Kamis, 03 Desember 2009

Teori belajar Behaviourisme

Teori belajar Behaviourisme
• Dipelopori oleh B.F Skinner
• Menekankan pada tingkah laku yang teramati
• Manusia dibentuk oleh lingkungan. Ia lahir dengan potensi yang bisa dikembanglan kearah mana saja. Melalui proses pembentukan (shaping), maka manusia menjadi sosok tertentu dan dengan kepribadian tertentu.
• Pada prinsipnya, manusia bukanlah organisme yang pasif tetapi ia aktif mencari akibat-akibat (konsekuensi) yang menyenangkan, karena memandang bahwa manusia itu pada dasarnya bebas menetukan perilakunya, maka teori Skinner disebut teori operant conditioning
• Skinner memakai refleks sebagai unit dasar untuk menganalisa tingkah laku organisme atau individu.

Behaviourisme
Teori belajar Behavioristik ( Watson dan E.R. Guthrie )
• Mementingkan pengaruh lingkungan
• Mementingkan bagian – bagian
• Mementingkan peranan reaksi (respon)
• Mementingkan mekanisme terbentuknya hasil belajar
• Mementingkan hubungan sebab akibat pada waktu yang lalu
• Mementingkan pembentukan kebiasaan
• Pemecahan masalah dengan “mencoba dan gagal




• Seseorang belajar adalah dengan merespon situasi yang baru dengan respon yang lama atau memakai respon yang baru dipelajari
• Cara efektif u/ mengubah dan mengontrol PL adalah dengan reinforcment, penguatan  reward& punishment
• Pemberian reinforcment  countinous reinforcment,dan intermitted reinforcmnet






Jenis Respon
• Respondent Behavior respon yang diperoleh atau dibangkitkan oleh karena adanya stimulus. Hal ini merupakan pandangan dari conditioning classic, S – R yang dikemukakan oleh Pavlov. Atau lebih tegas lagi dikemukakan oleh Watson “ no stimulus, no respon”. Contoh responden behavior adalah menyempitnya mata kalau ada sinar yang tajam, saliva (keluarnya air ludah kalau ada makanan) dan lain sebagainya.
• Operant Behavior yaitu perilaku yang dikeluarkan tanpa adanya stimulus yang jelas.


Jenis conditioning
berdasarkan respon
• Type S, yaitu kondisioning untuk responden behavior karena reinforcement dikaitkan dengan stimulus. Stimulus yang hendak dikondisikan (misalnya: sinar atau bel) dikaitkan dengan stimulus tak terkondisi misalnya makanan. Kondisioning jenis ini digunakan untuk respon-respon otonom.
• Type R yaitu kondisioning untuk operant behavior. Huruf R dimasudkan untuk menekankan pentingnya respon untuk mendatangkan reinforcement. Pandangan Skinner tentang conditioning operant behavior ini sesuai dengan pandangan Thorndike tentang law of effect. Jadi reinforcement tergantung pada respon yang dilakukan oleh organisme. Conditioning jenis kedua ini digunakan untuk respon-respon jenis kerangka.

Behaviourisme

• Setiap respon yang diikuti oleh stimulus penguat cenderung diulang.
• Stimulus penguat adalah segala sesuatu yang dapat meningkatkan dimunculkannya respon operan.




Prinsip dalam Pendekatan Behaviourisme
• Generalisasi kecenderungan individu untuk memberikan respons yang sama terhadap stimulus original.
• Diskriminasi  individu merespons pada stimulus tertentu dan tidak pada stimulus lainnya. Untuk memproduksi diskriminasi misalnya Pavlov memberikan anjing sekerat daging persis setelah bunyi lonceng, dan bukan setelah stimulus yang lain, akibatnya anjing tadi hanya memberi respons pada stimulus khusus tersebut yakni pada bunyi lonceng.
• Extinction pelemahan atau penghapusan reaksi terkondisi (conditioned response). Dalam salah satu penelitian Pavlov membunyikan bel berulang-ulang tanpa disertai pemberian makanan, akhirnya anjing itu mendengar suara bel tanpa mengeluarkan air liur.




• Klasikal kondisioning  TL dipelajari dengan memanfaatkan hubungan stimulus dan respon yang bersifat refleks bawaan
• Operan kondisioning reinforcment tidak diasosiakan dengan stimulus yang dikondisikan, tetapi diasosiasikan dengan respon (respon dianggap sebagai pemberi reinforcment)