacaan Intensif ialah kemahiran membaca yang menggunakan berbagai jenis bahan bacaan tambahan.
• Bacaan Intensif memerlukan:
* Tumpuan
* Ketekunan
* Masa yang lebih panjang untuk mendapat makna
• Tujuannya adalah untuk:
* Mendapatkan semua maklumat dengan lengkap
dan catatan perlu dibuat untuk mengumpulkan
maklumat tersebut.
Bacaan Teliti (Intensive)
• Ia merupakan membaca secara terperinci sesuatu petikan.

• Bacaan & kefahaman yang menggunakan sesuatu petikan yang terhad panjangnya dan diajar dalam masa yang terhad.

• Ia bertujuan untuk mendapatkan maklumat lengkap tentang sesuatu perkara.
Bacaan Luas (Ekstensive)
• Bacaan Extensif ialah kemahiran membaca yang menggunakan berbagai jenis bahan bacaan tambahan.
• Bacaan Luas memerlukan:
* Kebolehan laju membaca
* Kefahaman serentak membaca
• Tujuannya adalah untuk:
* Menggunakan masa terhad dengan lebih produktif
* Menjimatkan masa
* Memperoleh maklumat tambahan pada kadar
yang cepat.
Bacaan Luas (Ekstensive)
• Ia merupakan jenis bacaan yang menggunakan berbagai jenis bahan bacaan tambahan. Lazimnya dilakukan di luar bilik darjah.

• Ia dapat memperluaskan pengetahuan yang sedia ada.

• Ia digunakan untuk mendapatkan maklumat lanjut tentang sesuatu perkara.
Bacaan Teliti (Intensive)
• Ia merupakan membaca secara terperinci sesuatu petikan.

• Bacaan & kefahaman yang menggunakan sesuatu petikan yang terhad panjangnya dan diajar dalam masa yang terhad.

• Ia bertujuan untuk mendapatkan maklumat lengkap tentang sesuatu perkara.
KEPERLUAN MEMBACA
• Sifat semula jadi – ingin tahu tentang persekitaran, peristiwa dan dunia, perkara sebenar, akan datang, perkara fiksyen dsb.
• Ingin menemui, mempelajari mengalami sendiri pengalaman akan datang.
• Dapat merasakan atau menghayati perasaan orang lain.
• Boleh melepaskan emosi sama ada perasaan benci atau sayang.
• Mendapatkan maklumat pelbagai perkara.
• Berminat mengaitkan diri dengan kehidupan semula jadi atau alam.
• Dapat melepaskan diri dalam khayalan (mengikut kehendak imaginasi).
KECEKAPAN MEMBACA
• Bukan hanya mengenali perkataan tetapi memahami maksud.

• Kecekapan – menyelesaikan sesuatu tugas tertentu dengan ‘output’ yang maksima untuk ‘input’ yang minima.

• Membuat sesuatu dengan mendapat faedah yang banyak dengan menggunakan hasil yang sedikit.

• Mendapatkan kefahaman makna yang dibawa oleh bahan yang dicetak dalam jangka masa yang paling cepat.
CIRI-CIRI PEMBACA YANG CEKAP
• Tahu mengapa dia membaca – ada tujuan yang khusus.

• Mempunyai perbendaharaan kata yang luas dan boleh mengetahui makna perkataan dan rangkai kata baru.

• Berfikir tentang apa yang dibacanya menurut pengetahuan dan pengalaman supaya menerima atau menolak sesuatu mesej.

• Dapat membezakan kelajuan membaca dan tekniknya untuk menyesuaikan bahan dan tujuan dalam pembacaan.
KESIMPULAN
• Membaca adalah kemahiran yang paling diperlukan dalam pembelajaran seseorang.

• Murid-murid harus membina tabiat membaca sejak kecil lagi.

• Mereka seharusnya memotivasikan diri dengan menghayati tabiat membaca.

• Dengan terbinanya tabiat membaca – maka lahirlah generasi baru yang akan menjadi tunggak kemajuan dan kemakmuran negara pada masa depan.
Sekian, terima kasih

surat permohonan

Tanjungpinang, 2 Maret 2009
Kepada Yth:
Bapak Gubernur Kepri
Di- Tanjungpinang

Dengan hormat,
Semoga bapak dalam lindungan Allah SWT dan selalu berhasil dalam menjalankan aktivitas dan tugas sehari-hari.Sehubung dengan adanya bantuan dana pendidikan yang di anggarkan Prop Kepri mudah-mudahan ini dapat bermanfaat untuk proses belajar maha siswa yang Lebih baik.
Dengan ini saya mengajukan permohonan pada bapak untuk Kiranya saya dikhususkan untuk memperoleh fasilitas dalam bentuk bantuan dana beasiswa dari pemerintah prop Kepri melalui dinas Pendidikan, sebagai bahan pertimbangan Bapak berikut saya lampirkan Beberapa syarat:
1. Proposal Bantuan Dana Pendidikan
2. Surat Keterangan Aktif Kuliah
3. Photo Copy KTM legalisir 1 (lembar)
4 photo Copy KHS legalisir 1 (lembar)
5 KK orang tua legalisir 1(lembar)
6 KTP orang tua legalisir 1(lembar)
7 Surat keterangan tidak mampu
Demikianlah permohonan ini saya ajukan, dengan harapan mendapat perhatian sepenuhnya dari bapak,Akhir kata saya ucapkan terimakasih.

Hormat Saya

Joni A

MENGHILANGKAN RASA MALU TAMPIL DIDEPAN TEMAN-TEMAN

MENGHILANGKAN RASA MALU TAMPIL DIDEPAN TEMAN-TEMAN

Saat ini kemampuan tampil didepan umum merupakan sebuah tuntutan .Hampir pada setiap kesematan alian diberi eercayaan untu tampil didepan umu. Namun, sering kali rang mengalami demam panggung dan merasa beban berat ketika harus tampil.Padahal kalian perlu emliki keterampilan ini untuk menyampaikan gagasan dan pikiran kalian .Pada bagian ini kalian dapat berlatih memerbaiki kemampuan kalian dalam menyampaikan gagasan dan pikiran di depan umum.

Suatu uraian yang kita dengar tida cukup hanya dipahami begitu saja.Kirta perlu memliki sikap eritis pada sesuatu ang ddengar.kita harus mampu menanggapi aa yang kita denagr, agar pemahaman kita lebih mendalam.Pada bagian ini kalian dapat beajar menanggai suatu uraian dengan kritis.

Ada beberapa trik ntuk menghilangkan rasa malu tampil didepan umum :

@ Membentuk sikap badan yang baik

• Berdrlah dengan tegap.Tekanan berat badan bertmpu ada teapa kaki bagian depan selama beberapa menit.
• Dengan benar-benar santai,bungukan badan kedepan.Kedua tangan tergantung lunglai,lalu digerak-gerakan hamper menyenth lantai beberapa kali.
• Sewaktu badan tega kembali, ott-otot leher dbuat santai anggkkan kepala ke belakang , rahang santai, dan mulut terbuka .( ika mulut tidak terbka, berarti ada ketegangan . Namun , angan dipaksa )
• Anggukan kepala edepan hingga dagu menyenth eher dan mulut terkatup .
• Leaskan tangan hingga berada di kedua sisi badan .Pusatkan berat badan pada telapak kaki bagian depan dan melangkah maju beberapa langkah dengan dada tegap,kepala tegak dan punggung rata .Ulangilah kegiatan tersebut satu kali sehari secara teratur.pada waktu dharapkan kalian tetap berjalan dengan dada tegap, tubuh tegap, dan pandangan lurus kedepan dengan sikap optimis.

@ bersikap santai untuk mencegah ketegangan.

• Tengadahkan, tundukan, dan putarlah kepala tanpa menggerakan bahu. Biarkan berputar dengan bebas tanpa ketegangan. Ulangu beberapa kali dengan arah yang berbeda.
• Gerakan bahu keatas dan kebawah, kedepan dan kebelakang.
• Gerakan lengan dalam lingkaran lebar ; pertama dekat tubh kemudian secara perlahan-lahan menjahui tubuh.
• Putar lah tangan dibawah siku, mula-mula dekat tubuh lalu menjauh secara berulang –ulang.
• Putarlah pergelangan tangan
• Gerakan lengan secara lurus kesanping dan keatas pergelangan tangan sebagai ujung.
• Goyang – goyangkan tangan dengan kuat, namun tetapi santai.
• Main-mainkan kelima jari tangan. Berselamg-seling memainkan jari.
• Condongkan badan kedepan, kebelakang dan kesamping secara berulang-ulang, kemudian rapatkan kedua tangan ketubuh dengan kepala tetap berada diantara kedua tangan.
• Putarlah kaki kanan dan kiri membentuk lingkaran secra bergantian.
• Ayunkan kaki kedepan dan kebelakang setinggi mungkin untuk beberapa kali secara bergantian.
• Berjinjitlah beberapa menit, kemudian lipat lutut dan duduk diatas tumit.


Rasa malu akan hilang dengan sendirinya, bila kita terbiasa melakukan teknik-teknik yang telah terurai diatas dan juga kita harus menanamkan rasa percaya diri karena tanpa rasa percaya diri semua akan sia-sia.

Kesuksesan seseorang dalam bertampil kedepan umum dulakukan dengan menghilakan rasa kekurangan pada dirinya yaitu rasa malu, dengan itu kita akan mendapat keterangan dalam bertampil didepan umum.