Angkatan Balai Pustaka
Karya sastra di Indonesia sejak tahun 1920 - 1950, yang dipelopori oleh penerbit Balai Pustaka. Prosa (roman, novel, cerita pendek dan drama) dan puisi mulai menggantikan kedudukan syair, pantun, gurindam dan hikayat dalam khazanah sastra di Indonesia pada masa ini.
Balai Pustaka didirikan pada masa itu untuk mencegah pengaruh buruk dari bacaan cabul dan liar yang dihasilkan oleh sastra Melayu Rendah yang banyak menyoroti kehidupan pernyaian (cabul) dan dianggap memiliki misi politis (liar). Balai Pustaka menerbitkan karya dalam tiga bahasa yaitu bahasa Melayu-Tinggi, bahasa Jawa dan bahasa Sunda; dan dalam jumlah terbatas dalam bahasa Bali, bahasa Batak dan bahasa Madura.
Pengarang dan karya sastra Angkatan Balai Pustaka
• Merari Siregar
o Azab dan Sengsara: kissah kehidoepan seorang gadis (1921)
o Binasa kerna gadis Priangan! (1931)
o Tjinta dan Hawa Nafsu
• Marah Roesli
o Siti Nurbaya
o La Hami
o Anak dan Kemenakan
• Nur Sutan Iskandar
o Apa Dayaku Karena Aku Seorang Perempuan
o Hulubalang Raja (1961)
o Karena Mentua (1978)
o Katak Hendak Menjadi Lembu (1935)
• Abdul Muis
o Pertemuan Djodoh (1964)
o Salah Asuhan
o Surapati (1950)
• Tulis Sutan Sati
o Sengsara Membawa Nikmat (1928)
o Tak Disangka
o Tak Membalas Guna
o Memutuskan Pertalian (1978)
• Aman Datuk Madjoindo
o Menebus Dosa (1964)
o Si Tjebol Rindoekan Boelan (1934)
o Sampaikan Salamku Kepadanya
• Suman Hs.
o Kasih Ta' Terlarai (1961)
o Mentjari Pentjuri Anak Perawan (1957)
o Pertjobaan Setia (1940)
• Adinegoro
o Darah Muda
o Asmara Jaya
• Sutan Takdir Alisjahbana
o Tak Putus Dirundung Malang
o Dian jang Tak Kundjung Padam (1948)
o Anak Perawan Di Sarang Penjamun (1963)
• Hamka
o Di Bawah Lindungan Ka'bah (1938)
o Tenggelamnya Kapal van der Wijck (1957)
o Tuan Direktur (1950)
o Didalam Lembah Kehidoepan (1940)
• Anak Agung Pandji Tisna
o Ni Rawit Ceti Penjual Orang (1975)
o Sukreni Gadis Bali (1965)
o I Swasta Setahun di Bedahulu (1966)
• Said Daeng Muntu
o Pembalasan
o Karena Kerendahan Boedi (1941)
• Marius Ramis Dayoh
o Pahlawan Minahasa (1957)
o Putra Budiman: Tjeritera Minahasa (1951)
Nur Sutan Iskandar dapat disebut sebagai Raja Pengarang Bali Pustaka oleh sebab banyaknya karya tulisnya pada masa tersebut.
Abdoel Moeis
Abdul Muis
Abdoel Moeis (lahir di Sungai Puar, Bukittinggi, Sumatera Barat, 3 Juli 1883 – wafat di Bandung, Jawa Barat, 17 Juni 1959 pada umur 75 tahun) adalah seorang sastrawan dan wartawan Indonesia. Pendidikan terakhirnya adalah di Stovia (sekolah kedokteran, sekarang Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia), Jakarta akan tetapi tidak tamat. Ia juga pernah menjadi anggota Volksraad yang didirikan pada tahun 1916 oleh pemerintah penjajahan Belanda. Ia dimakamkan di TMP Cikutra - Bandung dan dikukuhkan sebagai pahlawan nasional oleh Presiden RI, Soekarno, pada 30 Agustus 1959 (Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 218 Tahun 1959, tanggal 30 Agustus 1959)
Karir
Dia pernah bekerja sebagai klerk di Departemen Buderwijs en Eredienst dan menjadi wartawan di Bandung pada surat kabar Belanda, Preanger Bode, harian Kaum Muda dan majalah Neraca pimpinan Haji Agus Salim. Selain itu ia juga pernah aktif dalam Syarikat Islam dan pernah menjadi anggota Dewan Rakyat yang pertama (1920-1923). Setelah kemerdekaan, ia turut membantu mendirikan Persatuan Perjuangan Priangan
Riwayat Perjuangan
Mengecam tulisan orang-orang Belanda yang sangat menghina bangsa Indonesia melalui tulisannya di harian berbahasa Belanda, De Express Pada tahun 1913, menentang rencana pemerintah Belanda dalam mengadakan perayaan peringatan seratus tahun kemerdekaan Belanda dari Perancis melalui Komite Bumiputera bersama dengan Ki Hadjar Dewantara Pada tahun 1922, memimpin pemogokan kaum buruh di daerah Yogyakarta sehingga ia diasingkan ke Garut, Jawa Barat Mempengaruhi tokoh-tokoh Belanda dalam pendirian Technische Hooge School - Institute Teknologi Bandung (ITB)
Karya Sastra
Salah Asuhan (novel, 1928, difilmkan Asrul Sani, 1972)
Pertemuan Jodoh (novel, 1933)
Surapati (novel, 1950)
Robert Anak Surapati(novel, 1953)
UNTUNG SURAPATI
Untung Suropati
Untung Suropati (lahir: Bali, 1660 – wafat: Bangil, Jawa Timur, 5 Desember 1706) adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang berjuang di Pulau Jawa. Ia telah ditetapkan sebagai pahlawan nasional Indonesia berdasarkan S.K. Presiden No. 106/TK/1975 tanggal 3 November 1975.
•
Asal-Usul Si Untung
Nama aslinya tidak diketahui. Menurut Babad Tanah Jawi ia berasal dari Bali yang ditemukan oleh Kapten van Beber, seorang perwira VOC yang ditugaskan di Makasar.
Kapten van Beber kemudian menjualnya kepada perwira VOC lain di Batavia yang bernama Moor. Sejak memiliki budak baru, karir dan kekayaan Moor meningkat pesat. Anak kecil itu dianggap pembawa keberuntungan sehingga diberi nama Si Untung.
Ketika Untung berumur 20 tahun, ia dimasukkan penjara oleh Moor karena berani menikahi putrinya yang bernama Suzane. Untung kemudian menghimpun para tahanan dan berhasil kabur dari penjara dan menjadi buronan.
Mendapat Nama Surapati
Pada tahun 1683 Sultan Ageng Tirtayasa raja Banten dikalahkan VOC. Putranya yang bernama Pangeran Purbaya melarikan diri ke Gunung Gede. Ia memutuskan menyerah tetapi hanya mau dijemput perwira VOC pribumi.
Kapten Ruys (pemimpin benteng Tanjungpura) berhasil menemukan kelompok Untung. Mereka ditawari pekerjaan sebagai tentara VOC daripada hidup sebagai buronan. Untung pun dilatih ketentaraan, diberi pangkat letnan, dan ditugasi menjemput Pangeran Purbaya.
Untung menemui Pangeran Purbaya untuk dibawa ke Tanjungpura. Datang pula pasukan Vaandrig Kuffeler yang memperlakukan Pangeran Purbaya dengan kasar. Untung tidak terima dan menghancurkan pasukan Kuffeler di Sungai Cikalong, 28 Januari 1684.
Pangeran Purbaya tetap menyerah ke Tanjungpura, tapi istrinya yang bernama Gusik Kusuma meminta Untung mengantarnya pulang ke Kartasura. Untung kini kembali menjadi buronan VOC. Antara lain ia pernah menghancurkan pasukan Jacob Couper yang mengejarnya di desa Rajapalah.
Ketika melewati Cirebon, Untung bertengkar dengan Raden Surapati anak angkat sultan. Setelah diadili, terbukti yang bersalah adalah Suropati. Surapati pun dihukum mati. Sejak itu nama Surapati oleh Sultan Cirebon diserahkan kepada Untung.
Terbunuhnya Kapten Tack
Untung alias Suropati tiba di Kartasura mengantarkan Raden Ayu Gusik Kusuma pada ayahnya, yaitu Patih Nerangkusuma. Nerangkusuma adalah tokoh anti VOC yang gencar mendesak Amangkurat II agar mengkhianati perjanjian dengan bangsa Belanda itu. Nerangkusuma juga menikahkan Gusik Kusuma dengan Suropati.
Kapten Francois Tack (perwira VOC senior yang ikut berjasa dalam penumpasan Trunajaya dan Sultan Ageng Tirtayasa) tiba di Kartasura bulan Februari 1686 untuk menangkap Suropati. Amangkurat II yang telah dipengaruhi Nerangkusuma, pura-pura membantu VOC.
Pertempuran pun meletus di halaman keraton. Pasukan VOC hancur. Sebanyak 75 orang Belanda tewas. Kapten Tack sendiri tewas di tangan Pangeran Puger (adik Amangkurat II) yang menyamar sebagai prajurit Suropati.
Bergelar Tumenggung Wiranegara
Amangkurat II takut pengkhianantannya terbongkar. Ia merestui Suropati dan Nerangkusuma merebut Pasuruan. Di kota itu, Suropati mengalahkan bupatinya, yaitu Anggajaya, yang kemudian melarikan diri ke Surabaya. Bupati Surabaya bernama Adipati Jangrana tidak melakukan pembalasan karena ia sendiri sudah kenal dengan Suropati di Kartasura.
Untung Suropati pun mengangkat diri menjadi bupati Pasuruan bergelar Tumenggung Wiranegara.
Pada tahun 1690 Amangkurat II pura-pura mengirim pasukan untuk merebut Pasuruan. Tentu saja pasukan ini mengalami kegagalan karena pertempurannya hanya bersifat sandiwara sebagai usaha mengelabui VOC.
Kematian Untung Suropati
Sepeninggal Amangkurat II tahun 1703, terjadi perebutan takhta Kartasura antara Amangkurat III melawan Pangeran Puger. Pada tahun 1704 Pangeran Puger mengangkat diri menjadi Pakubuwana I dengan dukungan VOC. Tahun 1705 Amangkurat III diusir dari Kartasura dan berlindung ke Pasuruan.
Pada bulan September 1706 gabungan pasukan VOC, Kartasura, Madura, dan Surabaya dipimpin Mayor Goovert Knole menyerbu Pasuruan. Pertempuran di benteng Bangil akhirnya menewaskan Untung Suropati alias Wiranegara tanggal 17 Oktober 1706. Namun ia berwasiat agar kematiannya dirahasiakan.
Makam Suropati pun dibuat rata dengan tanah. Perjuangan dilanjutkan putra-putranya dengan membawa tandu berisi Suropati palsu.
Pada tanggal 18 Juni 1707 Herman de Wilde memimpin ekspedisi mengejar Amangkurat III. Ia menemukan makam Suropati yang segera dibongkarnya. Jenazah Suropati pun dibakar dan abunya dibuang ke laut.
Perjuangan Putra-Putra Suropati
Putra-putra Untung Suropati, antara lain Raden Pengantin, Raden Suropati, dan Raden Suradilaga memimpin pengikut ayah mereka (campuran orang Jawa dan Bali). Sebagian dari mereka ada yang tertangkap bersama Amangkurat III tahun 1708 dan ikut dibuang ke Srilangka.
Sebagian pengikut Untung Suropati bergabung dalam pemberontakan Arya Jayapuspita di Surabaya tahun 1717. Pemberontakan ini sebagai usaha balas dendam atas dihukum matinya Adipati Jangrana yang terbukti diam-diam memihak Suropati dalam perang tahun 1706.
Setelah Jayapuspita kalah tahun 1718 dan mundur ke Mojokerto, pengikut Suropati masih setia mengikuti. Mereka semua kemudian bergabung dalam pemberontakan Pangeran Blitar menentang Amangkurat IV yang didukung VOC tahun 1719. Pemberontakan ini berhasil dipadamkan tahun 1723. Putra-putra Untung Suropati dan para pengikutnya dibuang VOC ke Srilangka.
Untung Suropati dalam Karya Sastra
Kisah Untung Suropati yang legendaris cukup banyak ditulis dalam bentuk sastra. Selain Babad Tanah Jawi, juga terdapat antara lain Babad Suropati.
Penulis Hindia Belanda Melati van Java (nama samaran dari Nicolina Maria Sloot) juga pernah menulis roman berjudul Van Slaaf Tot Vorst, yang terbit pada tahun 1887. Karya ini kemudian diterjemahkan oleh FH Wiggers dan diterbitkan tahun 1898 dengan judul Dari Boedak Sampe Djadi Radja. Penulis pribumi yang juga menulis tentang kisah ini adalah sastrawan Abdul Muis dalam novelnya yang berjudul Surapati.
Jumat, 30 Oktober 2009
asal usul penyengat & semua tentang penyengat
A.ASAL USUL PULAU PENYENGAT
Menurut cerita, pulau mungil di muara sungai Riau jni sudah lama dikenal oleh parapelaut sejak berabad-abad yang lalu karena menjadi tempat persinggahan untuk mengambil air tawar yang cukup banyak tersedia di pulau itu.
Menurut legenda lebih lanjut,nama “Penyengat” diberikan kepada pulauitu, karena pernah pelaut-pelaut yang sedang mengambil air bersih di tempat itu diserang oleh semacam lebah (insect) yang dipanggil “penyengat” hingga membawa korban bagi rekan-rekan pelaut itu. Sejak peristiwa itu pulau tersebut terkenal di kalangan pelaut dan nelayan dengan panggilan “Pulau Penyengat” .Kemudian, tatkala pusat pemerintahan Kerajaan Riau bertempat di ,pulau itu ia diresmikan dengan nama “Pulau Penyengat InderaSakti”.Karena letaknya sangat baik bagi pertahanan negeri Riau yang berpusat di Ulu Sungai Riau {Riau Lama}, pada abad-abad yang lalu Pulau Penyengat telah berkali-kali menjadi medan pertempuran {Perang Sultan Sulaiman- Raja Kecik Siak} , bahkan tatkala terjadi perang Riau dengan Belanda (1782-1784) Pulau Penyengat telah dijadikan pusat pertahanan yang utama.
Benteng-benteng dengan sistem pertahanan dengan “gaya Portugis” telah dikembangkan di Pulau itu yang sisa-sisanya masih dapat dilihat sekarang.Pada 1803 Pulau Penyengat telah dibina dari sebuah pusat pertahanan menjadi negeri, dan kemudian berkedudukan Yang Dipertuan Muda Kerajaan Riau-Lingga, sementara Sultan berkediaman resmi di Daik-Lingga. Baru kemudian -pada tahun 1900- Sultan Riau-Lingga ke Pulau Penyengat.
Sejak itu lengkaplah peranan Pulau Penyengat sebagai pusat pemerintahan, adat istiadat, agama Islam, dan kebudayaan Melayu.Peranan Pulau Penyengat yang menonjol itu berakhir tatkala Sultan Riau-Lingga terakhir, Abdul Rahman Muazam Syah, meninggalkan pulau itu mengungsi ke Singapura karena tidak bersedia menandatangani kontrak yang menghilangkan hak dan kekuasaan raJa dan’pembesar-pembesar tradisonal Riau.Di Singapura Sultan dan pengikut-pengikutnya diberitahu, bahwa Belanda akan merampas segala harta benda (termasuk istana, gedung-gedung, tanah dan sebagainya) milik pejabat¬pejabatyang meninggalkan negeri Riau. Untuk menghindarkan agar milik mereka tidak jatuh ke tangan Belanda, Sultan dan pembesar-pembesarnya memerintah kepada rakyatnya yang tinggal di Pulau Penyengat agar meruntuhkan bangunan-bangunan yang ditinggalkan itu, menanami tanah-tanah yang kosong dan rnenghancurkan apa saja yang kiranya akan dirampas Belanda.Itulah sebabnya walaupun kesultanan Riau Lingga belum 100 tahun berakhir, sisa-sisa keagungan dan kebesaran kerajaan, Riau Lingga boleh dikatakan sudah pupus sama sekali, tinggal hanya puing-puing berserakan.
Di antara puing-puing yang berserakan itu, yang masih dapat ditandai, antara lain:
- sebuah mesjid yang masih terawat dengan baik
- empat buah komplek makam/ kuburan diraja
- dua buah bekas istana dan beberapa buah gedung lama
-benteng, sumur, taman dan sebagainya.
B.LATAR BELAKANG PULAU PENYENGAT
A.SELAYANG PANDANG
Pulau Penyengat merupakan pulau yang berjarak sekitar 6 km di seberang kota Tanjungpinang, Ibu Kota Kepulauan Riau. Pulau ini penuh makna bagi sejarah Kesultanan Riau-Lingga. Pada masa keemasannya, Kesultanan Riau-Lingga menjadikan Pulau Penyengat tidak hanya sebagai pusat pemerintahan, tetapi juga pusat kebudayaan dan keagamaan. Maka tak heran, jika hingga saat ini, peninggalan dari masa keemasan Kesultanan Riau masih dapat ditemui di pulau ini.
Konon, jauh sebelum menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Riau-Lingga, pulau seluas 240 hektar ini sering dikunjungi para pelaut atau nelayan yang ingin mencari air bersih. Suatu ketika, saat seorang nelayan tengah mengambil air, tiba-tiba ia dikejar oleh sekelompok binatang sejenis lebah yang juga memiliki sengat. Sejak saat itu, binatang tersebut dikenal sebagai binatang penyengat, dan pulau ini pun disebut dengan Pulau Penyengat.
Dalam kisah yang diceritakan secara turun-temurun dalam masyarakat Melayu, Pulau Penyengat digambarkan sebagai mas kawin yang diberikan oleh Sultan Mahmud Marhum Besar, Sultan Riau periode 1761—1812 M, kepada Engku Putri Raja Hamidah, putri dari Raja Haji Fisabilillah.
Istana Raja Ali Haji di Pulau Penyengat
B. Keistimewaan
Memasuki dermaga di Pulau Penyengat, pengunjung langsung dapat melihat Masjid Raya Sultan Riau. Dari masjid inilah, pengunjung dapat memulai perjalanan wisatanya di Pulau Penyengat. Masjid tua ini, dibangun pada tahun 1832 M, atas prakarsa Yang Dipertuan Muda VII, Raja Abdul Rahman. Di masjid ini, tersimpan ratusan naskah kuno beraksara arab dan beberapa Alquran tulisan tangan. Sayang, beberapa di antara naskah-naskah kuno tersebut sudah dalam kondisi hancur, karena udara lembab. Selain itu, masjid yang memiliki perpaduan gaya arsitektur khas Melayu, Arab, dan India ini memiliki cerita unik dalam sejarah pembangunannya. Konon, bangunan ini menggunakan putih telur sebagai bahan perekat konstruksinya.
Masjid Sultan Riau di Pulau Penyengat
Selepas melihat-lihat masjid yang kaya dengan nilai sejarah ini, pengunjung bisa beranjak dan mengunjungi lokasi wisata lain di pulau ini, seperti berziarah ke makam-makam tokoh Kerajaan Riau-Lingga. Di antaranya adalah makam Engku Putri Raja Hamidah dan makam Raja Ali Haji. Di sepanjang dinding bangunan makam Raja Ali Haji, diabadikan karya besarnya: Gurindam Dua Belas.
Makam Raja Ali Haji
Salah satu peninggalan sejarah yang juga dapat dikunjungi adalah Balai Adat. Balai Adat ini digunakan sebagai tempat penyimpanan perkakas-perkakas milik raja dan tuan putri dari Kerajaan Riau-Lingga. Bangunan dengan arsitektur Melayu ini, kini digunakan masyarakat setempat untuk melangsungkan rapat dan juga acara pernikahan. Di bawah kolong bangunan ini, terdapat air sumur yang memiliki mata air jernih. Sumur yang debit airnya tidak pernah berkurang ini, diyakini berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit dan mengentengkan jodoh.
Selain menikmati bangunan-bangunan di atas, pengunjung masih bisa meneruskan perjalanan ke Benteng Bukit Kursi. Benteng ini dibangun pada tahun 1782—1784 M, semasa pemerintahan Raja Ali Haji, dan dimaksudkan sebagai benteng pertahanan, ketika melawan tentara Belanda. Letak benteng yang berada di lereng bukit dan menghadap ke laut, membuat pengunjung dapat menikmati dua hal sekaligus: peninggalan bersejarah dan juga panorama laut yang begitu cantik dari sisi lereng bukit ini.
C. Lokasi
Kelurahan Penyengat, Kecamatan Tanjungpinang, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Indonesia
D. Harga tiket
Untuk memasuki pulau ini, pengunjung tidak dikenakan biaya.
E. Akses
Untuk bisa mencapai Pulau Penyengat, pengunjung dapat menaiki perahu motor kecil yang dikenal dengan sebutan pompong, dari Pelabuhan Sri Bintan Pura, Kota Tanjung Pinang. Untuk menaiki pompong ini, penumpang dikenakan biaya Rp 5.000,00 per orang. Atau jika ingin menyewa, biaya yang dikenakan sebesar Rp 50.000,00 per pompong (Agustus 2008).
F. Akomodasi dan Fasilitas Lainnya
Di Pulau Penyengat, tidak terdapat hotel ataupun penginapan. Pengunjung yang ingin tinggal lebih lama dapat menginap di rumah-rumah penduduk, bahkan untuk jangka waktu hingga sebulan. Di pulau ini, pengunjung tidak akan menemukan mobil ataupun kendaraan sejenisnya. Jadi, untuk mengelilingi pulau, pengunjung dapat menggunakan jasa becak motor (bemor) yang bisa ditumpangi dua orang. Dengan mengeluarkan uang sewa sebesar Rp 20.000,00 per jam, pengunjung dapat mengelilingi pulau ini, dengan rute yang telah ditentukan pengemudi bemor. Tak hanya itu, pengemudi bemor pun dapat menjadi pemandu yang bisa menceritakan sejarah tempat-tempat yang dikunjungi. Jika mempunyai waktu yang cukup panjang, wisatawan dapat berjalanan kaki untuk menjelajahi pulau kecil ini.
MESJID RAYA SULTAN RIAU
Mesjid ini di bangun pada tahun 1832 pada masa pemerintahan Yang Dipertuan Muda VII Raja Abdul Rahman, pembangunan mesjid ini dilakukan secara bergotong royong oleh semua masyarakat penyengat pada masa itu.
Aspek yang paling menarik dalam pembangunan mesjid ini adalah digunakannya putih telur sebagai campuran semen untuk dinding mesjit. Mesjid ini merupakan bangunan yang unik dengan panjang 19,8 meter dan lebar 18 meter, rungan tempat sembahyang disangga oleh 4 buah tiang besar, atapnya berbentuk kubah sebanyak 13 buah dan menara sebanyak 4 sebuah, semuanya berjumlah 17 sesuai dengan rakaat sebahyang sehari semalam.
Di dalam mesjid ini juga terdapat kitab suci Al-Quran yang ditulis tangan, serta lemari perpustakaan kerajaan riau-lingga yang pintunya berukir kaligrafi yang melambangkan kebudayaan islam sangat berkembang pesat pada masa itu.
KOMPLEKS MAKAM ENGKU PUTERI RAJA HAMIDAH
Di dalam kompleks makam yang memiliki struktur atap bersusun dengan ornamen yang indah ini terdapat beberapa makam pembesar kerajaan riau salah satu diantaranya adalah makam Enku Puteri. Engku Puteri yang memiliki naman lahir Raja Hamidah merupakan anak dari Raja Haji Yang Dipertuan Muda Riau ke IV.
Perkawinan dengan Sultan Mahmud mengantar Engku Puteri Raja Hamidah menjadi tokoh yang sangat penting dalam kerajaan Riau-Johor pada awal abad ke-19. Karena di dalam tangannya diamanahkan alat-alat kebesaran kerajaan (insignia atau rgelia). Tanpa alat-alat kebesaran itu penobatan seorang sultan menjadi tidak sah menurut adat setempat.
Pulau pengengat juga merupakan mas kawin dari Sultan Mahmud kepada Engku Puteri. Engku Puteri wafat pada tahun 1844. Selain makam Engku Puteri juga terdapat makam Raja Haji Abdullah Yang Dipertuan Muda Riau IX, dan makam Raja Ali Haji Sastrawan dari kerajaan Riau Lingga, karyanya yang terkenal adalah Gurindam Dua Belas.
KOMPLEKS MAKAM RAJA HAJI FISABILLILLAH
Komplek makam ini terletak diatas bukit di selatan pulau Penyengat. Raja Haji Fisabilillah adalah Yang Dipertuan Muda IV kerajaan Riau Lingga yang memerintah kerajaan dari tahun 1777-1784 merupakan figur legendaris dan pahlawan melayu.
Raja Haji Fisabilillah sangat gencar mengadakan perlawanan-perlawanan terhadap penjajah, peristiwa yang terbesar adalah ketika meletusnya perang Riau. Pasukan Riau berhasil memukul mundur pasukan Belanda dari perairan Riau dan memenangkan pertempuran tersebut setelah berhasil menenggelamkan kapal Maraca Van Warden.
Raja Haji wafat pada 18 juni 1784 dikenal sebagai Marhum Teluk Ketapang. Oleh Belanda, Raja Haji dikenal juga sebagai Raja Api. Dan oleh Pemerintah Indonesia Raja Haji Fisabilillah dianugrahi menjadi pahlawan nasional. Disebelah komplek makam Raja Haji Fisabilillah juga terdapat makam Habib Syech, ulama terkenal semasa kerajaan Riau.
KOMPLEK MAKAM RAJA JAKFAR
Komplek makam Raja Jakfar adalah komplek makam yang baik diantara makam lainnya. Dilapisi dinding dengan pilar dan kubah kecil disamping terdapt kolam tempat berwudhu untuk sholat. Raja Jakfar adalah anak Raja Haji Fisabilillah, merupakan Yang Dipertuan Muda Riau VI.
Pada masa pemerintahannya ia memindahkan pusat kerajaan yang tadinya di hulu Riau ke pulau Penyengat. Ia memulai karirnya sebagai pengusaha pertambangan timah yang sukses di Kelang, Selangor.
Karena sering mengunjungi kota melaka beliau menjadi peka akan penataan kota dengan arsitektur yang sejalan dengan zaman. Karena itulah pulau Penyengat ditata dan dikelolanya dengan selera yang tinggi.
Dalam komplek makam Raja Jakfar juga terdapat makam Raja Ali Yang Dipertuan Muda VIII kerajaan Riau anak dari Raja Jakfar. Raja Ali merupakan figure yang taat beribadah. Pada masa pemerintahannya ia membuat kebijakan untuk mewajibkan kaum laki-laki melaksanakan sholat jumat dan mewajibkan kaum wanita untuk menggunakan busana muslimah.
KOMPLEK TENGKU BILIK
Bangunan yang megah ini menggambarkan betapa jayanya kerajaan Riau Lingga pada rentang tahun 1844. Bangunan tua yang mempunyai berarsitektur Eropa modern ini berada tepat disamping komplek makam Raja Jakfar.
Gedung tengku bilik ini mempunyai kemiripan dengan gedung kampung Gelam yang berada di Malaka. kemiripan arsitektur kedua gedung tersebut menunjukkan kuatnya jalinan persaudaran dan kerjasama dari dua kerajan besar pada saat itu.
ISTANA RAJA ALI
Istana Raja Ali juga dikenal dengan Istana Kantor, karena fungsi bangunan ini selain sebagai rumah juga sebagai kantor Raja Ali Yang Dipertuan Muda VIII kerajaan Riau.
Komplek istana ini sangat besar, ukurannya sekitar no meter, dikelilingi oleh tembok tebal lengkap dengan pintu gerbang dibagian belakangnya. Keagungan istana ini masih dapat kita lihat sampai saat ini.
Setelah wafat, Raja Ali dikenal dengan Marhum Kantor.
MAKAM RAJA ABDURRAHMAN
Raja Abdulrahman adalah Yang Dipertuan Muda VII kerajaan Riau Lingga. Ialah yang membangun mesjid pulau Penyengat.
Pada masa pemerintahannya terjadi pengacauan oleh bajak laut, dan campur tangan pihak Inggris mempersulit kedudukan Raja Abdulrahman.
Raja abdulrahman wafat pada tahun 1843, dengan gelar post humousnya adalah Marhum Kampung Bulang. Makamnya terletak di atas sebuah bukit yang memaparkan pemandangan pada mesjid yang dibangunnya.
BENTENG PERTAHANAN BUKIT KURSI
Dibangun pada masa pemerintahan Yang Dipertuan Muda Raja Haji Fisabilillah, yang pada masa itu menjadikan pulau Penyengat sebagai benteng pertahanan yang ampuh pada perang riau di benteng ini masih dapat kita jumpai parit pertahanan dan meriamnya.
PERIGI PUTERI/PERIGI KUNCI
Bangunan mungil yang berbentuk unik beratap kubah setengah slinde ini merupakan tempat pemandian bagi kaum wanita terutama para puteri bangsawan kerajaan Riau-Lingga.
MAKAM RAJA ALI HAJI
Makam Raja Ali Haji berada satu komplek dengan makam Raja Hamidah Engku Putri. Raja Ali Haji sangat termashyur dengan karyanya Gurindam 12, yang berisi tentang petunjuk menjalankan kehidupan sehari yang bertujuan untuk membentuk akhlak mulia dan menegakkan ajaran agama Islam.
TAMAN MONUMEN PERJUANGAN RAJA HAJI FISABILILLAH
Monumen setinggi 28 m ini dibangun oleh pemerintah untuk mengenang perjuangan Raja Haji Fisabillillah yang merupakan pahlawan Bahari dan Kepulauan Riau. Disekitar monumen terdapat taman Raja Haji Fisabilillah yang memaparkan pandangan laut beserta pulau-pulau disekitar kota Tanjung Pinang bersantai disore hari disini sambil menikmati suasana matahari terbenam merupakan aktifitas yang sangat menyenangkan.
KOMPLEK MAKAM DAENG MAREWAH
Daeng Marewah atau Kelana Jaya Putera adalah Yang Dipertuan Muda I kerajaan Johor-Pahang-Riau-Lingga, memerintah tahun 1721-1728, gelar posthumousnya adalah Marhum Mangkat Disungai Bahari. Dalam komplek makamnya juga terdapat makam keluarga termasuk Tu Encik Ayu yang merupakan istri Daeng Marewah.
KOMPLEK MAKAM DAENG CELAK
Daeng Celak adalah Yang Dipertuan Muda Riau II yang merupakan ayahanda Raja Haji Yang Dipertuan Muda IV. Ia memerintah tahun 1728-1745. Pusarannya telah dibuatkan cungkup menaungi bersma putera istrinya Engku Puan Mandak Binti Sultan Abdul Jalil Ri Ayat Syah. Dalam komplek pemakaman yang dikelilingi tembok berkisi setinggi 70 cm terdapat pusara-pusara lainnya.
C.JUMLAH DAN MATA PENCAHARIAN(PEKERJAAN) PENDUDUK PULAU PENYENGAT
Pulau Penyengat terdiri dari beberapa buah kampung yang tergabung dalam suatu desa atau kepenghuluan: Kepenghuluan Pulau Penyengat.Jumlah penduduknya 2026 jiwa {1989},2442(2004), sebagian besar adalah suku {etnis} Melayu dan sehari-hari berbahasa Melayu, bahasa Melayu Riau.Mata pencaharian penduduk terutama menjadi nelayan, buruh lepas, ada yang bekerja sebagai pegawai negeri dan swasta di Tanjung Pinang.
D.BUDAYA PULAU PENYENGAT
Menurut cerita, pulau mungil di muara sungai Riau jni sudah lama dikenal oleh parapelaut sejak berabad-abad yang lalu karena menjadi tempat persinggahan untuk mengambil air tawar yang cukup banyak tersedia di pulau itu.
Menurut legenda lebih lanjut,nama “Penyengat” diberikan kepada pulauitu, karena pernah pelaut-pelaut yang sedang mengambil air bersih di tempat itu diserang oleh semacam lebah (insect) yang dipanggil “penyengat” hingga membawa korban bagi rekan-rekan pelaut itu. Sejak peristiwa itu pulau tersebut terkenal di kalangan pelaut dan nelayan dengan panggilan “Pulau Penyengat” .Kemudian, tatkala pusat pemerintahan Kerajaan Riau bertempat di ,pulau itu ia diresmikan dengan nama “Pulau Penyengat InderaSakti”.Karena letaknya sangat baik bagi pertahanan negeri Riau yang berpusat di Ulu Sungai Riau {Riau Lama}, pada abad-abad yang lalu Pulau Penyengat telah berkali-kali menjadi medan pertempuran {Perang Sultan Sulaiman- Raja Kecik Siak} , bahkan tatkala terjadi perang Riau dengan Belanda (1782-1784) Pulau Penyengat telah dijadikan pusat pertahanan yang utama.
Benteng-benteng dengan sistem pertahanan dengan “gaya Portugis” telah dikembangkan di Pulau itu yang sisa-sisanya masih dapat dilihat sekarang.Pada 1803 Pulau Penyengat telah dibina dari sebuah pusat pertahanan menjadi negeri, dan kemudian berkedudukan Yang Dipertuan Muda Kerajaan Riau-Lingga, sementara Sultan berkediaman resmi di Daik-Lingga. Baru kemudian -pada tahun 1900- Sultan Riau-Lingga ke Pulau Penyengat.
Sejak itu lengkaplah peranan Pulau Penyengat sebagai pusat pemerintahan, adat istiadat, agama Islam, dan kebudayaan Melayu.Peranan Pulau Penyengat yang menonjol itu berakhir tatkala Sultan Riau-Lingga terakhir, Abdul Rahman Muazam Syah, meninggalkan pulau itu mengungsi ke Singapura karena tidak bersedia menandatangani kontrak yang menghilangkan hak dan kekuasaan raJa dan’pembesar-pembesar tradisonal Riau.Di Singapura Sultan dan pengikut-pengikutnya diberitahu, bahwa Belanda akan merampas segala harta benda (termasuk istana, gedung-gedung, tanah dan sebagainya) milik pejabat¬pejabatyang meninggalkan negeri Riau. Untuk menghindarkan agar milik mereka tidak jatuh ke tangan Belanda, Sultan dan pembesar-pembesarnya memerintah kepada rakyatnya yang tinggal di Pulau Penyengat agar meruntuhkan bangunan-bangunan yang ditinggalkan itu, menanami tanah-tanah yang kosong dan rnenghancurkan apa saja yang kiranya akan dirampas Belanda.Itulah sebabnya walaupun kesultanan Riau Lingga belum 100 tahun berakhir, sisa-sisa keagungan dan kebesaran kerajaan, Riau Lingga boleh dikatakan sudah pupus sama sekali, tinggal hanya puing-puing berserakan.
Di antara puing-puing yang berserakan itu, yang masih dapat ditandai, antara lain:
- sebuah mesjid yang masih terawat dengan baik
- empat buah komplek makam/ kuburan diraja
- dua buah bekas istana dan beberapa buah gedung lama
-benteng, sumur, taman dan sebagainya.
B.LATAR BELAKANG PULAU PENYENGAT
A.SELAYANG PANDANG
Pulau Penyengat merupakan pulau yang berjarak sekitar 6 km di seberang kota Tanjungpinang, Ibu Kota Kepulauan Riau. Pulau ini penuh makna bagi sejarah Kesultanan Riau-Lingga. Pada masa keemasannya, Kesultanan Riau-Lingga menjadikan Pulau Penyengat tidak hanya sebagai pusat pemerintahan, tetapi juga pusat kebudayaan dan keagamaan. Maka tak heran, jika hingga saat ini, peninggalan dari masa keemasan Kesultanan Riau masih dapat ditemui di pulau ini.
Konon, jauh sebelum menjadi pusat pemerintahan Kesultanan Riau-Lingga, pulau seluas 240 hektar ini sering dikunjungi para pelaut atau nelayan yang ingin mencari air bersih. Suatu ketika, saat seorang nelayan tengah mengambil air, tiba-tiba ia dikejar oleh sekelompok binatang sejenis lebah yang juga memiliki sengat. Sejak saat itu, binatang tersebut dikenal sebagai binatang penyengat, dan pulau ini pun disebut dengan Pulau Penyengat.
Dalam kisah yang diceritakan secara turun-temurun dalam masyarakat Melayu, Pulau Penyengat digambarkan sebagai mas kawin yang diberikan oleh Sultan Mahmud Marhum Besar, Sultan Riau periode 1761—1812 M, kepada Engku Putri Raja Hamidah, putri dari Raja Haji Fisabilillah.
Istana Raja Ali Haji di Pulau Penyengat
B. Keistimewaan
Memasuki dermaga di Pulau Penyengat, pengunjung langsung dapat melihat Masjid Raya Sultan Riau. Dari masjid inilah, pengunjung dapat memulai perjalanan wisatanya di Pulau Penyengat. Masjid tua ini, dibangun pada tahun 1832 M, atas prakarsa Yang Dipertuan Muda VII, Raja Abdul Rahman. Di masjid ini, tersimpan ratusan naskah kuno beraksara arab dan beberapa Alquran tulisan tangan. Sayang, beberapa di antara naskah-naskah kuno tersebut sudah dalam kondisi hancur, karena udara lembab. Selain itu, masjid yang memiliki perpaduan gaya arsitektur khas Melayu, Arab, dan India ini memiliki cerita unik dalam sejarah pembangunannya. Konon, bangunan ini menggunakan putih telur sebagai bahan perekat konstruksinya.
Masjid Sultan Riau di Pulau Penyengat
Selepas melihat-lihat masjid yang kaya dengan nilai sejarah ini, pengunjung bisa beranjak dan mengunjungi lokasi wisata lain di pulau ini, seperti berziarah ke makam-makam tokoh Kerajaan Riau-Lingga. Di antaranya adalah makam Engku Putri Raja Hamidah dan makam Raja Ali Haji. Di sepanjang dinding bangunan makam Raja Ali Haji, diabadikan karya besarnya: Gurindam Dua Belas.
Makam Raja Ali Haji
Salah satu peninggalan sejarah yang juga dapat dikunjungi adalah Balai Adat. Balai Adat ini digunakan sebagai tempat penyimpanan perkakas-perkakas milik raja dan tuan putri dari Kerajaan Riau-Lingga. Bangunan dengan arsitektur Melayu ini, kini digunakan masyarakat setempat untuk melangsungkan rapat dan juga acara pernikahan. Di bawah kolong bangunan ini, terdapat air sumur yang memiliki mata air jernih. Sumur yang debit airnya tidak pernah berkurang ini, diyakini berkhasiat untuk menyembuhkan penyakit dan mengentengkan jodoh.
Selain menikmati bangunan-bangunan di atas, pengunjung masih bisa meneruskan perjalanan ke Benteng Bukit Kursi. Benteng ini dibangun pada tahun 1782—1784 M, semasa pemerintahan Raja Ali Haji, dan dimaksudkan sebagai benteng pertahanan, ketika melawan tentara Belanda. Letak benteng yang berada di lereng bukit dan menghadap ke laut, membuat pengunjung dapat menikmati dua hal sekaligus: peninggalan bersejarah dan juga panorama laut yang begitu cantik dari sisi lereng bukit ini.
C. Lokasi
Kelurahan Penyengat, Kecamatan Tanjungpinang, Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Indonesia
D. Harga tiket
Untuk memasuki pulau ini, pengunjung tidak dikenakan biaya.
E. Akses
Untuk bisa mencapai Pulau Penyengat, pengunjung dapat menaiki perahu motor kecil yang dikenal dengan sebutan pompong, dari Pelabuhan Sri Bintan Pura, Kota Tanjung Pinang. Untuk menaiki pompong ini, penumpang dikenakan biaya Rp 5.000,00 per orang. Atau jika ingin menyewa, biaya yang dikenakan sebesar Rp 50.000,00 per pompong (Agustus 2008).
F. Akomodasi dan Fasilitas Lainnya
Di Pulau Penyengat, tidak terdapat hotel ataupun penginapan. Pengunjung yang ingin tinggal lebih lama dapat menginap di rumah-rumah penduduk, bahkan untuk jangka waktu hingga sebulan. Di pulau ini, pengunjung tidak akan menemukan mobil ataupun kendaraan sejenisnya. Jadi, untuk mengelilingi pulau, pengunjung dapat menggunakan jasa becak motor (bemor) yang bisa ditumpangi dua orang. Dengan mengeluarkan uang sewa sebesar Rp 20.000,00 per jam, pengunjung dapat mengelilingi pulau ini, dengan rute yang telah ditentukan pengemudi bemor. Tak hanya itu, pengemudi bemor pun dapat menjadi pemandu yang bisa menceritakan sejarah tempat-tempat yang dikunjungi. Jika mempunyai waktu yang cukup panjang, wisatawan dapat berjalanan kaki untuk menjelajahi pulau kecil ini.
MESJID RAYA SULTAN RIAU
Mesjid ini di bangun pada tahun 1832 pada masa pemerintahan Yang Dipertuan Muda VII Raja Abdul Rahman, pembangunan mesjid ini dilakukan secara bergotong royong oleh semua masyarakat penyengat pada masa itu.
Aspek yang paling menarik dalam pembangunan mesjid ini adalah digunakannya putih telur sebagai campuran semen untuk dinding mesjit. Mesjid ini merupakan bangunan yang unik dengan panjang 19,8 meter dan lebar 18 meter, rungan tempat sembahyang disangga oleh 4 buah tiang besar, atapnya berbentuk kubah sebanyak 13 buah dan menara sebanyak 4 sebuah, semuanya berjumlah 17 sesuai dengan rakaat sebahyang sehari semalam.
Di dalam mesjid ini juga terdapat kitab suci Al-Quran yang ditulis tangan, serta lemari perpustakaan kerajaan riau-lingga yang pintunya berukir kaligrafi yang melambangkan kebudayaan islam sangat berkembang pesat pada masa itu.
KOMPLEKS MAKAM ENGKU PUTERI RAJA HAMIDAH
Di dalam kompleks makam yang memiliki struktur atap bersusun dengan ornamen yang indah ini terdapat beberapa makam pembesar kerajaan riau salah satu diantaranya adalah makam Enku Puteri. Engku Puteri yang memiliki naman lahir Raja Hamidah merupakan anak dari Raja Haji Yang Dipertuan Muda Riau ke IV.
Perkawinan dengan Sultan Mahmud mengantar Engku Puteri Raja Hamidah menjadi tokoh yang sangat penting dalam kerajaan Riau-Johor pada awal abad ke-19. Karena di dalam tangannya diamanahkan alat-alat kebesaran kerajaan (insignia atau rgelia). Tanpa alat-alat kebesaran itu penobatan seorang sultan menjadi tidak sah menurut adat setempat.
Pulau pengengat juga merupakan mas kawin dari Sultan Mahmud kepada Engku Puteri. Engku Puteri wafat pada tahun 1844. Selain makam Engku Puteri juga terdapat makam Raja Haji Abdullah Yang Dipertuan Muda Riau IX, dan makam Raja Ali Haji Sastrawan dari kerajaan Riau Lingga, karyanya yang terkenal adalah Gurindam Dua Belas.
KOMPLEKS MAKAM RAJA HAJI FISABILLILLAH
Komplek makam ini terletak diatas bukit di selatan pulau Penyengat. Raja Haji Fisabilillah adalah Yang Dipertuan Muda IV kerajaan Riau Lingga yang memerintah kerajaan dari tahun 1777-1784 merupakan figur legendaris dan pahlawan melayu.
Raja Haji Fisabilillah sangat gencar mengadakan perlawanan-perlawanan terhadap penjajah, peristiwa yang terbesar adalah ketika meletusnya perang Riau. Pasukan Riau berhasil memukul mundur pasukan Belanda dari perairan Riau dan memenangkan pertempuran tersebut setelah berhasil menenggelamkan kapal Maraca Van Warden.
Raja Haji wafat pada 18 juni 1784 dikenal sebagai Marhum Teluk Ketapang. Oleh Belanda, Raja Haji dikenal juga sebagai Raja Api. Dan oleh Pemerintah Indonesia Raja Haji Fisabilillah dianugrahi menjadi pahlawan nasional. Disebelah komplek makam Raja Haji Fisabilillah juga terdapat makam Habib Syech, ulama terkenal semasa kerajaan Riau.
KOMPLEK MAKAM RAJA JAKFAR
Komplek makam Raja Jakfar adalah komplek makam yang baik diantara makam lainnya. Dilapisi dinding dengan pilar dan kubah kecil disamping terdapt kolam tempat berwudhu untuk sholat. Raja Jakfar adalah anak Raja Haji Fisabilillah, merupakan Yang Dipertuan Muda Riau VI.
Pada masa pemerintahannya ia memindahkan pusat kerajaan yang tadinya di hulu Riau ke pulau Penyengat. Ia memulai karirnya sebagai pengusaha pertambangan timah yang sukses di Kelang, Selangor.
Karena sering mengunjungi kota melaka beliau menjadi peka akan penataan kota dengan arsitektur yang sejalan dengan zaman. Karena itulah pulau Penyengat ditata dan dikelolanya dengan selera yang tinggi.
Dalam komplek makam Raja Jakfar juga terdapat makam Raja Ali Yang Dipertuan Muda VIII kerajaan Riau anak dari Raja Jakfar. Raja Ali merupakan figure yang taat beribadah. Pada masa pemerintahannya ia membuat kebijakan untuk mewajibkan kaum laki-laki melaksanakan sholat jumat dan mewajibkan kaum wanita untuk menggunakan busana muslimah.
KOMPLEK TENGKU BILIK
Bangunan yang megah ini menggambarkan betapa jayanya kerajaan Riau Lingga pada rentang tahun 1844. Bangunan tua yang mempunyai berarsitektur Eropa modern ini berada tepat disamping komplek makam Raja Jakfar.
Gedung tengku bilik ini mempunyai kemiripan dengan gedung kampung Gelam yang berada di Malaka. kemiripan arsitektur kedua gedung tersebut menunjukkan kuatnya jalinan persaudaran dan kerjasama dari dua kerajan besar pada saat itu.
ISTANA RAJA ALI
Istana Raja Ali juga dikenal dengan Istana Kantor, karena fungsi bangunan ini selain sebagai rumah juga sebagai kantor Raja Ali Yang Dipertuan Muda VIII kerajaan Riau.
Komplek istana ini sangat besar, ukurannya sekitar no meter, dikelilingi oleh tembok tebal lengkap dengan pintu gerbang dibagian belakangnya. Keagungan istana ini masih dapat kita lihat sampai saat ini.
Setelah wafat, Raja Ali dikenal dengan Marhum Kantor.
MAKAM RAJA ABDURRAHMAN
Raja Abdulrahman adalah Yang Dipertuan Muda VII kerajaan Riau Lingga. Ialah yang membangun mesjid pulau Penyengat.
Pada masa pemerintahannya terjadi pengacauan oleh bajak laut, dan campur tangan pihak Inggris mempersulit kedudukan Raja Abdulrahman.
Raja abdulrahman wafat pada tahun 1843, dengan gelar post humousnya adalah Marhum Kampung Bulang. Makamnya terletak di atas sebuah bukit yang memaparkan pemandangan pada mesjid yang dibangunnya.
BENTENG PERTAHANAN BUKIT KURSI
Dibangun pada masa pemerintahan Yang Dipertuan Muda Raja Haji Fisabilillah, yang pada masa itu menjadikan pulau Penyengat sebagai benteng pertahanan yang ampuh pada perang riau di benteng ini masih dapat kita jumpai parit pertahanan dan meriamnya.
PERIGI PUTERI/PERIGI KUNCI
Bangunan mungil yang berbentuk unik beratap kubah setengah slinde ini merupakan tempat pemandian bagi kaum wanita terutama para puteri bangsawan kerajaan Riau-Lingga.
MAKAM RAJA ALI HAJI
Makam Raja Ali Haji berada satu komplek dengan makam Raja Hamidah Engku Putri. Raja Ali Haji sangat termashyur dengan karyanya Gurindam 12, yang berisi tentang petunjuk menjalankan kehidupan sehari yang bertujuan untuk membentuk akhlak mulia dan menegakkan ajaran agama Islam.
TAMAN MONUMEN PERJUANGAN RAJA HAJI FISABILILLAH
Monumen setinggi 28 m ini dibangun oleh pemerintah untuk mengenang perjuangan Raja Haji Fisabillillah yang merupakan pahlawan Bahari dan Kepulauan Riau. Disekitar monumen terdapat taman Raja Haji Fisabilillah yang memaparkan pandangan laut beserta pulau-pulau disekitar kota Tanjung Pinang bersantai disore hari disini sambil menikmati suasana matahari terbenam merupakan aktifitas yang sangat menyenangkan.
KOMPLEK MAKAM DAENG MAREWAH
Daeng Marewah atau Kelana Jaya Putera adalah Yang Dipertuan Muda I kerajaan Johor-Pahang-Riau-Lingga, memerintah tahun 1721-1728, gelar posthumousnya adalah Marhum Mangkat Disungai Bahari. Dalam komplek makamnya juga terdapat makam keluarga termasuk Tu Encik Ayu yang merupakan istri Daeng Marewah.
KOMPLEK MAKAM DAENG CELAK
Daeng Celak adalah Yang Dipertuan Muda Riau II yang merupakan ayahanda Raja Haji Yang Dipertuan Muda IV. Ia memerintah tahun 1728-1745. Pusarannya telah dibuatkan cungkup menaungi bersma putera istrinya Engku Puan Mandak Binti Sultan Abdul Jalil Ri Ayat Syah. Dalam komplek pemakaman yang dikelilingi tembok berkisi setinggi 70 cm terdapat pusara-pusara lainnya.
C.JUMLAH DAN MATA PENCAHARIAN(PEKERJAAN) PENDUDUK PULAU PENYENGAT
Pulau Penyengat terdiri dari beberapa buah kampung yang tergabung dalam suatu desa atau kepenghuluan: Kepenghuluan Pulau Penyengat.Jumlah penduduknya 2026 jiwa {1989},2442(2004), sebagian besar adalah suku {etnis} Melayu dan sehari-hari berbahasa Melayu, bahasa Melayu Riau.Mata pencaharian penduduk terutama menjadi nelayan, buruh lepas, ada yang bekerja sebagai pegawai negeri dan swasta di Tanjung Pinang.
D.BUDAYA PULAU PENYENGAT
diksi bahasa indonesia
Diksi
Pilihan kata atau diksi adalah pemilihan kata – kata yang sesuai dengan apa yang hendak kita ungkapkan.
Saat kita berbicara, kadang kita tidak sadar dengan kata – kata yang kita gunakan. Maka dari itu, tidak jarang orang yang kita ajak berbicara salah menangkap maksud pembicaraan kita.
Dari buku yang saya baca (Gorys Keraf : DIKSI DAN GAYA BAHASA (2002), hal. 24) dituliskan beberapa point – point penting tentang diksi, yaitu :
• Plilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata – kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata – kata yang tepat atau menggunakan ungkapan – ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.
• Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa – nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
• Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasa sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud pembendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa.
1. Pengertian Diksi
Dalam KBBI (2002 : 264) diksi diartikan sebagai pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan. Dari pernyataan itu tampak bahwa penguasaan kata seseorang akan mempengaruhi kegiatan berbahasanya, termasuk saat yang bersangkutan membuat karangan.
Setiap kata memiliki makna tertentu untuk membuat gagasan yang ada dalam benak seseorang. Bahkan makna kata bisa saja “diubah” saat digunakan dalam kalimat yang berbeda. Hal ini mengisyaratkan bahwa makna kata yang sebenarnya akan diketahui saat digunakan dalam kalimat. Lebih dai itu, bisa saja menimbulkan dampak atau reaksi yang berbeda jika digunakan dalam kalimat yang berbeda.
Berdasarkan hal itu dapat dikatakan bahwa diksi memegang tema penting sebagai alat untuk mengungkapkan gagasan dengan mengharapkan efek agar sesuai.
2. Ketepatan dan Kesesuaian Penggunaan Diksi
Pemakaian kata mencakup dua masalah pokok, yakni pertama, masalah ketepatan memiliki kata untuk mengungkapkan sebuah gagasan atau ide. Kedua, masalah kesesuaian atau kecocokan dalam mempergunakan kata tersebut. Menurut keraf (2002 : 87) “Ketepatan pilihan kata mempersoalkan kesanggupan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembaca”. Masalah pilihan akan menyangkut makna kata dan kosakatanya akan memberi keleluasaan kepada penulis, memilih kata-kata yang dianggap paling tepat mewakili pikirannya. Ketepan makna kata bergantung pada kemampuan penulis mengetahui hubungan antara bentuk bahasa (kata) dengan referennya.
Seandainya kita dapat memilih kata dengan tepat, maka tulisan atau pembicaraan kita akan mudah menimbulkan gagasan yang sama pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti yang dirasakan atau dipikirkan oleh penulis atau pembicara. Mengetahui tepat tidaknya kata-kata yang kita gunakan, bisa dilihat dari reaksi orang yang menerima pesan kita, baik yang disampaikan secara lisan maupun tulisan. Reaksinya bermacam-macam, baik berupa reaksi verbal, maupun reaksi nonverbal seperti mengeluarkan tindakan atau perilaku yang sesuai dengan yang kita ucapkan. Agar dapat memilih kata-kata yang tepat, maka ada beberapa syarat yang harus diperhatikan berikut ini.
a. Kita harus bisa membedakan secara cermat kata-kata denitatif dan konotatif; bersinonim dan hampir bersinonim; kata-kata yang mirip dalam ejaannya, seperti :bawa-bawah, koorperasi-korporasi, interfensi-interferensi, dan
b. Hindari kata-kata ciptaan sendiri atau mengutip kata-kata orang terkenal yang belum diterima di masyarakat.
c. Waspadalah dalam menggunaan kata-kata yang berakhiran asing atau bersufiks bahasa asing, seperti :Kultur-kultural, biologi-biologis, idiom-idiomatik, strategi-strategis, dan lain-lain
d. Kata-kata yang menggunakan kata depan harus digunbakan secara idiomatik, seperti kata ingat harus ingat akan bukan ingat terhadap, membahayakan sesuatu bukan membahayakan bagi, takut akan bukan takut sesuatu.
e. Kita harus membedakan kata khusus dan kata umum.
f. Kita harus memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata yang sudah dikenal.
g. Kita harus memperhatikan kelangsungan pilihan kata.
3. Kata dan Gagasan
Dalam berkomunikasi , setiap orang menggunakan kata (bahasa). Para linguis sampai sekarang masih memperbincangkannya karena belum ada batasan yang mutlak tentang itu. Istilah kata bisa digunakan oleh para tatabahasawan tradisional. Menurut mereka, kataadalah satuan bahasan yang memiliki satu pengertian atau kata adalah deretan huruf yang diapit oleh dua buah spasi, dan mempunyai satu arti. Para tatabahasawan struktural, penganut aliran Bloomfield menyebutnya morfem. Batasan kata yang dibuat Bloomfield sendiri, yakni kata adalah satuan bebas terkecil (a minimal free form)(chaer, 1994 : 162-163)
Yang paling penting dari rangkaian kata-kata itu adalah pengertian yang tersirat di balik kata-kata yang digunakan. Setiap orang yang terlibat dalam berkomunikasi harus saling memahami atau saling mengerti, baik pembicara maupun pendengar, pengertian yang tersirat dalam sebuah kata itu mengandung makna bahwa tiap katamengungkapkan sebuah gagasan atau sebuah ide. Dengan kata lain, kata adalah media yang digunakan untuk menyampaikan gagasan atau ide kepada orang lain. Menurut Keraf (2002:21)”Kata-kata ibarat”pakaian” yang dipakai oleh pikiran kita. Tiap kata memiliki “jiwa”. Setiap anggota masyarakat harus mengetahui “jiwa”, agar ia dapat menggerakkan orang lain dengan “jiwa” dari kata-kata yang dapatdigunakannya:.
Kata dengan gagasan mempunyai hubungan ketergantungan. Orang yang mempunyai banyak gagasan pasti mempunyai banyak kata yang dikuasai seseorang, semakin banyak ide atau gagasan yang bisa diungkapkannya. Orang yang banyak menguasasi kosakata akan merasa mudah dan lancar berkomunikasi dengan orang, lain. Seringmkita sering tidak memahami pembicaraan orang lain, karena kita tidak atau kurang menguasai kata-kata atau gagasan seperti yang dikuasai oleh pembicara.
4. Pilihan Kata
Pilihan akat atau diksi bukan hanya memilih kata-katayang cocok dan tepat untuk digunakan dalam mengungkapkan gagasan atau ide, tetapi juga menyangkut persoalan fraseologi (cara memakai kata atau frase di dalam konstruksi yang lebih luas, baik dalam bentuk tulisan maupun ujaran), ungkapan, dan gaya bahasa. Fraseologi mencakup persoalan kata-kata dalam pengelompokan atau susunannya, atau menyangkut cara-cara yang khusus berbentuk ungkapan-ungkapan. Pemilihan gaya bahasa yang akan digunakan pun merupakan kegiatan memilih kata menyangkut gaya-gaya ungkapan secara individu.
Orang yang banyak menguasai kosakata akan lebih mudah memilih kata-kata yang tepat untuk digunakan dalam menyampaikan gagasannya. Orang yang kurang banyak menguasai kosakata terkadang tidak bisa menempatkan kata terutama yang bersinonim, seperti kata meneliti sama artinya dengan kata menyelidiki, mengamati, dan menyidik. Kata0kata turunannya penelitian, penyelidikan, pengamatan, dan penyidikan. Orang yang menguasai banyak kosakata tidak akan menerima bahwa kata-kata tersebut mengandung arti yang sama, karena bisa menempatkan kata-kata itu dengan cermat sesuai dengan konteksnya. Sebaliknya orang yang tidak menguasai kosakata akan mengalami kesulitan karena tidak mengetahui ada kata yang lebih tepat, dan tidak mengetahui ada perbedaan dari kata-kata yang bersinonim itu. Dengan demikian, menurut Keraf (2002: 14) diksi :
a. Mencakup pengertian kata-kata yang fipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, cara menggabungkan kata-kata.
Yang tepat, dan gaya yang paling baik digunakan dalam situasi tertentu;
b. Diksi adalah kemampuan secara tepat membedakan nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar atau pembaca; dan
c. Diksi yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan kosakata yang banyak.
5. Makna Kata dan Jenisnya
Kata yang merupakan satuan bebas terkecil mempunyai dua aspek, yakni aspek bentuk atau ekspresi dan aspek isi atau makna. Bentuk bahasa adalah sesuatu yang dapat dicerna oleh pancaindra, baik didengan maupun dilihat. Isi atau makna adalah segi yang menimbulkan reaksi atau respon dalam pikiran pendengar atau pembaca karena rangsangan atau stimulus aspek bentuk tadi. Kalau seseorng berkata, “pergi!” kepada kita, maka akan timbul reaksi dalam pikiran kita diam sekarang”. Dengan demikian, kata pergi merupakan bentuk atau ekspresi dan isinya atau maknanya merupakan reaksi seseorang atas perintah tadi.
Wujud reaksi itu bermacam-macam yakni berupa tindakan atau perilaku, berupa pengertian, serta berupa pengertian dan tindakan. Hal ini bergantung pada apa yang didengarnya, dengan kata lain respons akan muncul berdasarkan stimulusnya. Dalam berkomunikasi tidak hanya berhadapan dengan kata, tetapi juga berhadapan dengan serangkaian kata yang mengusung amanat. Dengan demikian, ada beberapa unsur yang terkandung dalam ujaran itu yaitu : pengertian, perasaan, nada, dan tujuan. Keempat unsur ini merupakan usaha untuk memahami makna. Untuk lebih kelasnya mari kita bahan satu persatu.
a. Pengertian merupakan landasan dasar untuk menyampaikan sesuatu kepada pendengar atau pembaca dengan mengharapkan suatu perilaku;
b. Perasaan merupakan ekspresi pembicara terhadap pembicaraanya, hal ini berhubungan dengan nilai rasa terhadap hal yang dikatakan pembicara;
c. Nada mencakup sikap pembicara atau penulis kepada pendengar pembacaanya; dan
d. Tujuan yaitu sesuatu yang ingin dicapai oleh pembicara atau penulis.
Makna kata merupakan hubungan antara bentuk dengan sesuatu yang diwakilinya atau hubungan lambang bunyi dengan sesuatu yang di acunya. Kata kuda merupakan bentuk atau ekspresi “sesuatu yang diacu oleh kata kuda” yakni “seeekor binatang yang tinggi-besar, larinya kencang dan biasa ditunggangi”.kedua istilah yang disbut referen. Hubungan antara bentuk dan referen akan menimbulkan makna atau referensi.
Makna kata pada umumnya terbagi atas dua macam yakni makna denotatif dan makna konotatif. Kata-kata yang bermakna denotatif biasa digunakan dalam bahasa ilmiah yang bersifat tugas atau tidak menimbulkan interpretasi tambahan. Makn denotatif disebut juga dengan istilah; makna denatasional, makna kognitif, makna konseptual, makna konseptual, makna ideasional, makna referensial, atau makna proposional (Keraf, 2002:208). Disebut makna denotasional, konseptual, referensial dan ideasional, karena maknamitu mengacu pada referen, konsep atau ide tertentu dari suatu referen. Disebut makna kognitif karena makna itu berhubungan dengan kesadarn, pengetahuan dan menyangkut rasio manusia.
Karena adanya bermacam-macam makna, maka penulis harus hati-hati dalam memilih kata yang digunakan. Sebenarnya memilih kata-kata bermakna denotatif lebih mudah daripada memilih kata-kata bermakna konotatif. Seandainya ada kesalahan dalam penulisan denotasi, mungkin karena adanya kekeliruan disebabkan oleh kata-kata yang mirip karena masalah ejaan. Kata-kata yng mirip itu seperti : gajig-gaji, darah-dara, interferensi-interfensi, dan bawah-bawa. Untuk lebih jelasnya, makna denotatif dapat dibedakan menjadi dua macam hubungan antara sebuah kata dengan barang individual yang diwakilinya. Kedua, hubungan sebuah kata dengan ciri-ciri atau perwatakan tertentu dari barang yang diwakilinya.
Makna konotatif atau sering juga disebut makna kiasan, makna konotasional, makna emotif, atau makna evaluatif. Makna konotatif adalah suatu jenis makna dimana stimulus dan respons mengandung nilai-nilai emosional. Kata-kata yang bermakna konotatif atau kiasan biasanya dipakai pada pembicaraan atau karangan nonilmiah, seperti: berbalas pantun, peribahasa, lawakan, drama, prosa, puisi, dan lain-lain. Karangan nonilmian sangat mementingkan nilai-nilai estetika. Nilai estetika dibangun oleh bahasa figuratif dengan menggunakan kata-kata konotatif gar penyampaian pesan atau amanat itu terasa indah. Pada karangan ini kurang memperhatikan keakuratan informasi dan kelogisan makna. Dalam menyampaikan pesan ada dua macam cara. Pertama, penyampaian pesan secara langsung. Penyampaian pesan secara langsung hampir sama dengan penyampaian pesan (informasi) dalam karangan tidak langsung harus menggunakan bahasa figuratif dengan kata-kata konotatif. Kita tidak akan bisa langsung memahami pesan atau amanat yang ingin disampaikan oleh pengarang kalau tidak mempunyai kemampuan mengapresiasinya.
Berikut kata-kata denotasi dan konotasi:
- Dia cantik seperti ibunya (denotatif)
- Dia cantik bagaikan bunga (konotatif)
- Beliau telah wafat tiga tahun yang lalu (denotatif)
- Beliau tekah mangkat tiga tahun yang lalu (konotatif)
- Kolam itu luasnya seratus meter persegi (denotatif)
- Kolam itu luas sekali (konotstif)
- Sebanyak seratus ribu orang yang menonton pertandingan sepakbola (denotatif)
- Membeludak penonton yang ingin menyaksikan pertandingan sepak bola (konottif
6. Kata Umum dan Kata Khusus
Kata umum adalah kata-kata yang pemakaian dan maknanya bersifat umum dan mencakup bidang yang luas, sedangkan kata yang khusus adalah kata-kata yang pemakaian dan maknanya terbatas pada suatu bidang tertentu.
Contoh : Kata Umum Kata Khusus
Miskin gelandangan, yatim piatu
Melihat menjenguk, menengok, melayat
Menatap, menoleh, mengamati
Besar raya, akbar, agung
Contoh :
a. Saya ngin menjadi sarjana pendidikan, oleh karena itu sekarang kuliah di FKIP Uninus
Saya ingin menjadi seorang hakim oleh karena itu sekarang kuliah Fakultas Hukum
b. Orang tua kami anggota Korpri. (umum)
Ibu saya seorang guru SD (khusus)
7. Perubahan Makna Kata
Bahasa bersifat dinamis sehingga dapat menimbulkan kesulitan bagi pemakai yang kurang mengikuti perubahannya. Ketepatan suatu kata untuk mewakili atau melambangkan suatu benda, peristiwa, sifat, dan keterangan, bergantung pada maknanya, yakni hubungan antara lambang bunyi (bentuk/kata) dengan referennya.
Perubahan makna kata bukan hanya ditentukan oleh perubahan jaman (waktu), melain juga disebabkan oleh tempat bahasa itu tumbuh dan berkembang. Makna bahasa mula-mula dikenal oleh masyarakatnya, tetapi pada suatu waktu akan bergeser maknanya pada suatu wilayah yang lain masih mempertahankan makna yang aslinya. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dalam menggunakan atau memilih kata apalagi dalam hal-hal yang bersifat nasional (masalah tempat), terkenal, dan sementara belangsung (masalh waktu)”. Para mahasiswa yang membuat katya ilmiah, yang tulisannya bisa dibaca dalam taraf nasional harus menggunakan kata yang bersifat nasional, terkenal dan masih dipakai masyarakat.
Sebelum Perang dua Ke II kita mengenal kata daulat, dalam KBBI (2001: 240) mengandung arti: “1. berkat kebahagiaan (yang adal pada raja); bahgia; 2. kekuasaan; pemerintah. Kata ini digunakan dalam kalimat ,”Penyerahan kedaulatan Republik Indonesia; Negara Republik Indonesia yang merdeka berdaulat. Tetapi pada waktu revolusi fisik kata daulat bermakna lain yakni, merebut hk dengan tidak sah, memecat dengan paksa. Misalnya: tanah-tanah Belanda banyak yang didaulatoleh rakyat; gubernur itu didaulat tidak dipakai lagi, sehingga kata itu hampir mati meskipun dalam KBBI masih tercantum tetapi sudah jarang pemakainya.
8. Diksi dalam Kalimat
Diksi dalam kalimat adalah pilihan kata yang tepat untuk ditempatkan dalam kalimat sesuai makna, kesesuaian, kesopanan, dan bisa mewakili maksud atau gagasan. Makna kata itu secara leksikal banyak yang sama, tetapi penggunaanya tidak sama. Seperti kata penelitian, penyelidikan. Kata-kata tersrbut bersinonim (mempunyai arti yang sama), tetapi tidak bisa ditempatkan dalam kalimat yang sama. Contoh dalam kalimat; “Mahasiswa tingkat akhir harus mengadakan penelitian untuk membuat karya ilmiah sebagai tugas akhir dalam studinya”;”Penyelidikan kasus penggelapan uang negara sudah dimulai”; Berdasarkan pengamatan saya situasi belajar di kelas A cukup kondusif; Berdasarkan hasil penyidikan polisi, ditemukan fakta-fakta yang memperkuat dia menjadi tersangka. Keempat kata dalam kalimat-kalimat itu tidak bisa dtukar. Seandainya ditukar, tidak akan sesuai sehungga akan membingungkan pendengar atau pembaca. Dari segi kesopanan, kata mati, meninggal, gugur, mangkat, wafat, dan pulang ke rahmatullah,dipilih berdasarkan jenis mahluk, tingkat sosial, dan waktu. Contoh : Kucing saya mati setelah makan ikan busuk; Ayahnya meninggal tadi malam; Pahlawanku gugur di medan laga; Beliau wafat 1425H. Frase biasa dipakai dalam bewara kematian di surat kabar, seperti”…telah pulang ke rahmatullah kakek Jauhari….”. dari segi makna, kta islam dan muslim sering salah penggunaanya dalam kalimat. Kita pernah mendengar orang berkata, “Seelah menjadi Islam dia rajin bersedekah”. Seharusnya, “Setelah masuk Islam dia rajin bersedekah”. Kalau mau menggunakan kata menjadi maka selanjutnya harus menggunakan kata muslim. Contoh, “Setelah menjadi muslim dia rajin bersedekah”. Islam adalah nama agama yang berarti lembaga, sedangkan muslim adalah orang yang beragama Islam. Kata menjadi dapat dipasangkan dengan orangnya dan kata masuk tepat dipasangkan dengan lembaganya.
Bahasa artifisial atau bahasa buatan atau bahasa terkonstruksi (dikenal dengan sebutan conlang singkatan dari istilah Inggris: constructed language) oleh para penggemarnya. adalah sebuah bahasa yang kosa kata dan tata bahasanya diciptakan oleh seseorang atau sebuah kelompok kecil. Bahasa ini bertolak belakang dengan bahasa alami (ing: natural language, Natlang) yang secara alamiah ber-evolusi sebagai bahian dari sebuah budaya. Beberapa di antara conlang diciptakan untuk digunakan dalam komunikasi manusia (biasanya berfungsi sebagai bahasa auksiliari internasional), beberapa lainnya diciptakan untuk digunakan dalam karya fiksi atau eksperimen, komunikasi rahasia, atau bahkan hanya untuk iseng saja.
"Bahasa terencana" sinonim dari conlang ini kadang digunakan untuk mengacu kepada bahasa auksiliari internasional, dan oleh mereka yang menolak istilah "artifisial" di taruh pada bahasa mereka. Orang orang yang bisa berbicara Esperanto sebagai contoh menyatakan bahwa "Esperanto adalah bahasa artifisal seperti layaknya mobil adalah kuda artifisal". Namun, istilah bahasa terencana ini jarang di gunakan di luar komunitas Esperanto
Pilihan kata atau diksi adalah pemilihan kata – kata yang sesuai dengan apa yang hendak kita ungkapkan.
Saat kita berbicara, kadang kita tidak sadar dengan kata – kata yang kita gunakan. Maka dari itu, tidak jarang orang yang kita ajak berbicara salah menangkap maksud pembicaraan kita.
Dari buku yang saya baca (Gorys Keraf : DIKSI DAN GAYA BAHASA (2002), hal. 24) dituliskan beberapa point – point penting tentang diksi, yaitu :
• Plilihan kata atau diksi mencakup pengertian kata – kata mana yang harus dipakai untuk mencapai suatu gagasan, bagaimana membentuk pengelompokan kata – kata yang tepat atau menggunakan ungkapan – ungkapan, dan gaya mana yang paling baik digunakan dalam suatu situasi.
• Pilihan kata atau diksi adalah kemampuan membedakan secara tepat nuansa – nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai (cocok) dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar.
• Pilihan kata yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasa sejumlah besar kosa kata atau perbendaharaan kata bahasa itu. Sedangkan yang dimaksud pembendaharaan kata atau kosa kata suatu bahasa adalah keseluruhan kata yang dimiliki suatu bahasa.
1. Pengertian Diksi
Dalam KBBI (2002 : 264) diksi diartikan sebagai pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan. Dari pernyataan itu tampak bahwa penguasaan kata seseorang akan mempengaruhi kegiatan berbahasanya, termasuk saat yang bersangkutan membuat karangan.
Setiap kata memiliki makna tertentu untuk membuat gagasan yang ada dalam benak seseorang. Bahkan makna kata bisa saja “diubah” saat digunakan dalam kalimat yang berbeda. Hal ini mengisyaratkan bahwa makna kata yang sebenarnya akan diketahui saat digunakan dalam kalimat. Lebih dai itu, bisa saja menimbulkan dampak atau reaksi yang berbeda jika digunakan dalam kalimat yang berbeda.
Berdasarkan hal itu dapat dikatakan bahwa diksi memegang tema penting sebagai alat untuk mengungkapkan gagasan dengan mengharapkan efek agar sesuai.
2. Ketepatan dan Kesesuaian Penggunaan Diksi
Pemakaian kata mencakup dua masalah pokok, yakni pertama, masalah ketepatan memiliki kata untuk mengungkapkan sebuah gagasan atau ide. Kedua, masalah kesesuaian atau kecocokan dalam mempergunakan kata tersebut. Menurut keraf (2002 : 87) “Ketepatan pilihan kata mempersoalkan kesanggupan sebuah kata untuk menimbulkan gagasan-gagasan yang tepat pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh penulis atau pembaca”. Masalah pilihan akan menyangkut makna kata dan kosakatanya akan memberi keleluasaan kepada penulis, memilih kata-kata yang dianggap paling tepat mewakili pikirannya. Ketepan makna kata bergantung pada kemampuan penulis mengetahui hubungan antara bentuk bahasa (kata) dengan referennya.
Seandainya kita dapat memilih kata dengan tepat, maka tulisan atau pembicaraan kita akan mudah menimbulkan gagasan yang sama pada imajinasi pembaca atau pendengar, seperti yang dirasakan atau dipikirkan oleh penulis atau pembicara. Mengetahui tepat tidaknya kata-kata yang kita gunakan, bisa dilihat dari reaksi orang yang menerima pesan kita, baik yang disampaikan secara lisan maupun tulisan. Reaksinya bermacam-macam, baik berupa reaksi verbal, maupun reaksi nonverbal seperti mengeluarkan tindakan atau perilaku yang sesuai dengan yang kita ucapkan. Agar dapat memilih kata-kata yang tepat, maka ada beberapa syarat yang harus diperhatikan berikut ini.
a. Kita harus bisa membedakan secara cermat kata-kata denitatif dan konotatif; bersinonim dan hampir bersinonim; kata-kata yang mirip dalam ejaannya, seperti :bawa-bawah, koorperasi-korporasi, interfensi-interferensi, dan
b. Hindari kata-kata ciptaan sendiri atau mengutip kata-kata orang terkenal yang belum diterima di masyarakat.
c. Waspadalah dalam menggunaan kata-kata yang berakhiran asing atau bersufiks bahasa asing, seperti :Kultur-kultural, biologi-biologis, idiom-idiomatik, strategi-strategis, dan lain-lain
d. Kata-kata yang menggunakan kata depan harus digunbakan secara idiomatik, seperti kata ingat harus ingat akan bukan ingat terhadap, membahayakan sesuatu bukan membahayakan bagi, takut akan bukan takut sesuatu.
e. Kita harus membedakan kata khusus dan kata umum.
f. Kita harus memperhatikan perubahan makna yang terjadi pada kata-kata yang sudah dikenal.
g. Kita harus memperhatikan kelangsungan pilihan kata.
3. Kata dan Gagasan
Dalam berkomunikasi , setiap orang menggunakan kata (bahasa). Para linguis sampai sekarang masih memperbincangkannya karena belum ada batasan yang mutlak tentang itu. Istilah kata bisa digunakan oleh para tatabahasawan tradisional. Menurut mereka, kataadalah satuan bahasan yang memiliki satu pengertian atau kata adalah deretan huruf yang diapit oleh dua buah spasi, dan mempunyai satu arti. Para tatabahasawan struktural, penganut aliran Bloomfield menyebutnya morfem. Batasan kata yang dibuat Bloomfield sendiri, yakni kata adalah satuan bebas terkecil (a minimal free form)(chaer, 1994 : 162-163)
Yang paling penting dari rangkaian kata-kata itu adalah pengertian yang tersirat di balik kata-kata yang digunakan. Setiap orang yang terlibat dalam berkomunikasi harus saling memahami atau saling mengerti, baik pembicara maupun pendengar, pengertian yang tersirat dalam sebuah kata itu mengandung makna bahwa tiap katamengungkapkan sebuah gagasan atau sebuah ide. Dengan kata lain, kata adalah media yang digunakan untuk menyampaikan gagasan atau ide kepada orang lain. Menurut Keraf (2002:21)”Kata-kata ibarat”pakaian” yang dipakai oleh pikiran kita. Tiap kata memiliki “jiwa”. Setiap anggota masyarakat harus mengetahui “jiwa”, agar ia dapat menggerakkan orang lain dengan “jiwa” dari kata-kata yang dapatdigunakannya:.
Kata dengan gagasan mempunyai hubungan ketergantungan. Orang yang mempunyai banyak gagasan pasti mempunyai banyak kata yang dikuasai seseorang, semakin banyak ide atau gagasan yang bisa diungkapkannya. Orang yang banyak menguasasi kosakata akan merasa mudah dan lancar berkomunikasi dengan orang, lain. Seringmkita sering tidak memahami pembicaraan orang lain, karena kita tidak atau kurang menguasai kata-kata atau gagasan seperti yang dikuasai oleh pembicara.
4. Pilihan Kata
Pilihan akat atau diksi bukan hanya memilih kata-katayang cocok dan tepat untuk digunakan dalam mengungkapkan gagasan atau ide, tetapi juga menyangkut persoalan fraseologi (cara memakai kata atau frase di dalam konstruksi yang lebih luas, baik dalam bentuk tulisan maupun ujaran), ungkapan, dan gaya bahasa. Fraseologi mencakup persoalan kata-kata dalam pengelompokan atau susunannya, atau menyangkut cara-cara yang khusus berbentuk ungkapan-ungkapan. Pemilihan gaya bahasa yang akan digunakan pun merupakan kegiatan memilih kata menyangkut gaya-gaya ungkapan secara individu.
Orang yang banyak menguasai kosakata akan lebih mudah memilih kata-kata yang tepat untuk digunakan dalam menyampaikan gagasannya. Orang yang kurang banyak menguasai kosakata terkadang tidak bisa menempatkan kata terutama yang bersinonim, seperti kata meneliti sama artinya dengan kata menyelidiki, mengamati, dan menyidik. Kata0kata turunannya penelitian, penyelidikan, pengamatan, dan penyidikan. Orang yang menguasai banyak kosakata tidak akan menerima bahwa kata-kata tersebut mengandung arti yang sama, karena bisa menempatkan kata-kata itu dengan cermat sesuai dengan konteksnya. Sebaliknya orang yang tidak menguasai kosakata akan mengalami kesulitan karena tidak mengetahui ada kata yang lebih tepat, dan tidak mengetahui ada perbedaan dari kata-kata yang bersinonim itu. Dengan demikian, menurut Keraf (2002: 14) diksi :
a. Mencakup pengertian kata-kata yang fipakai untuk menyampaikan suatu gagasan, cara menggabungkan kata-kata.
Yang tepat, dan gaya yang paling baik digunakan dalam situasi tertentu;
b. Diksi adalah kemampuan secara tepat membedakan nuansa-nuansa makna dari gagasan yang ingin disampaikan, dan kemampuan untuk menemukan bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai rasa yang dimiliki kelompok masyarakat pendengar atau pembaca; dan
c. Diksi yang tepat dan sesuai hanya dimungkinkan oleh penguasaan kosakata yang banyak.
5. Makna Kata dan Jenisnya
Kata yang merupakan satuan bebas terkecil mempunyai dua aspek, yakni aspek bentuk atau ekspresi dan aspek isi atau makna. Bentuk bahasa adalah sesuatu yang dapat dicerna oleh pancaindra, baik didengan maupun dilihat. Isi atau makna adalah segi yang menimbulkan reaksi atau respon dalam pikiran pendengar atau pembaca karena rangsangan atau stimulus aspek bentuk tadi. Kalau seseorng berkata, “pergi!” kepada kita, maka akan timbul reaksi dalam pikiran kita diam sekarang”. Dengan demikian, kata pergi merupakan bentuk atau ekspresi dan isinya atau maknanya merupakan reaksi seseorang atas perintah tadi.
Wujud reaksi itu bermacam-macam yakni berupa tindakan atau perilaku, berupa pengertian, serta berupa pengertian dan tindakan. Hal ini bergantung pada apa yang didengarnya, dengan kata lain respons akan muncul berdasarkan stimulusnya. Dalam berkomunikasi tidak hanya berhadapan dengan kata, tetapi juga berhadapan dengan serangkaian kata yang mengusung amanat. Dengan demikian, ada beberapa unsur yang terkandung dalam ujaran itu yaitu : pengertian, perasaan, nada, dan tujuan. Keempat unsur ini merupakan usaha untuk memahami makna. Untuk lebih kelasnya mari kita bahan satu persatu.
a. Pengertian merupakan landasan dasar untuk menyampaikan sesuatu kepada pendengar atau pembaca dengan mengharapkan suatu perilaku;
b. Perasaan merupakan ekspresi pembicara terhadap pembicaraanya, hal ini berhubungan dengan nilai rasa terhadap hal yang dikatakan pembicara;
c. Nada mencakup sikap pembicara atau penulis kepada pendengar pembacaanya; dan
d. Tujuan yaitu sesuatu yang ingin dicapai oleh pembicara atau penulis.
Makna kata merupakan hubungan antara bentuk dengan sesuatu yang diwakilinya atau hubungan lambang bunyi dengan sesuatu yang di acunya. Kata kuda merupakan bentuk atau ekspresi “sesuatu yang diacu oleh kata kuda” yakni “seeekor binatang yang tinggi-besar, larinya kencang dan biasa ditunggangi”.kedua istilah yang disbut referen. Hubungan antara bentuk dan referen akan menimbulkan makna atau referensi.
Makna kata pada umumnya terbagi atas dua macam yakni makna denotatif dan makna konotatif. Kata-kata yang bermakna denotatif biasa digunakan dalam bahasa ilmiah yang bersifat tugas atau tidak menimbulkan interpretasi tambahan. Makn denotatif disebut juga dengan istilah; makna denatasional, makna kognitif, makna konseptual, makna konseptual, makna ideasional, makna referensial, atau makna proposional (Keraf, 2002:208). Disebut makna denotasional, konseptual, referensial dan ideasional, karena maknamitu mengacu pada referen, konsep atau ide tertentu dari suatu referen. Disebut makna kognitif karena makna itu berhubungan dengan kesadarn, pengetahuan dan menyangkut rasio manusia.
Karena adanya bermacam-macam makna, maka penulis harus hati-hati dalam memilih kata yang digunakan. Sebenarnya memilih kata-kata bermakna denotatif lebih mudah daripada memilih kata-kata bermakna konotatif. Seandainya ada kesalahan dalam penulisan denotasi, mungkin karena adanya kekeliruan disebabkan oleh kata-kata yang mirip karena masalah ejaan. Kata-kata yng mirip itu seperti : gajig-gaji, darah-dara, interferensi-interfensi, dan bawah-bawa. Untuk lebih jelasnya, makna denotatif dapat dibedakan menjadi dua macam hubungan antara sebuah kata dengan barang individual yang diwakilinya. Kedua, hubungan sebuah kata dengan ciri-ciri atau perwatakan tertentu dari barang yang diwakilinya.
Makna konotatif atau sering juga disebut makna kiasan, makna konotasional, makna emotif, atau makna evaluatif. Makna konotatif adalah suatu jenis makna dimana stimulus dan respons mengandung nilai-nilai emosional. Kata-kata yang bermakna konotatif atau kiasan biasanya dipakai pada pembicaraan atau karangan nonilmiah, seperti: berbalas pantun, peribahasa, lawakan, drama, prosa, puisi, dan lain-lain. Karangan nonilmian sangat mementingkan nilai-nilai estetika. Nilai estetika dibangun oleh bahasa figuratif dengan menggunakan kata-kata konotatif gar penyampaian pesan atau amanat itu terasa indah. Pada karangan ini kurang memperhatikan keakuratan informasi dan kelogisan makna. Dalam menyampaikan pesan ada dua macam cara. Pertama, penyampaian pesan secara langsung. Penyampaian pesan secara langsung hampir sama dengan penyampaian pesan (informasi) dalam karangan tidak langsung harus menggunakan bahasa figuratif dengan kata-kata konotatif. Kita tidak akan bisa langsung memahami pesan atau amanat yang ingin disampaikan oleh pengarang kalau tidak mempunyai kemampuan mengapresiasinya.
Berikut kata-kata denotasi dan konotasi:
- Dia cantik seperti ibunya (denotatif)
- Dia cantik bagaikan bunga (konotatif)
- Beliau telah wafat tiga tahun yang lalu (denotatif)
- Beliau tekah mangkat tiga tahun yang lalu (konotatif)
- Kolam itu luasnya seratus meter persegi (denotatif)
- Kolam itu luas sekali (konotstif)
- Sebanyak seratus ribu orang yang menonton pertandingan sepakbola (denotatif)
- Membeludak penonton yang ingin menyaksikan pertandingan sepak bola (konottif
6. Kata Umum dan Kata Khusus
Kata umum adalah kata-kata yang pemakaian dan maknanya bersifat umum dan mencakup bidang yang luas, sedangkan kata yang khusus adalah kata-kata yang pemakaian dan maknanya terbatas pada suatu bidang tertentu.
Contoh : Kata Umum Kata Khusus
Miskin gelandangan, yatim piatu
Melihat menjenguk, menengok, melayat
Menatap, menoleh, mengamati
Besar raya, akbar, agung
Contoh :
a. Saya ngin menjadi sarjana pendidikan, oleh karena itu sekarang kuliah di FKIP Uninus
Saya ingin menjadi seorang hakim oleh karena itu sekarang kuliah Fakultas Hukum
b. Orang tua kami anggota Korpri. (umum)
Ibu saya seorang guru SD (khusus)
7. Perubahan Makna Kata
Bahasa bersifat dinamis sehingga dapat menimbulkan kesulitan bagi pemakai yang kurang mengikuti perubahannya. Ketepatan suatu kata untuk mewakili atau melambangkan suatu benda, peristiwa, sifat, dan keterangan, bergantung pada maknanya, yakni hubungan antara lambang bunyi (bentuk/kata) dengan referennya.
Perubahan makna kata bukan hanya ditentukan oleh perubahan jaman (waktu), melain juga disebabkan oleh tempat bahasa itu tumbuh dan berkembang. Makna bahasa mula-mula dikenal oleh masyarakatnya, tetapi pada suatu waktu akan bergeser maknanya pada suatu wilayah yang lain masih mempertahankan makna yang aslinya. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati dalam menggunakan atau memilih kata apalagi dalam hal-hal yang bersifat nasional (masalah tempat), terkenal, dan sementara belangsung (masalh waktu)”. Para mahasiswa yang membuat katya ilmiah, yang tulisannya bisa dibaca dalam taraf nasional harus menggunakan kata yang bersifat nasional, terkenal dan masih dipakai masyarakat.
Sebelum Perang dua Ke II kita mengenal kata daulat, dalam KBBI (2001: 240) mengandung arti: “1. berkat kebahagiaan (yang adal pada raja); bahgia; 2. kekuasaan; pemerintah. Kata ini digunakan dalam kalimat ,”Penyerahan kedaulatan Republik Indonesia; Negara Republik Indonesia yang merdeka berdaulat. Tetapi pada waktu revolusi fisik kata daulat bermakna lain yakni, merebut hk dengan tidak sah, memecat dengan paksa. Misalnya: tanah-tanah Belanda banyak yang didaulatoleh rakyat; gubernur itu didaulat tidak dipakai lagi, sehingga kata itu hampir mati meskipun dalam KBBI masih tercantum tetapi sudah jarang pemakainya.
8. Diksi dalam Kalimat
Diksi dalam kalimat adalah pilihan kata yang tepat untuk ditempatkan dalam kalimat sesuai makna, kesesuaian, kesopanan, dan bisa mewakili maksud atau gagasan. Makna kata itu secara leksikal banyak yang sama, tetapi penggunaanya tidak sama. Seperti kata penelitian, penyelidikan. Kata-kata tersrbut bersinonim (mempunyai arti yang sama), tetapi tidak bisa ditempatkan dalam kalimat yang sama. Contoh dalam kalimat; “Mahasiswa tingkat akhir harus mengadakan penelitian untuk membuat karya ilmiah sebagai tugas akhir dalam studinya”;”Penyelidikan kasus penggelapan uang negara sudah dimulai”; Berdasarkan pengamatan saya situasi belajar di kelas A cukup kondusif; Berdasarkan hasil penyidikan polisi, ditemukan fakta-fakta yang memperkuat dia menjadi tersangka. Keempat kata dalam kalimat-kalimat itu tidak bisa dtukar. Seandainya ditukar, tidak akan sesuai sehungga akan membingungkan pendengar atau pembaca. Dari segi kesopanan, kata mati, meninggal, gugur, mangkat, wafat, dan pulang ke rahmatullah,dipilih berdasarkan jenis mahluk, tingkat sosial, dan waktu. Contoh : Kucing saya mati setelah makan ikan busuk; Ayahnya meninggal tadi malam; Pahlawanku gugur di medan laga; Beliau wafat 1425H. Frase biasa dipakai dalam bewara kematian di surat kabar, seperti”…telah pulang ke rahmatullah kakek Jauhari….”. dari segi makna, kta islam dan muslim sering salah penggunaanya dalam kalimat. Kita pernah mendengar orang berkata, “Seelah menjadi Islam dia rajin bersedekah”. Seharusnya, “Setelah masuk Islam dia rajin bersedekah”. Kalau mau menggunakan kata menjadi maka selanjutnya harus menggunakan kata muslim. Contoh, “Setelah menjadi muslim dia rajin bersedekah”. Islam adalah nama agama yang berarti lembaga, sedangkan muslim adalah orang yang beragama Islam. Kata menjadi dapat dipasangkan dengan orangnya dan kata masuk tepat dipasangkan dengan lembaganya.
Bahasa artifisial atau bahasa buatan atau bahasa terkonstruksi (dikenal dengan sebutan conlang singkatan dari istilah Inggris: constructed language) oleh para penggemarnya. adalah sebuah bahasa yang kosa kata dan tata bahasanya diciptakan oleh seseorang atau sebuah kelompok kecil. Bahasa ini bertolak belakang dengan bahasa alami (ing: natural language, Natlang) yang secara alamiah ber-evolusi sebagai bahian dari sebuah budaya. Beberapa di antara conlang diciptakan untuk digunakan dalam komunikasi manusia (biasanya berfungsi sebagai bahasa auksiliari internasional), beberapa lainnya diciptakan untuk digunakan dalam karya fiksi atau eksperimen, komunikasi rahasia, atau bahkan hanya untuk iseng saja.
"Bahasa terencana" sinonim dari conlang ini kadang digunakan untuk mengacu kepada bahasa auksiliari internasional, dan oleh mereka yang menolak istilah "artifisial" di taruh pada bahasa mereka. Orang orang yang bisa berbicara Esperanto sebagai contoh menyatakan bahwa "Esperanto adalah bahasa artifisal seperti layaknya mobil adalah kuda artifisal". Namun, istilah bahasa terencana ini jarang di gunakan di luar komunitas Esperanto
KULIH KOMUNIKasi
Kuliah Komunikasi, Nadia Sabrina
Communication, and Public Relations
* Home
* About
Hakikat Teknologi Komunikasi
November 17, 2008 – 11:25 am
Hakikat Teknologi Komunikasi
n Teknologi Komunikasi (Teknokom) adalah peralatan perangkat keras dalam sebuah struktur organisasi yang mengandung nilai-nilai sosial, yang memungkinkan setiap individu mengumpulkan, memproses dan saling tukar informasi dengan individu-individu-individu lain (Rogers, dalam Abrar. 2003).
Secara tersirat definisi di atas bahwa
n teknokom adalah alat.
n teknokom dilahirkan oleh sebuah struktur ekonomi, sosial dan politik.
n teknokom membawa nilai-nilai yang berasal dari struktur ekonomi, sosial, dan politik tertentu.
n teknokom meningkatkan kemampuan indera manusia, terutama kemampuan mendengar dan melihat.
n Keempat aspek di atas teknologi komunikasi ini menjadi kriteria dalam menilai apakah sebuah alat (hardware) merupakan teknokom atau tidak. Jika keempat kriteria ini tidak dimiliki oleh sebuah alat (hardware), maka ia tidak bisa dikatakan sebagai sebuah teknokom.
Misal sebutlah telepon seluler (ponsel). Bisakah ponsel disebut sebagai teknokom? Jawabannya ditentukan oleh jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan berikut:
n apakah ponsel sebuah alat?
n apakah ponsel dilahirkan oleh struktur ekonomi, sosial dan politik tertentu?
n apakah ponsel membawa nilai-nilai yang berasal dari struktur ekonomi, sosial dan politik yan gmembuatnya?
n apakah ponsel meningkatkan kemampuan indera manusia?
n Jawaban untuk pertanyaan 1 sangat jelas ya. Pertanyaan 2 ia dilahirkan dari struktur ekonomi kapitalis dan sosial liberal. Pertanyaan 3 juga jelas ya, ponsel membawa nilai liberal, pemilik ponsel bisa menghubungiu dan dihubungi siapa saja. Pertanyaan 4 juga jelas ya, ponsel meningkatkan indera dengar orang yang memakainya. Akhirnya ponsel sah sebagai teknokom.
n Bisa saja ponsel menegasikan nilai tradisional (misalnya sowan), menciptakan gaya hidup dan tingkah laku kapitalis yang profit orinted dan mengamalkan budaya konsumtif, ponsel menjadikan penggunanya memiliki ideologi baru dalam konteks intelektualitas dan moralitas.
n Teknologisasi yang terjadi di dunia ketiga adalah ibarat pedang bermata dua, yakni sebagai pembawa dan penghancur nilai-nilai. Sebagai pembawa nilai-nilai yang berjuis-kapitalis Barat yang rasionalistik, individualistik, positivistik, tapi juga sekaligus sebagai penghancur budaya lokal yang religius-asketis, fatalis serta memegang teguh prinsip-prinsip collective collegia (Denis Coulet, dalam Abrar. 2003).
Beda teknologi komunikasi dan teknologi informasi:
n teknologi informasi adalah pemrosesan , pengolahan dan penyebaran data oleh kombinasi komputer dan telekomunikasi.
n teknologi komunikasi merupakan alat yang menambah kemampuan orang berkomunikasi.
n Dalam International Communication Association/ICA (ikatan sarjana komunikasi internasional) bagi sarjana yang menekuni teknologi komunikasi dikelompokkan pada divisi Communication and Technology. Bagi yan gmenekuni tekonologi informasi pada divisi Sistem Informasi.
n Teknokom berkembang cepat karena bantuan teknologi elektronika, sehingga proses komunikasi tidak lagi dibatasi ruang dan waktu.
Teknologi elektronika membentuk prinsip-prinsipn teknokom:
n objek bisa diubah menjadi gambar melalui pendekatan lensa.
n gambar proyeksi bisa diubah mednjadi gelombang elektromagnetik melalui pendekatan foto sel (scanning device).
n suara bisa diubah menjadi sinyal listrik melalui pendekatan microphone.
n sinyal listrik yang bermuatan gambar proyeksi dan suara dipancarkan melalui kabel, jasa satelit komunikasi, sinyal listrik bisa dikirim kemana saja di muka bumi, bahkan ke ruang angkasa sekali pun.
n Sinyal diterima sistem antena dan masuk ke alat yang bisa mengubah sinyal menjadi gambar proyeksi kembali, gambar bisa dilihat di layar monitor, digandakan dan dicetak (Ishadi dan Wahyudi, dalam Abrar. 2003).
n Teknokom memungkinkan manusia melihat berbagai fenomena sosial yang saling berkaitan dan mempengaruhi., terutama untuk menghadapi masyarakat terbuka (open society).
n di sisi khalayak (audience), teknokom digunakan untuk mencari, mengolah, membagi, meyimpan, membandingkan, memutakhirkan informasi, sehingga teknokom menjadi sentral dalam proses komunikasi.
Hubungan teknokom dan kebudayaan:
n teknokom sebagai faktor yang dterminan dalam masyarakat, ia bisa menciptakan perubahan sosial dan mengubah kehidupan masyarakat, misal menjadi lebih egaliter.
n teknokom sebagai industrialisasi, ia diciptakan secar amassal dalam jumlah yang banyak.
n teknokom sebagai suatu alat baru, tidak semua efek negatif teknokom bisa dteratassi dengan baik (McOmber, dalam Abrar 2003).
Pesan teknokom adalah mendidik pemakainya untuk:
n melakukan demassifikasi, tidak massal, terjadi perubahan kontrol pesan ada pada khalayak, dengan memilih informasi yang sesuai dengan keinginan mereka. Sebaliknya massifikasi, kontrol pesan ada pada produser informasi, seperti suratkabar, radio, televisi, khalayak hanya pasrah pada berita yang disiarkan.
n menyesuaikan diri, ia harus menyesuaikan diri dengan berbagai standarisasi, mulai dari petunjuk teknis penggunaaan, teknis pengiriman pesan, dan nilai nilai kemanusiaan dan makna pesan teknokom.
n meningkatkan informasi:
(a) berhubungan dengan individu di daerah/negara lain dengan cepat,
(b) menyalurkan aspirasi dan ekspresi yang menjadikan akrab satu sama lain,
(c) mengakses hasil-hasil kebudayaan yang menucul di berbagai daerah/negara lain,
(d) mengingkatkan partisipasi merekadalam kehidupan sosial politik yang menyangkut seluruh daerah/negara lain.
Hubungan teknokom dan masyarakat informasi:
n pengertian masyarakat informasi:
(a) mereka yang telah terkena terpaan (exposure) media massa dan komunikasi global, masyarakat yang sadar informasi dan mendapat penerangan cukup (istilah populer),
(b) masyarakat yang menjadikan informasi sebagai komoditas yang sangat berharga ekonomis, berhubungan dengan masyarakat lain dalam sistem komunikasi global, dan mengakses informasi superhighway (istilah komunikasi).
Sumber: Abrar, Ana Nadhya. 2003. Tekonologi Komunikasi, Perspektif Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: LESFI
Posted in Teknologi Komunikasi | 1 Comment »
Public Speaking
November 17, 2008 – 3:58 am
dalam public speaking, ada 3 hal yang paling penting
1. Keinginan ( dare to dream )
2. Ketekunan ( dare to action )
3. Persiapan ( dare to prepare )
Tujuan Persentasi :
* Menginformasikan
* Meyakinkan
* Menghibur
* Menyentuh Emosi
* Memotivasi
Struktur Persentasi
* Pendahuluan
* Isi
* Kesimpulan
Pendahuluan
1. Langkah pertama, kuasai audiens
2. Mulailah dengan salam lalu takrik audiens dengan Cerita, Kutipan, Pernyataan, Pertanyaan
Isi
1. Harus Cukup mencakup semua yang dibutukan audiens tapi jangan terlalu panjang. Gunakan Formula E-N-D
* Essential (Biasa) - hanya berbicara biasa saja
* Nessecary (Sedang) - Terdapat bagian-bagian untuk mengalihkan perhatian
* Desireable (Kompleks) - Berbicara dengan mengadakan banyak acara seperti misalnya ada kuis-kuis dll.
Kalau takut lupa buatlah trigger card (T-card) atau catatan kecil
* Kertas kecil
* kata kunci
* mudah dibaca
Kesimpulan :
Rangkum semua poin pembicaraan lalu tutup seperti pendahuluan :
1. cerita
2. kutipan
3. pertanyaan
4. pernyataan
5. salam
Posted in Public Relations | 1 Comment »
Bentuk Dasar Komunikasi
November 17, 2008 – 3:49 am
Bentuk Dasar Komunikasi
Komunikasi dapat terjadi dalam beberapa bentuk. Misalnya, komunikasi tatap muka, telepon, telegram, dll. Komunikasi terbagi menjadi 2 Jenis, yaitu, Komunikasi Verbal dan Nonverbal. Mari kita bahas satu persatu :
1.1 Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah kumpulan isyarat, gerak tubuh, intonasi suara, sikap, dan sebagainya, yang memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi tanpa kata-kata (Bovee dan Thill, 2003:4). Komunikasi nonvebal sering juga disebut sebagai bahasa diam (silent language). ahli antropologi mengatakan bahwa sebelum adanya komunikasi verbal, masyarakat berkomunikasi nonverbal melalui gerakan tubuh (body language).
Komunikasi nonverbal sangatlah kompleks. Dimana, kita mengekspresikan apa yang ingin kita sampaikan melalui gerakan tubuh. Maka dari itu, sebagai seorang komunikator untuk memahami komunikasi nonverbal, kita harus memahami seluk beluk sosial budaya nya terlebih dahulu. Karena, komunikasi baru akan terjadi secara efektif jika kita mempunyai kesamaan makna dengan komunikan. Maksud disini, mengapa kita harus mengenal budayanya? karena, setiap daerah memiliki budayanya sendiri2, misal di arab tanda acungan JEMPOL adalah tanda berhenti, sedangankan di indonesia tanda acungan jempol adalah mengatakan OKE.
Menurut Mark Knap (dalam Cangara, 2004:100), fungsi komunikasi nonverbal adalah :
1. Meyakinkan apa yang diucapkan (repetition)
2. menunjukan peraaan atau emosi yang tidak bisa diutarakan dengan kata-kata (substitution)
3. menunjukan jati diri sehingga orang lain bisa mengenalnya (identity)
4. menambah atau melengkapi ucapan-ucapan yang dirasa belum sempurna.
Dalam berbagai studi, komunikasi verbal dikelompokan dalam beberapa bentuk (Cangara, 2004:101):
a. Kinesics, yaitu komunikasi verbal yang ditunjukan dengan gerakan tubuh :
1. Emblems, merupakan sebuah isyarat yang di buat oleh suatu budaya. Misalnya, V bagi orang amerika merupakan Victory atau kemenangan
2. Illustrators, merupakan sebuah gerakan badan untuk mengilustrasikan sesuatu. Misalnya, Tinggi badanya seseorang, Gemuk langsingnya seseorang
3. Affect Display, Merupakan isyarat yangbiasanya timbul karena pengaruh dari emosional seseorang. Misalnya wajah senang, wajah bete, wajah sedih. Raut Muka juga mengisyaratkan suatu pesan.
4. Regulators, Suatu gerakantubuh yang biasanya terjadi di daerah kepala, misalnya mengangguk, menggelengkan kepala.
5. Adaptory, suatu gerakan tubuh yang menunjukan kejengkelan pada sesuatu. Misal menggerutu, menarik napas dalam2, mengepalkan tinju.
b. Gerakan Mata (eye gaze)
Siapa bilang mata tak dapat berbicara? Justru terkadang mata lah yang paling menunjukan ekspresi seseorang. Apakah dia sedang sebal, sedih, senang, terharu. Mata tak bisa bohong. Jika seseorang sedang suka pada pasangannya, maka tatapannya akan terasa berbeda.
c. Sentuhan (Touching)
Sentuhan adalah sebuah isyarat yang dilambangkan dengan sentuhan badan. Ada tiga bentuk sentuhan badan :
1. Kinesthetic, merupakan isyarat yang menunjukan kemesraan, atau keakraban.
2. Sociofugal, merupakan isyarat yang menunjukan awal mula persahabatan.
3. Thermal, merupakan isyarat awal menunjukan persahabatan, namun lebih intim, misalnya menepuk bahu, adu tinju, dll.
d. Paralanguage
Paralanguage merupakan suatu isyarat yang timbul karena adanya sebuah tekanan pada saat berbicara. sehingga pada saat si komunikator berbicara, sang komunikan sudah mengerti apa yang sebenarnya ingin dibicarakan. Contoh : ketika sang suami memanggil dengan mesra “sayaang..” maka sang istri sudah mengetahui bahwa suaminya memanggil dia.
E. Diam
Diam juga merupakan bentuk komunikasi nonverbal. walaupun bentuk komunikasi ini merupakan bentuk yang sangat sulit untuk di terka karena bisa saja apa yang dipikirkan orang itu adalah negatif atau pun positif.
F. Postur Tubuh
Terkadang manusia mengartikan postur tubuh secara “branding”. Bentuk Postur tubuh seseorang dapat dilihat dari 3 bentuk :
1. Ectomorphy, tingi kurus, dilambangkan orang yangemmpunyai sikap ambisius, pintar dan kritis
2. Mesomorphy, bentuk tubuh yang tegap dan atletis melambangkan orang tersebut cerdas, bersahabat, dan aktif
3. Endomorphy, bentuk tubuh pendek, bulat, dan gemuk, melambangkan pribadi yang humoris, santai, dan cerdik.
G. Warna
Warna memberikan arti pada objek. Misal warna merah tanda marah, putih suci.
H. Bunyi
Jika Paralanguage merupakan bentuk tekanan pada suara, sedangkan bunyi adalah tekanan pada suatu benda yangmemiliki arti. Misal, tepuk tangan tanda apresiasi, peluit parkir tanda berenti atau maju. dll.
I. Bau
Bau bisa melambangkan suatu pesan. Misalnya, wewangian kosmetik akan berbeda dengan wewangian makanan.
1.2 Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal merupakan bentuk komunikasi dimana disampaikan secara lisan atau tertulis yang menggunakan suatu bahasa. Bahasa didefinisikan sebagai seperangkat kata yang disusun secara terstruktur sehingga menjadi kalimat yang mempunyai arti. Komunikasi Verbal trbagi menjadi 2 Komunikasi lisan atau Oral Communication (berbicara dan mendengar), Komunikasi Tertulis atau Written Communication (menulis dan membaca).
ORAL COMMUNICATION :
a. Berbicara
Berbicara merupakan salah satu bentuk komunikasi verbal yang bersifat oral. Berbicara sangatlah fatal dilakukan jika kita tidak mempunyai bahan dan persiapan yang matang. Karena komunikasi bersifat irresversibel (tidak dapat diulang). Sehingga apa yang kita bicarakan haruslah benar-benar baik.
Keunggulan Berbicara :
* Tidak Merepotkan
* Waktu yang diperlukan lebih sedikit
* Tidak memerlukan bentuk komposisi yang baku
* tidak perlu menulis, tidak perlu mengirimakn pesan tersebut kepada orang yang dituju (secara materil)
* Langsung diterima komunikasn
* Ditunjang mimik wajah dan gerak tubuh
* Feedback langsung dapat terlihat
Kekurangan :
* Karena bersifat spontan, maka kualitas komunikasi tergantung kepada kemampuan seseorang mengucapkannya. jadi, brsifat selintas bagi audiens.
* Jika orang lain sedang berbicara dantidak diberi perhatian, maka poin penting akan hilang.
* Audiens seringkali melihat orang berbicara dari penampilannya. Sehingga langsung men-judge seseorang by cover.
Meningkatkan Efektifitas Berbicara :
* Pengucapan yang jelas
* bahasa yang lugas/dan mudah dimengerti
* kecepatan pengucapan yang wajar
* nada dan volume yang tepat
* suasana yang menunjang
* cara penyampaian yang tepat (Sesuaikanlah audiens anda, seperti : ngomong dengan petani. maka anda tidak akan memakai jas atau pakaian dugem, bersifatlah low profile, dan berusaha ber empati dengan petani tersebut).
Faktor yang mempengaruhi kelancaran berbcara (Wursanto dalam Haryani, 2001:237)
* Pengetahuan, seseorang yang mempunyai pengetahuan dan wawasan luas biasanya tidak akan kehabisan kata-kata dalam berbicara. Maka dari itu, banyaklah baca, menonton TV, internet browsing di situs2 informatif, sehingga apa yang anda bicarakan pun akan mempunyai relevansi satu sama lain. Karena sesungguhnya komunikasi itu adalah ilmu yang sangat luas. Dimana segala sesuatu mempunyai unsur informasi, mulai dari fisika sampai ke budaya.
* Intelegensia, Intelegensi sangat berpengaruh, dengan intelegnsi yang tinggi kita dapat dengan cepat menemukan relevansi antar satu fenomena dengan fenomena lainnya.
* Kepribadian, Orang yang mempunyai pengetahuan luas dan intelegensi yang tinggi belum tentu bisa berbicara dengan baik jika ia mempunyai kepribadian yang pemalu dan menutup diri. Maka dari itu, sikap percara diri seseorang sangat penting untuk menambah kelancaran berbicara
* Pengalaman, Pengalaman berbicara menyebabkan seseorang lebih lancar berbicara. Sampai terkadang, orang berbicara sudah mengalir dengan sendirinya seperti menyetir mobil. Lihat saja contoh pada ulama ulama yang suka berdakwah. Jika kalian perhatikan satu ulama, di 5 tempat berdakwah, apa yang mereka katakan terkadang sama. Bak air mengalir. atau pun dosen, merkea juga sudah berpengalaman, jadi untuk berbicara, sudah tinggal menyiapkan badan.
* Biologis, hal iniberhubungan dengan kelengkapan ronggamuut. Misal, kelainan rahatm bibir, gigi, sehingga membuat seserorang menjadi kurang percaya diri, misal : menjadi gagap, atau pun perkataan yang keluar tidak jelas.
b. Menyimak (Listening)
Menyimak atau listinening, adalah kegiatan seseorang yang bersifat fisikal dimana seseorangmenerima, memperhatikan, serta memahamai suara (Barker dalam Haryani, 2001-242). Menyimak secara efektif merupakan kerja aktif dari pikiran kita. Sehingga dalam menyimak kita harus mempunyai konsentrasi yang penuh. Tidak hanya indra pendengaran saja yang bekerja, melainkan juga pikiran kita.
Proses Menyimak :
* Mendengarkan (hearing), dimana seseorang menerima suara melalui indera pendengaran. seseorang perlu mendengar sebelum menyimak
* Memperhatikan (attention), mengapa dalam menyimak kita perlu berkonsentrasi penuh. Karena untuk kita dapat menyimak secara efektif, begitu banyak noise disekeliling yang mengganggu. Misal kita sedang ada di kelas untuk memperhatikan dosen. Kadang tergangu dengan teman sebelah yang malah asik curhat atau smsan.
* Memahami (understanding), kedua tahap diatas belum sampai kepada proses menyimak yang efektif, untuk dapat menyimak selain mendengar dan memberikan atensi, kita juga harus menyerap pesan yang tersalur dalam ruang tersebut.
* Mengingat (Remembering), ketika kita sudah melewati proses memahami pesan, maka kita harus mengingat. sehingga informasi yang masuk dapat menjadi bagian dari retensi (memori jangka panjang)
* Mengevaluasi (evaluating), dalam tahapan evaluasi, penerima pesan akan membedakan mana yang fakta atau opini. Dalam proses ini, listener akan mempunyai pertimbangan dan akan melakukan selektivitas tentang pesan yangharusnya masuk dan harus dibuang. Pesan akan dipilah dan tidak akan di serap semuanya. Ini tergantung kepada FOR dan FOE (Frame of Refernce and Field of Experience).
* Menanggapi (Responding), dalam menanggapi pesan, maka akan terdapat suatu umpan balik ataupun feedback. Tapi dalam hal ini feedbacknya juga dapat bersifat verbal atau nonverbal. Misal, responder menanggapi pesan dengan diam, kita tidak tau apakah ia benar-benar mengerti atau justru tidak mengerti. atau pun ada responder yang sangat aktif dan kritis.
Hambatan Menyimak :
1. Fakttor lingkungan (noise) : Suara, Jarak
2. Sumber Pesan, ini harus diperhatikan, karena dalam menyimak kita terkadang selektif melihat pembicara. Mungkin saja karena faktor pribadi, atau karena si sumbernya sendiri terlihat tidak kredibilitas dengan mengeluarkan banyak suara seperti “Eh.. Um..”
3. Pesan : Pesan atau materi baru yang sukar akan membuat pendengar mengalami kesulitan. Misalnya, kita memberikan kursus bahasa jepang kepada ibu-ibu yang sudah tidak efektif lagi untuk belajar. Maka pesan pun akan sulit di tangkap
4. Individu Penymak : Kondisi Fisik, kebutuhan, kebiasaan, Tanggung jawab.
1.3 Membaca
Prinsip-prinsip memaca
1. Speed (Kecepatan), kecepatan membaca sangatlah berpengaruh terhadap memori kita. Namun kecepatan membaca ini pula harus dibatasi. Ketika kita membaca sesuatu yang kira-kira memerlukan pemahaman tingkat tinggi, maka kita harus membaca secara teliti (bukan berarti lambat), namun jika kira-kira bacaan tersebut kurang relevan dengan kebutuhan, maka kita dapat membacanya selintas.
2. Comprehension (Pemahaman), pemahaman terhadap apa yang kita baca, akan berpengaruh terhadap hasil dari apa yang kita baca. Maka dalam membentuk pemahaman secara efektif maka kita harus berkonsentrasi penuh pada suatu pesan.
3. Efisiensi, Dalam membaca kita harus memikirkan faktor efisiensi. Membaca harus dengan efisien, sehingga dapat meng efektifkan apa yang harus di pahami dalam bacaan tersebut.
4. Retensi (penyimpanan dalam ingatan tentang apa yang kita baca). Membaca dengan baik akan mempengaruhi retensi kita. Dalam otak kita sebenarnya terdapat pilar-pilar atau rak-rak ingatan. Dimana, kita harus dapat menyimpan dan memanage informasi dalam ingatan kita.
Empat Cara Membaca agar Efisien :
1. Carefull Reading : bahan bacaan komplek, komperhensif, dan long term retention.
2. Rapid Reading : Bahan bacaan sederhana, ringan, gambaran menyeluruh, retensi kurang
3. Skimming : Tidak mengingat Detail, langsungke perspektif menyeluruh
4. Scanning : Mencari data dan fakta tertentu.
Efisiensi :
* Konsentrasi
* Menggerakan Mata
* Duduk dengan tenang
* Jangan biarkan ada noise factor
* Garis bawahi yang penting
* Buat Ulasan
* Mengontrol faktor Pribadi
* Mengontrol faktor lingkugan
Cara membaca :
1. Titian Jembatan (Buatlah sebuat Jembatan Ingatan seperti MEJIKUHIBINIU)
2. Set priorities, buatlah apa yang kita baca menjadi prioritas kita
3. Berpikir
4. Mengulang-ulang
1.4 Menulis
Dalam Written Communication, Perhatikan :
1. alat tulis, kertas, dll
2. bentuk penulisan, warna dan huruf
3. bahsa dan gaya penulisan
4. percetakan yang memadai
Pustaka :
Dewi, Sutrisna. 2006. Komunikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi
Matakuliah Komunikasi Bisnis Oleh Pak Suganda - Fikom Unpad
Posted in Komunikasi Global | No Comments »
Proses Komunikasi
November 17, 2008 – 2:09 am
Proses Komunikasi
Proses komunikasi adalah bagaimana sang komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses Komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yag efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya).
Proses Komunikasi, banyak melalui perkembangan. Pada penjelasan ini, akan dijelaskan berbagai proses komunikasi melalui model-model komunikasi itu sendiri :
1.1Model Komunikasi Aristoteles
Aristoteles menerangkan tentang model komunikasi dalam bukunya Rhetorica, bahwa setiap komunikasi akan berjalan jika terdapat 3 unsur utama :
1. Pembicara, yaitu orang yang menyampaikan pesan
2. Apa yang akan dibicarakan (menyangkut Pesan nya itu sendiri)
3. Penerima, orang yang menerima pesan tersebut.
1.2 Model Komunikasi David K.Berlo
Dalam model komunikasi David K.Berlo, diketahui bahwa komunikasi terdiri dari 4 Proses Utama yaitu SMRC (Source, Message, Channel, dan Receiver) lalu ditambah 3 Proses sekunder, yaitu Feedback, Efek, dan Lingkungan.
1. Source (Sumber), Sumber adalah seseorang yang memberikan pesan atau dalam komunikasi dapat disebut sebagai komunikator. Walaupun sumber biasanya melibatkan individu, namun dalam hal ini sumberjuga melibatkan banyak individu. Misalnya, dalam organisasi, Partai, atau lembaga tertentu. Sumber juga sering dikatakan sebagai source, sender, atau encoder.
2. Message (Pesan), pesan adalah isi dari komunikasi yang memiliki nilai dan disampaikan oleh seseorang (komunikator). Pesan bersifat menghibur, informatif, edukatif, persuasif, dan juga bisa bersifat propaganda. Pesan disampaikan melalui 2 cara, yaitu Verbal dan Nonverbal. Bisa melalui tatap muka atau melalui sebuah media komunikasi. Pesan bisa dikatakan sebagai Message, Content, atau Information
3. Channel (Media dan saluran komunikasi), Sebuah saluran komunikasi terdiri atas 3 bagian. Lisan, Tertulis, dan Elektronik. Media disini adalah sebuah alat untuk mengirimkan pesan tersebut. Misal secara personal (komunikasi interpersonal), maka media komunikasi yang digunakan adalah panca indra atau bisa memakai media telepon, telegram, handphone, yang bersifat pribadi. Sedangkan komunikasi yang bersifat massa (komunikasi massa), dapat menggunakan media cetak (koran, suratkabar, majalah, dll) , dan media elektornik(TV, Radio). Untuk Internet, termasuk media yang fleksibel, karena bisa bersifat pribadi dan bisa bersifat massa. Karena, internet mencakup segalanya. Jika anda membuka www.kuliahkomunikasi.com < maka media ini bersifat massal, namun jika anda chattingh melalui yahoo messenger, maka media ini bersifat interpersonal, dan jika anda menuliskan Blog (blogging atau menulis diary), media ini bisa berubah menjadi media yang bersifat Intrapersonal (kepada diri sendiri). 4. Receiver (Penerima Pesan), Penerima adalah orang yang mendapatkan pesan dari komunikator melalui media. Penerima adalah elemen yang penting dalam menjalankan sebuah proses komunikasi. Karena, penerima menjadi sasaran dari komunikasi tersebut. Penerima dapat juga disebut sebagai public, khalayak, masyarakat, dll. Elemen Tambahan : 1. Feedback (Umpan Balik), Umpan balik adalah suatu respon yang diberikan oleh penerima. Penerima disini bukan dimaksudkan kepada penerima sasaran (khalayak), namun juga bisa didapatkan dari media itu sendiri. Misal, kita sebagai seorang penulis mengirimkan sebuah artikel kepada suatu media massa. Lalu, bisa saja kita artikel kita ternyata bagus, namun ada beberapa hal yang harus di edit. Sehingga, pihak media mengembalikan artikel kita untuk di edit ulang. 2. Efek, sebuah komunikasi dapat menyebabkan efek tertentu. Efek komunikasi adalah sebuah respon pada diri sendiri yang bisa dirasakan ketika kita mengalami perubahan (baik itu negatif atau positif) setelah menerima pesan. Efek ini adalah sebuah pengaruh yang dapat mengubah pengetahuan, perasaan, dan perilaku (Kognitif, afektif, dan konatif) 3. Lingkungan, adalah sebuah situasi yang dapat mempengaruhi terjadinya suatu komunikasi. Situasi Lingkungan terjadi karena adanya 4 faktor : * Lingkungan Fisik(Letak Geografis dan Jarak) * Lingkungan Sosial Budaya (Adat istiadat, bahasa, budaya, status sosial) * Lingkungan Psikologis ( Pertimbangan Kejiwaan seseorang ketika menerima pesan) * Dimensi Waktu (Musim, Pagi, Siang, dan Malam) 1.3 Model Komunikasi Bovee dan Thill Bovee dan Thill dalam bukunya Bussiness Communication Today, menjelaskan bahwa proses komunikasi merupakan tahapan dari kegiatan. Terdapat 5 tahapan : 1. Pengirim memiliki sebuah Ide/Gagasan. Komunikasi diawali dengan adanya gagasan dari seorang pengirim, yang ingin disampaikan pada penerima pesan tersebut. 2. Ide Dirubah Menjadi Pesan. Ide bersifat abstrak dan tidak terstruktur, sehingga tidak dapat dibaca oleh oraglain. Maka dari itu, pengirim harus mengubah idenya tersebut menjadi sebuah pesan agar dapat dimengerti oleh orang lain. Perubahan ide menjadi suatu pesan dinamakan ENCODING. 3. Pemindahan Pesan. Setelah sebuah ide diubah menjadi pesan, maka pesan teresebut harus dipidahkan kepada penerima dengan berbagai bentuk komunikasi (Verbal, Nonverbal, Lisan atau Tertulis), dan media komunikasinya (Tatap muka, telepon, surat, laporan, dll) 4. Penerima menerima pesan. Penerima pesan menginterpretasikan pesan yang diterima. 5. Penerima pesan mengirimkan umpan balik. Umpan balik merupakan sebuah elemen perantai pesan. Sebagai pengirim pesan, kita harus mengevaluasi apa yang sebenarnya dipikirkan oleh penerima pesan. Apakah pesan kita efektif apa tidak. Jika pesan kita ternyata tidak efektif, maka pesan harus diulang. Pustaka : Dewi, Sutrisna. 2006. Komunikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi Posted in Komunikasi Global | No Comments » Proses Komunikasi Insani November 16, 2008 – 1:28 pm PROSES KOMUNIKASI INSANI 1. Definisi Komunikasi Menurut Frank E.X. Dance dalam bukunya Human Communication Theory terdapat 126 buah definisi tentang komunikasi yang diberikan oleh beberapa ahli. Beberapa Definisi-definisi tersebut adalah sebagai berikut: Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak). Hovland, Janis & Kelley:1953 Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat apa atau hasil apa? (Who? Says what? In which channel? To whom? With what effect?) Lasswell, 1960 2. Model Komunikasi Dalam komunikasi terdapat model komunikasi yaitu, Komunikator yaitu pengirim pesan dan komunikan penerima pesan. Komunikator kemudian menyampaikan pesan. Pesan terbagi menjadi 2 yaitu pesan verbal dan pesan nonverbal a. Pesan verbal adalah semua jenis komunikasi yang menggunakan satu kata atau lebih. Pesan verbal terbagi lagi menjadi 2 yaitu verbal disengaja dan verbal tidak disengaja. b. Pesan non verbal adalah semua pesan yang disampaikan tanpa kata –kata atau selain kata kata yang digunakan secara harafiah. Pesan non verbal terbagi menjadi dua yaitu pesan non verbal sengaja dan pesan non verbal tidak disengaja. Pesan yang disampaikan oleh komunikator kemudian di salurakan. Saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getararan suara/ nada, dan tentu saja dengan organ penginderaan kita. Semakin banyak saluran yang dihgunakan semakin banyak jumlah rangsangan komunikasi yang disampaikan. Dalam penyampaian pesan melalui saluran terkadang terdapat terlalu banyak saluran hingga menjadi gangguan atau noise. Gangguan adalah faktor yang mempengaruhi informasi yang disampaikan kepada penerima atau mengalihkan dari penerimaan tersebut. Ada dua jenis gangguan gangguan teknis dan gangguan sematik. Setelah pesan dikirim komunikan akan melakukan proses selektif untuk memperhatikan, mendengar memahami dan, mengingat simbol – simbol pendengaran. Hal ini disebut dengan mendengar. Mendengar merupakan proses fisiologi otomatik penerimaan rangsangan pendengaran. Ketika anda diberi perintah “ duduk ” dan anda menjawab “ tidak ” maka anda telah memberikan umpan balik atau anda hanya mengangguk saja sudah merupakan umpan balik dalam komukasi. Waktu menunjukan hubungan yang terjadi pasti mengalami perubahan pada setiap interaksi. Waktu juga mempegaruhi makna terhadap suatu pesan. Ketegangan yang ditimbulkan oleh banyaknya tugas dan sempitnya waktu, ikut berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas komunikasi modern masa kini. 3. Konteks Komunikasi Konteks komunikasi terbagi menjadi enam bagian masing – masing memiliki ciri khasnya masing – masing namun semuanya juga memiliki kesamaan yaitu menciptakan makna diantara dua orang atau lebih. Selain itu ke-enamnya juga melibatkan komunikasi antar budaya. Ke-enam konteks komunikasi tersebut adalah : Komunikasi dua orang atau dapat disebut juga sebagai komunikasi diadik ( dyadic commmunication ), ini adalah satuan dasar komunikasi. Dengan alasan inilah maka kita memilih melukiskan konteks ini dalam model komunikasi Tubbs. Yang perlu di ingat komunikasi diadik hanya dilakukan oleh dua orang yang saling bergantian menjadi komunikator maupun komunikan. Komunikasi diadik juga merupakan komuniksi yang mencangkup hubungan antarmanusia yang paling erat. Jika dua orang bercakap – cakap dengan maksud tertentu, maka dapat disebut sebagai wawancara. Dapat juga dipandang sebagai bentuk komunikasi diadik khusus. Wawancara dimaksudkan untuk mendapatkan sesuatu yang spesifik dengan lebih jauh dbandingkan dengan kebanyakan komunikasi dua orang lainnya. Konteks komunikasi yang ke-tiga adalah komunikasi dalam kelompok kecil. Dapat diartikan sebagai “ proses pertukaran verbal dan nonverbal, antara tiga orang atau lebih anggota kelompok yang bertujuan untuk saling mempengaruhi ”. komunikasi kelompok kecil ini dapat terjadi dimana saja ruang kelas, ruang dosen, ataupun ruang rapat.karena konteks komunikasi ini melibatkan tiga orang atau lebih, maka tingkat kearaban, partisipasi, dan kepuasannya cenderung lebih kecil dibanding dengan komunikasi diadik. Komunikasi publik biasa kita sebut dengan public speaking. Public speaking memiliki beberapa ciri dari konteks ini pertama, komunikasi publik lebih sering muncul di tempat umum daripada tempat pribadi dan juga memiliki peserta yang lebih banyak misanya saja ruang kelas, ruang pertemuan, auditorium dan lain – lain.Kedua, komunikasi publik cenderung lebih normal dibandingkan dengan komunikasi yang informal serta tidak terstruktur. Ketiga, ada sejumlah norma yang cukup jelas, yang hjarus dipatuhi. Misalnya saja pertanyaan hanya boleh diajukan bila si pembicara telah menyelesaikan pembicaraannya, terkadang kita harus mengangkat tangan untuk mengajukan pertanyaan dan beberapa norma yang lain. Biasanya pembicara dalam komunikasi publik melakukan persiapan yang matang, dan harus menghadapi keadaan yang lebih formal daripada dalam komunikasi dua orang atau komunikasi kelompok kecil. Komunikasi organisasional disefinisikan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan hubungan yang saling bergantung. Definisi ini sesuai untuk konikasi dalam perusahaan, rumah sakit, dan lain – lain. Yang diperhatikan dalam komunikasi ini bukan hanya kefektifan komunikasi perseorangan saja namun juga peranan komunikasi dalam meningkatkan atau menurunkan kinerja secara keseluruhan. Konteks komunikasi yang ke- enam adalah komunikasi yang menggunakan media. Definisi paling sederhana tentang komunikasi massa dirumuskan Bittner yang dikutip oleh Jalaludin Rakhmat dalam buku psikologi komunikasi ( hal 188) adalah, “mass communication is meddages communicated through a mass medium to large number of people ” ( komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang ). Dewasa ini komunikasi massa lebih banyak melibatkan orang untuk waktu yang lebih banyak, meskipun intensitasnya lebih rendah, karena komunikasi tidak dapat melepaskan diri dari kehidupan masyarakat ( bangsa ) secara keseluruhan, maka komunikasi sangat dipegaruhi oleh kebudayaan dan peristiwa sejarah. Beberapa fungsi komunikasi massa antara lain adalah media sosialisasi, motivasi, informasi, pendidikan, memajukan kebudayaan, hiburan, dan intergrasi. Diantara konteks komunikasi yang lain komuniksi massa merupakan komunikasi yang paling formal dan paling mahal. 4. Melakukan Komunikasi yang Efektif Bagaimanakah melakukan sebuah komunikasi yang efektif ?, secara umum, komunikasi dinilai efektif bila rangsangan yang disampaikan dan yang dimaksudkan oleh pengirim atau sumber, berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap atau dipahami oleh penerima. Ada lima hal yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur bagi komunikasi yang efektif yaitu : Pemahaman penerimaan yang cepat atas kandungan rangsangan seperti apa yang dimaksud oleh pengirim pesan. Kesenangan tujuan komunikasi publik dapat pula untuk kesenangan, misalnya saja celoteh seorang MC dalam suatu acara yang sengaja dilakukan untuk menyenangkan hadirin. Mempengaruhi sikap saat kita dalam diskusi untuk memecahkan masalah adalah usaha kita untuk mempengaruhi sikap orang lain dan berusaha agar orang lain memahami kita. Karena tindakan untuk mempengaruhi orang lain adalah bagian dari kehidupan sehari – hari. Memperbaiki hubungan terkadang komunikasi dilakukan bukan untuk menyapaikan informasi atau untuk mengubah sikap seseorang, tapi hanya untuk dipahami. Misalnya seorang pemuda mungkin sulit untuk tetap percaya bahwa si gadis, masih tertarik padanya jika membatalkan janji kencanya untuk yang kesekian kalinya. Tindakan media massa sering tertarik pada kerumunan orang banyak. Apakah ada promosi sabun mandi, atau ibu – ibu yang berbondong – bondong mengimunisasi anaknya terhadap penyakit campak atau ada pemilu. Respon seperti ini bisa anda dapatkan jika anda, memudahkan pemahaman penerima tentang apa yang anda harapakan.Singkatnya, lima hasil yang dapat diperoleh melalui komunikasi insani yang efektif adalah pemahaman, kesenagan, pengaruh sikap, hubungan yang lebih baik, dan, tindakan. X.O.X.O Posted in Komunikasi Global | No Comments » Sejarah Perkembangan Teknologi Komunikasi November 16, 2008 – 11:52 am Pendahuluan n Kata Teknologi berasal dari asal kata latin Texere yang berarti to weave (menenun) atau to construct (membangun) (Rogers, 1986) n Kata Teknologi tidak hanya terbatas kepada pengguna mesin-mesin, meskipun dalam pengertian sempit sering digunakan keterkaitan teknologi dan mesin dalam bahasa sehari-hari. n Technology is a design for instrumental action that reduces the uncertainly in the course-effect relationships invalved in achieving a desired outcome. n Sebuah teknologi biasanya terdiri dari aspek Hardware (perangkat keras) dan Software (Perangkat Lunak). n Salah satu jenis teknologi adalah Teknologi Komunikasi Teknologi Komunkasi dan Bahasa n Teknologi Komunikasi adalah peralatan perangkat keras; struktur-struktur organisasional dan nilai-nilai sosial yang dikoleksi, diproses dan menjadi pertukaran informasi individu-individu dengan individu-individu lainnya. n Teknologi Komunikasi diawali sejarah manusia seperti ditemukannya bahasa lisan dan bahasa tulisan dalam bentuk photographs yang ditulis pada dinding gua-gua ; n Teknologi Media (secara potensial dapat mencapai khalayak massa) berasal dari Cloy Robberts (Tulisan pada lembaran-lembaran tanah liat) dalam peradaban awal seperti bangsa Sumeria di daerah Sungai Eirpat dan Sungai Tigris serta Bangsa Mesir. Kompetensi n Kompetensi insan komunikasi dalam Teknologi Komunikasi : 1. Users (Pengguna) teknologi komunikasi 2. Content of Technology pada teknologi komunikasi 3. Riset dampak sosial teknologi komunikasi n Sebagai users, maka insan komunikasi sebagai ilmuwan sosial harus berbasis teknologu komunikasi. n Content of Technology, misalnya teknologi komunikasi berbentuk televisi atau media online, maka yang mengisinya adalah orang komunikasi, seperti program berita pada televisi atau cyber communication pada media online (internet). n Kemampuan meneliti dampak sosial teknologi komunikasi harus dimiliki oleh orang komunikasi seperti meneliti dampak sosial pengguna play station terhadap perilaku belajar anak sekolah dasar. Menurut Alvin Toffler, tiga gelombang peradaban manusia terdiri dari era pertanian, industri dan era informasi / komunikasi (lihat Rogers 1986 ; Alisyahbana dalam Yulian, dkk (2001) : 1. Gelombang pertama (800 SM-1500 M) adalah gelombang pembaruan dimana manusia menemukan dan menerapkan teknologi pertanian yaitu manusia berubah dari kebiasaan berpindah-pindah yang menetap disatu tempat. Ciri masa ini adalah penggunaan “baterai alamiah” yang dapat menyimpan energi yang dapat diperbaharui dalam otot-otot binatang, hutan, air terjun, angin atau langsung dan matahari, banyak sekali menggunakan kincir air dan kincir angin. Gelombang Peradaban Manusia 2. Gelombang kedua (1500 M-1970 M) adalah masyarakat industri, sebagai “manusia ekonomis” yang rakus yang baru lahir dari Renaissance (pencerahan di Eropa). Adam Smith dengan bukunya The Wealth of Nations dari Charles Darwin dengan bukunya The Origin of Species mewarnai budaya renaissance. n Imprialisme dan kolonialisme di gelombang kedua ini merupakan interpretasi yang salah dari Teori Darwin, terutama ideologi Social Darwinism dan Herbert Species ; The Mights is always Rights. n Gelombang kedua ini berbudaya produk massa, pendidikan massa, komunikasi massa dan media massa. n Budaya Iptek tumbuh dengan pesat n Terjadi urbanisasi dan pembangunan kota besar, penggunaan energi yang tidak dapat diperbaharui dan polusi yang menyebabkan kerusakan lingkungan hidup. 3. Gelombang ketiga (1970-2000 M) adalah masyarakat informasi dengan ciri-ciri : n Kelangkaan bahan bakar fosil ; kembali ke energi yang dapat diperbaharui n Proses produksi yang cenderung menjadi produksi massa yang terkonsentrasi n Terjadinya deurbanisasi dan globalisasi karena kemajuan teknologi komunikasi dan informasi. n Peradaban gelombang ketiga merupakan Sintesa dari gelombang pertama (tesa) dan gelombang kedua (antitesa). n Dalam gelombang ketiga ini kadang disebut sebagai Knowledge Age, dengan digunakannya satelit telekomunikasi, kabel optik dalam jaringan internet, masyarakat mampu berkomunikasi online Era Komunikasi dan Informasi n Masa Puncaknya era komunikasi dan informasi akan segera tercapai 10-20 tahun kedepan. n Open Society (Struktur Masyarakat Terbuka/ umumnya para anggota masyarakat berusaha dan bekerja keras untuk menaikkan statusnya didalam masyarakat. Mereka bersaing dan bekerjasama untuk dapat naik ke lapisan atas berikutnya sesuai dengan sistem kompetisi dan korporasi yang sudah dapat diterima oleh seluruh masyarakat. Lima Gelombang peradaban baru akan bergantian atau pun kadang-kadang bersamaan mendominasi budaya masyarakat dunia selanjutnya : n Era Industri Rekreasi (Hospitality, Recreation, Entertainment) yang akan mendominasi budaya pada tahun 2015 M. n Era Bioteknologi (Bioteknologi, genetics, Cloning) yang akan mendominasi budaya dunia pada kira-kira tahun 2001 M. n Era mega material (Quantum Physics, Nanotechnology high pressure physics) yang akan mendominasi dunia kira-kira tahun 2200 M dan 2300 M. n Era Atom Baru (fusion, lossers,hydrogen and helium isopes) yang akan mendominasi budidaya duinia kira-kira pada 2100 – 2500 M. n Era Angkasa luar baru (Specsaft, Exploration, Travel, Resource Gathering, Astrophysics) yang akan mendominasi sebelum tahun 3000 M (Alisyahbana, 2001). referensi : Elvinaro Ardianto Posted in Teknologi Komunikasi | 1 Comment » Penerapan Teori Uses & Gratification pada Internet November 12, 2008 – 9:12 am Internet sebagai salah satu media komunikasi yang baru berkembang memberikan lebih banyak pilihan bagi para penggunanya, sehingga pengguna internet dapat lebih memfokuskan pencarian pada apa yang benar-benar mereka inginkan. Sehingga menjadikan Internet berkembang dengan sangat pesat, sesuai data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), peningkatan pengguna internet di Indonesia hingga akhir 2007 dapat terlihat pada tabel dibawah ini: Tabel1 Perkembangan Jumlah Pelanggan & Pemakai Internet (kumulatif) Tahun Pelanggan Pemakai 1998 134.000 512.000 1999 256.000 1.000.000 2000 400.000 1.900.000 2001 581.000 4.200.000 2002 667.002 4.500.000 2003 865.706 8.080.534 2004 1.087.428 11.226.143 2005 1.500.000 16.000.000 2006 1.700.000 20.000.000 2007* 2.000.000 25.000.000 *perkiraan s/d akhir 2007 sumber : http://www.apjii.or.id/dokumentasi/statistik.php Pada April 2008, jumlah pengguna internet di Indonesia diperkirakan telah mencapai angka 28 juta pengakses, maka dari itu sudah selayaknya kita mengadakan penelitian mengenai motif pengguna Internet, supaya dapat diketahui alasan apakah yang menyebabkan peningkatan yang sangat tajam dari penggunaan Internet.
Sebelum seseorang merasakan manfaat akan media yang dikonsumsinya, sudah barang tentu orang tersebut mempunyai alasan-alasan untuk menggunakan media tersebut dibandingkan penggunaan media lainnya. Alasan-alasan ini dikenal dengan nama motif pada kajian ilmu psikologi sosial. Motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasan, atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Pendekatan Uses & Gratification merupakan salah satu landasan teoritis yang tepat untuk meneliti tentang motif para pengguna media. Dikarenakan asumsi dari teori tersebut adalah pengguna yang secara aktif memilih media yang dipakai dan yang kedua adalah media yang digunakannya dapat memberikan servis/gratifikasi terhadap tujuan yang akan dicapai, dan jika kedua asumsi tersebut dapat terpenuhi maka sudah tentu pendekatan Uses & Gratification cocok untuk digunakan.
Penelitian tentang pengguna internet dengan menggunakan dasar teori Uses & Gratification telah terjadi di Eropa maupun Amerika, berikut ini adalah penjabarannya.
Tabel 2
User Motivations
Authors & Years
U&G Typology
McQuail, Blumler, and Brown (1972) [TV quiz programs]
Greenberg (1972) [Children watching television]
James Lull (1990) [Social uses of television]
Mukherji, Mukherji, and Nicivich (1998) [Internet]
Lin (1993) [Television]
Shaver (1983) [Cable television]
Rubin (1984) [Television]
Korgaonkar and Wolin (1999) [Web usage]
Stafford, Stafford and Schkade (2004) [Internet]
Svennevig, (2000) [Internet]
Diversion, personal identity, personal relationships, educational, excitement
Learning, habit, relaxation, arousal, pass time, championship
Environmental, regulative, communication facilitation, social learning, affiliation / avoidance, dominance / competence
Entertainment, interpersonal utility, social interactions, and surveillance
Informational guidance, interpersonal communications, entertainment, diversion
Variety and control over viewing
Relaxation, habit, entertainment, information, escape
Social Escapism, transaction, privacy, information, interaction, socialization, economic motivations
Process, content, social
Diversion, personal relationships, social relationships, personal identity, surveillance, imagination, stimulation, and mood changing
Source: Parker and Plank, 2000 as quoted by Sanjit Kumar Roy)
Teori Uses & Gratification sendiri telah diuji sebagai dasar pemikiran oleh Perse dan Dunn pada tahun 1995 yang secara khusus mengamati penggunaan komputer untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui layanan informasi dan internet, atau yang oleh para penulisnya disebut sebagai konektivitas komputer. Dimana penelitian tersebut akhirnya menarik kesimpulan bahwa orang menggunakan komputer sebagai sarana komunikasi elektronik untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan berikut: pembelajaran, hiburan, interaksi sosial, pelarian, melewatkan waktu, dan lepas dari kebiasaan.
Posted in Teori Komunikasi | 1 Comment »
Perkembangan Internet sebagai Media Komunikasi
November 12, 2008 – 8:55 am
Studi ilmu komunikasi juga mencangkup pembelajaran tentang media massa, dimana media massa di Indonesia pada dasawarsa terakhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perubahan media massa ,baik itu media massa cetak maupun elektronik, perlahan demi pasti mencapai pada titik dimana semuanya berubah format menjadi digital. Hal ini dapat terlihat dengan adanya beberapa media massa cetak seperti majalah dan surat kabar yang mulai menerbitkan edisinya melalui World Wide Web atau menyertakan CD ROM dalam setiap edisi yang diterbitkannya.
Bentuk perubahan pada lingkungan media banyak macamnya, dalam hal tertentu, sangat luar biasa. Di Indonesia televisi berubah dari hanya satu stasiun yaitu TVRI pada tahun 80an menjadi sepuluh stasiun pada tahun 2000 yaitu TVRI, RCTI, SCTV, Indosiar, ANTV, TPI, Trans TV, Tv 7 (yang pada akhirnya menjadi Trans7), Global TV, Lativi (yang berubah menjadi TV one), dan belum lagi ditambah dengan berbagai macam stasiun televisi lokal yang banyak bermunculan di setiap kota besar, yang lebih mencengangkan adalah adanya sistem televisi kabel yang memungkinkan menangkap 50 saluran, bahkan bisa mencapai 500 atau lebih.
Penggunaan media lainnya yang tergolong masih baru seperti komputer dan media Internet mulai merambah berbagai kalangan di Indonesia, dari mulai anak-anak hingga orang dewasa. Dampaknya adalah orang-orang menghabiskan lebih banyak waktu berkomunikasi dengan orang lain dengan menggunakan ruang obrol (chat room) di komputer, dan permainan dunia maya (virtual) memberi dimensi pengalaman dan kepuasan baru bagi penggunanya.
Baru-baru ini amerika serikat mencapai titik di mana penjualan komputer lebih tinggi daripada televisi (Powell, 1995). Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa penggunaan komputer-komputer pribadi mulai mangambil alih peran televisi (Lieberman, 1995). Tampaknya kita cepat beralih ke konsep pengguna aktif, multimedia, lingkungan komunikasi yang baru itu. Salah satu ciri lingkungan media baru adalah pengakuan bahwa semua informasi adalah sama-semuanya digital (Powell).
Biasanya, teknologi komunikasi yang baru tidak bisa sepenuhnya menggantikan teknologi lama, tetapi ia mungkin menyebabkan teknologi lama mengambil peran baru. Contohnya, televisi tidak meggantikan radio, tetapi membawa radio ke sistem pemrograman yang baru, termasuk acara perbincangan dan format musik yang spesifik.
Salah satu perubahan teknologi baru itu menyebabkan dipertanyakannya kembali definisi komunikasi itu sendiri. Definisi komunikasi massa yang sebelumnya sudah cukup jelas, yaitu bisa didefinisikan dalam tiga ciri:
1.
Komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen, dan anonim
2.
Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan untuk bisa mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak dan sifatnya sementara.
3. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang besar.
1.
(Wright, 1959).
Tetapi Internet, newsgroups, mailing lists, perbincangan di radio yang mengundang telepon pendengarnya, World Wide Web, televisi kabel multi saluran, dan buku-buku yang melampirkan disket-disket komputer, yang tidak dapat dikategorikan secara mudah apakah mereka termasuk dalam komunikasi massa atau bukan. Saat ini media-media tersebut dikategorikan sebagai lingkungan media baru, dimana beberapa ciri lingkungan media baru adalah sebagai berikut (McManus, 1994):
1.
Teknologi yang dahulu berbeda dan terpisah seperti percetakan dan penyiaran sekarang bergabung.
2.
Kita sedang bergeser dari kelangkaan media menuju media yang berlimpah.
3.
Kita sedang mengalami pergeseran dari mengarah kepuasan massa audiens kolektif menuju kepuasan grup atau individu.
4.
Kita sedang mengalami pergeseran dari media satu arah kepada media interaktif.
Bahkan pengajar juralisme Richard Cole mengemukakan: “Perbedaan-perbedaan antar-media menjadi samar-samar. Koran-koran menjadi lebih mirip majalah-majalah dan penyiaran” (Fonti, 1995).
Perkembangan Internet yang sangat cepat akhirnya menjadi bagian terpenting dalam bidang ekonomi. Sekarang ini e-commerce (perdagangan lewat Internet) mulai berperan penting dalam hidup kita. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh universitas Texas tahun 1999 menunjukkan bahwa e-commerce menjadi kekuatan utama dalam masyarakat kita. Total $350 miliar dialokasikan untuk ekonomi Internet pada tahun 1998(Gloss,1999). Hanya dalam waktu lima tahun sejak diperkenalkannya Word Wide Web, ekonomi Intenet sejajar dengan sektor yang telah ada seperti energi($223 miliar), otomobil (4350 miliar), dan telekomunikasi(4270 miliar) (laporan Indicators, 1999).
Internet pada dasarnya merupakan sebuah jaringan antar-komputer yang saling berkaitan. Jaringan ini tersedia secara terus-menerus sebagai pesan-pesan elektronik, termasuk e-mail, transmisi file, dan komunikasi dua arah antar individu atau komputer.
Internet sebagai sebuah jaringan pada Departemen Pertahanan dan Komunikasi Ilmiah sudah ada kira-kira selama 20 tahun. Apa yang membuat jaringan itu tiba-tiba menarik bagi para pengguna awam adalah penemuan Mosaic pada tahun 1993, sebuah browser untuk World Wide Web yang telah membuat sumber-sumber Internet yang lebih banyak dapat diakses (Maney,1995). Mosaic membiarkan para pengguna menggunakan materi Internet dengan hanya menunjuk dengan sebuah tanda panah dan mengklik sebuah tetikus (mouse), dan hal itu mempermudah untuk melihat grafik online. Bahkan, Netscape dengan penyediaan akses yang lebih mudah dan lebih cepat, segera menggantikan Mosaic sebagai web browser yang paling terkenal.
Pada saat yang hampir sama, software web browsing yang lebih mudah digunakan telah dikembangkan, World Wide Web sendiri telah menunjukkan pertumbuhan yang fenomenal dalam jumlah situs. Levy menggambarkan Internet sebagai “saluran komunikasi yang tidak terbatas, pembangunan komunikasi, iklan elektronik dan interaksi yang sangat kompleks yang mengaburkan batas antara penyedia dan konsumen” (Levy, 1995).
Internet menjadi sebuah medium berita baru pada bulan Januari tahun 1998 saat Matt Drudge menggunakan website untuk mengumumkan bahwa “Newsweek” telah menyembunyikan berita tentang keterlibatan Presiden Clinton dengan Monica Lewinsky di Gedung Putih. Beberapa ahli mengatakan bahwa laporan Drudge itu telah menaikkan pamor Internet sebagaimana sumber berita seperti Perang Teluk untuk CNN dan pembunuhan John F. Kennedy untuk televisi (Lissit, 1998).
Tonggak penting lain bagi masyarakat dalam mendapatkan informasi mungkin terjadi pada 11 September 1998, ketika Start Report muncul di Internet. Itulah saat pengaksesan tertinggi yang pernah terjadi melalui Internet (Clothier, 1998).
Tingkat perhatian terhadap website biasanya dinyatakan dalam hits, yaitu jumlah akses atau berapa kali situs itu diakses oleh pengguna. Time-Warner’s Pathfinder menyatakan telah menerima lebih dari satu juta akses per minggu. Website majalah Penthouse mendulang dua juta akses setiap hari. Tapi jumlah pengguna akses yaitu orang-orang yang benar-benar meghabiskan waktu dan mencari informasi, hanya berjumlah satu persen dari jumlah keseluruhan hits (Chao, 1995).
Sekarang ini banyak bisnis yang memakai webpage, sering kali tanpa tujuan yang jelas tentang kegunaanya (Maney, 1995). Kadang hanya sekedar keharusan mempunyai sebuah website. Salah satu permasalahannya adalah website dipandang sebagai media untuk menempatkan iklan, hal ini menunjukkan kecenderungan melihat media baru dengan cara pandang yang lama. Tapi website yang baik memberikan lebih dari sekedar menampilkan pesan sponsor – ia bersifat interaktif, menawari pengguna website berbagai macam cara untuk bisa bergabung dalam kegiatan dan sumber secara online.
Internet juga berperan dalam perkembangan suatu negara. Pemerintah Cina menggunakan Internet sebagai sarana pada permulaan abad dua puluh satu. Sekitar 300.000 orang Cina telah mengakses Internet pada tahun 1998 dan diharapkan bertambah pada tahun 2000 (Ramo, 1998). Pemerintah sepertinya kurang peduli dibandingkan tahun sebelumnya dalam mengontrol pengaksesan Internet, walaupun masih ada pemblokiran situs barat seperti Time Warner’s Pathfinder.
Internet juga mendapatkan beberapa kritikan. Penulis esai Sven Birkets berpendapat bahwa adanya perubahan dari budaya cetak ke budaya elektronik akan menyebabkan pemiskinan bahasa. Dia menyatakan bahwa komunikasi elektronik mengarah kepada penggunaan “bahasa sederhana” seperti dalam telegram (Birkets, 1994). Dia meramalkan bahwa kita akan melihat sebuah penurunan penggunaan bentuk bahasa halus seperti ambiguitas, pertentangan, ironi, dan humor.
Kelemahan lain dari Internet dan World Wide Web adalah kekuatannya untuk menjauhkan orang-orang dari dunia nyata terra firma¬-bumi, tumbuhan, bunga, dan sinar matahari. Clifford Stoll seorang pengarang beberapa buku di Internet meyatakan bahwa masalahnya adalah bahwa “waktu tiga atau empat jam habis di depan komputer tetapi tidak dengan keluarga, suami/istri atau masyarakat” (Haring, 1995).
Pemerintah Indonesia bahkan mulai mendorong kepada warganya untuk meggunakan media Internet seperti yang dilakukan oleh Depkominfo yang mensponsori penayangan berbagai iklan di media televisi. Dimana iklan tersebut menggambarkan bahwa anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar pun dapat memanfaatkan media internet sebagai akses pencarian data jika diberikan tugas membuat kliping.
Tapi apakah penggunaan Internet memang dapat memberikan manfaat positif atau malah dapat berdampak negatif pada para penggunanya masih dapat belum dipastikan, Seperti dijabarkan diatas ada banyak manfaat positif yang didapat dari penggunaan media Internet, tapi ada juga beberapa dampak negatif yang dapat dialami oleh para pengguna Internet.
Seperti diketahui bahwa pengguna media Internet dapat menelusuri apa saja yang diinginkannya, terlepas dari apakah hal tersebut memberikan kontribusi positif bagi pengguna tersebut atau bahkan berdampak rusaknya moralitas penggunanya.
regard,
Aduy
Posted in Komunikasi Massa | 1 Comment »
Artifak-Artifak dan Paradoks dalam Media Baru
November 3, 2008 – 4:37 pm
Artifak-Artifak dan Paradoks dalam Media Baru
di sarikan dari beberapa Tulisan RONALD E.RICE
Apa yang membedakan media baru dari media lama ( termasuk tatap muka) dalam bentuk hambatan dan prosesnya yang ada untuk mereka yang ingin berkomunikasi? Dan tantangan pemahaman apa yang berasosiasi dengan bentuk-bentuk tersebut?
Media baru berada pada tingkatan dimana mereka menggabungkan (1) penghitungan (yang memungkinkan pengolahan isi, seperti pencarian keterangan melalui asosiasi kata-kata atau indeks lainnya, dan penstrukturan komunikasi, seperti urutan percakapan dalam kelompok baru), (2) jaringan telekomunikasi (yang memungkinkan akses dan konekabilitas untuk membedakan dan sebaliknya menjauhkan orang dan isi lainnya), dan (3) digitasi dari isi (yang memungkinkan pemindahan melewati jaringan distribusi, responsibilitas dari isi sebagai data, dan intregitasi dan presentasi dari berbagai mode-mode seperti teks, audio dan video). Komponen tersebut mengganti kombinasi yang mungkin dari empat dimensi dasar dari sifat-sifat yang berhubungan dengan setiap media, termasuk media tatap muka dan media lama : hambatan, lingkup frekuensi, interaktifitas, dan arsitektur jaringan (Rice, 1987).
Argumen saya disini terdiri dari dua dalil primer :
1. Meski semua media adalah pada beberapa tingkat susunan sosial, banyak dari perbandingan-perbandingan tersebut melibatkan media baru secara mutlak mengarah pada pemikiran artifaktual atau ideal dari komunikasi interpersonal. Dengan ‘Artifak’ saya maksud definisi kedua dari kata dalam kamus Webster, sebuah produk karakter buatan oleh agen asing (sebagai manusia) disini ,sebuah bentuk khusus dari susunan sosial.
2. Kamu akan melakukan jauh lebih baik dengan mempelajari sifat-sifat dari media secara umum, dan paradoks yang ditingkatkan oleh media baru dan familiar, dibanding dengan mengacaukan setiap media dengan sekumpulan sifat khusus yang berbeda, dan oleh karena itu dengan kegunaan dan hasil positif atau negatif yang bergerak dalam satu arah, mengabaikan paradoks potensial. Dengan ‘mengacaukan’ maksud saya seperti digunakan dalam desain penelitian lama” tidak mengontrol untuk dua pengaruh atau lebih, sehingga setiap analisis akan menyesatkan sifat semua perbedaan pada satu pengaruh atau lainnya, daripada memisahkan pengaruh uniknya.
Artifak
Media diilhami dengan konvensi sosial, harapan, praktek, hambatan dan pengaruh lainnya dari waktu teknologis, historis, ekonomis, sosial, politik dan budaya (Rice, 1987; Rice dan Gattiker, 1999). Ini sangat luar biasa selama awal perkembangan dan difusi dari media baru, saat orang berupaya untuk menyocokan media baru kedalam konvensi lama, atau mengembangkan yang baru. Jadi, misalnya, diskusi surat elektronik masih sering dipersoalkan dengan perkembangan norma-norma untuk alamat, gaya, debat dan kerukunan.
Pelajaran ini jauh lebih sulit untuk dipelajari dan diterapkan saat kita mengarah pada media yang lebih tradisional, dimana isu-isu seperti itu khususnya diambil atau diterima dan demikian secara mendalam melekat dalam praktek harian, jika tidak terlihat. Misalnya, terdapat badan ilmu sosial yang sangat kecil (sebagai pertentangan pada teknis dan ekonomis) penelitian pada telefon. Satu alasan, saya akan berpendapat, secara luas karena benar-benar dalam tempat dalam makna sosial, perilaku dan konteks sebelum penelitian komunikasi datang sepanjang tidak ada yang luar biasa untuk dipelajari.
Saya akan memperpanjang poin ini untuk memasukkan media yang entah bagaimana tampak kurang mudah diserang oleh kritik teknologi komunikasi misalnya, buku. Menganggap pemikiran kita mengenai cara buku ditampilkan dan diterima, oleh mereka sendiri dan dalam perpusatakaan.
To Be Continued
Tunduh,,,,
Posted in Media Komunikasi | 1 Comment »
Penjabaran Internet Sebagai Perantara Media
November 2, 2008 – 6:44 am
Penjabaran Internet Sebagai Perantara Massa
Produser & pemirsa dalam internet bisa digolongkan menjadi 4 kategori: (A) Komunikasi individu atau pribadi seperti e-mail, (B) Komunikasi kolektif atau banyakan seperti buletin elektronik, diperlukan pendaftaran untuk mengaksesnya, (C) Komunikasi yang selaras, bisa satu individu, individu ke individu lainnya dan dapat diatur sesuai topik, bentuk sesuai objek, peraturan permainan seperti chat room, (D) Komunikasi tidak selaras dimana seseorang membuka situs untuk mencari informasi.
Mengkonsep ulang pemirsa dalam internet adalah masalah utama, selain itu juga hal yang penting adalah provider informasi komersial yang masuk ke dalam internet sangat banyak. Beberapa surat kabar juga membuat home page mereka di internet. Beberapa pindah ke internet tanpa memikirkan persaingan elektronik. Hal ini menyebabkan sulitnya membayangkan masa depan media massa tradisional.
Selain informasi, internet juga digunakan sebagai hiburan. Para peneliti juga mengetahui hubungan fungsi media hiburan sebagai efek negatif dari penyebaran pornografi dan serangan verbal pada pengguna.
Kredibilitas juga merupakan masalah media massa saat ini. Media massa tradisional mengklaim tentang kejujuran informasi mereka, sedangkan internet hanya sedikit yang mengklaim dan kemungkinan konsep kredibilitasnya akan berubah. Konsekuensinya kita berharap ntk menggaris bawahi kepentingan fundamental masalah ini, masalah terbesar berada pada pengguna untuk mempercayainya.
Pertanyaan lain adalah seputar pegantian produser dan pengguna / penerima. Kita bisa mengungkap sedikit tentang para produser pesan elektronik, tapi bagaimana dengan yang tersembunyi? Mengapa mereka tetap bersembunyi dan tidak menjadi provider informasi? Apakah ada sesuatu yang mencegah partisipasi mereka?.
Pertanyaan lain tentang produksi komunikasi dari budaya , sosial, dan politik. Apakah internet pada akhirnya akan mengakses semuanya? Bagaimana sebuah grup terpisah dari partisipasi? Sebenarnya komputer dibuat untuk perang harga dan kemudian berkembang menjadi sangat spesifik, budaya eksklusif. Dapatkah kita melacak pengaruh budaya dikarenakan pesan-pesan yang diproduksi pada internet.
Penerapan Teori Pada CMC
Saat teknologi komunikasi baru berkembang, para peneliti terlihat melakukan penelitian yang disusun untuk teknologi yang ada menjelaskan penggunaan dan pengaruh dari media baru. Para peneliti telah mempelajari konsep status, kualitas pengambilan keputusan keberadaan sosial, kontrol sosial dan norma-norma grup yang telah dipengaruhi oleh teknologi yang dibolehkan berubah dalam komunikasi grup.
Studi internet sebagai perantara medium telah membuahkan konsep yang berguna sebagai pemulaan. Beberapa diantaranya asli dari studi interpersonal atau komunikasi kecil, sisanya dari pemerikasaan media massa. Beberapa berhubungan dengan sifat perantara, sedangkan yang lainnya fokus pada pemirsa dari perantara.
Massa yang Kritis
Konsep kerangka kerja dibentuk dari ekonomis, physis & sosiologis oleh orgainsasi komunikasi dan difusi dari pelajar untuk lebih memahami ukuran pemirsa yang dibutuhkan oleh teknologi baru untuk dikatakan sukses dan tindakan yang diambil dari penggunaan media elektronik. Media interaktif dikatakan berguna jika banyak orang yang memakainya. Valeate (1995) menyatakan bahwa massa yang kritis ada setelah 10-20% dari populasi telah memakai penemuan baru tersebut. Penggunaan komputer di rumah-rumah di Amerika telah melewati angka tersebut, tapi untuk koneksi internet tertinggal.
Konsep massa yang kritis pada internet disebut sebagai variabel daripada perhitungan persentase pemakainya. Massa yang kritis diperlukan dalam jumlah yang besar untuk kelangsungan sebuah grup.
Interaktifitas
Definisi interakifitas dari Rafaeli ada 3 level : komunikasi 2 arah, komunikasi yang aktif kembali, dan komunikasi timbal balik penuh. Ini sangat membantu dalam mempertimbangkan timbal balik yang bervariabel budaya, kenaikan atau penurunan penggunaan internet.
Penggunaan dan Kepuasan
Pendekatan yang logis dari penggunaan dan kepuasan berdasarkan analisis fungsional berasal dari (1) Asal sosial & Psikologis, (2) Kebutuhan, (3) Harapan, (4) Media Massa & Sumber lain, (5) Pola diferensial dari Pengungkapan Media, (6) Konsekuensi lain.
Rosengren (1974) memodifikasi pendekatan original dalam satu jalan dengan mencatat bahwa kebutuhan model original harus dirasakan sebagai masalah & penyelesaian yang potensialnya harus dirasa oleh para pemirsanya.
Keberadaan Sosial dan Teori Media Kesempurnaan
Pendekatan ini pernah dipakai pada CMC digunakan peneliti untuk menghitung efek interpersonal.
Teori media Richness dibedakan antara media bersandar dan media kaya dengan patokan jumlah sistem isyarat pada setiap perantara. Pendekatan ini dipakai karena CMC adalah Chanell Lean (bersandar) , ini berguna untuk menyampaikan pesan yang simpel dan lebih efisien karena tidak menggunakan fungsi bayangan dan usaha interaksi kordinasi yang tidak perlu. Bagi pengguna untuk lebih mengerti informasi yang samar-samar atau meragukan, pilih perantara yang lebih kaya yang digunakan.
Pendekatan Jaringan
Grant (1995) telah menyarankan para peneliti untuk melakukan pendekayan pada teknologi komunikasi baru melalui analisis jaringan, untuk lebih mendalami masalah pengaruh sosial dan massa yang kritis. Mengkonsepkan komunitas internet denag jarinagn akan menjadi pendekatan yang berguna.
Posted in Komunikasi Massa | 1 Comment »
Previous Entries
Next Entries
*
*
The Wall
*
Categories
o Digital Public Relations
o Human Relations
o Komunikasi Global
o Komunikasi Lintas Budaya
o Komunikasi Massa
o Komunikasi Visual
o Media Komunikasi
o Media PR Production
o Metode Penelitian Komunikasi
o MY STORY
o Opini Publik
o Penulisan
o Psikologi Komunikasi
o Public Relations
o Public Relations Organizer
o Sosiologi Komunikasi
o Studi Kasus
o Study Journal
o Teknologi Komunikasi
o Teori Komunikasi
o Uncategorized
*
Archives
o April 2009
o March 2009
o February 2009
o December 2008
o November 2008
o October 2008
o June 2008
*
Recent Posts
o Metode Penelitian Kualitatif
o Konsep Public Relations
o Medi Production Televisi
o Hubungan Internal
o Sorry for the score.. :(
*
Communication Author
o Agus Setiaman
o Asep Suryana
o Atwar Bajari
o Dadang Sugiana
o Dede Mulkan
o Eni Maryani
o Funny Mustikasari
o Heru Puji Winarso
o Nani Nuraeni
o Pak Jaiz
o Slamet Mulyana
o Suwandi Sumartias
o Teddy K.Wirakusumah
o Vika
*
Community
o Indi-PR
o Ira Firmansyah
o Jurnal Komunikasi
o Kumpul PR
o Online PR Forum
o Rumah Kita
o Rumah Komunikasi
*
Recent Comments
o Kxdbsqmt on Teori Belajar
o ArianaChep on Komunikasi Intrapersonal
o ArianaChep on Sing it Loudly, Irene!
o ArianaChep on Penerapan Teori Uses & Gratification pada Internet
o Uzfzvdvi on Teori Belajar
*
Meta
o Log in
o Entries RSS
o Comments RSS
o WordPress.org
Kuliah Komunikasi, Nadia Sabrina is proudly powered by WordPress Entries (RSS) and Comments (RSS). Theme by Bob
Communication, and Public Relations
* Home
* About
Hakikat Teknologi Komunikasi
November 17, 2008 – 11:25 am
Hakikat Teknologi Komunikasi
n Teknologi Komunikasi (Teknokom) adalah peralatan perangkat keras dalam sebuah struktur organisasi yang mengandung nilai-nilai sosial, yang memungkinkan setiap individu mengumpulkan, memproses dan saling tukar informasi dengan individu-individu-individu lain (Rogers, dalam Abrar. 2003).
Secara tersirat definisi di atas bahwa
n teknokom adalah alat.
n teknokom dilahirkan oleh sebuah struktur ekonomi, sosial dan politik.
n teknokom membawa nilai-nilai yang berasal dari struktur ekonomi, sosial, dan politik tertentu.
n teknokom meningkatkan kemampuan indera manusia, terutama kemampuan mendengar dan melihat.
n Keempat aspek di atas teknologi komunikasi ini menjadi kriteria dalam menilai apakah sebuah alat (hardware) merupakan teknokom atau tidak. Jika keempat kriteria ini tidak dimiliki oleh sebuah alat (hardware), maka ia tidak bisa dikatakan sebagai sebuah teknokom.
Misal sebutlah telepon seluler (ponsel). Bisakah ponsel disebut sebagai teknokom? Jawabannya ditentukan oleh jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan berikut:
n apakah ponsel sebuah alat?
n apakah ponsel dilahirkan oleh struktur ekonomi, sosial dan politik tertentu?
n apakah ponsel membawa nilai-nilai yang berasal dari struktur ekonomi, sosial dan politik yan gmembuatnya?
n apakah ponsel meningkatkan kemampuan indera manusia?
n Jawaban untuk pertanyaan 1 sangat jelas ya. Pertanyaan 2 ia dilahirkan dari struktur ekonomi kapitalis dan sosial liberal. Pertanyaan 3 juga jelas ya, ponsel membawa nilai liberal, pemilik ponsel bisa menghubungiu dan dihubungi siapa saja. Pertanyaan 4 juga jelas ya, ponsel meningkatkan indera dengar orang yang memakainya. Akhirnya ponsel sah sebagai teknokom.
n Bisa saja ponsel menegasikan nilai tradisional (misalnya sowan), menciptakan gaya hidup dan tingkah laku kapitalis yang profit orinted dan mengamalkan budaya konsumtif, ponsel menjadikan penggunanya memiliki ideologi baru dalam konteks intelektualitas dan moralitas.
n Teknologisasi yang terjadi di dunia ketiga adalah ibarat pedang bermata dua, yakni sebagai pembawa dan penghancur nilai-nilai. Sebagai pembawa nilai-nilai yang berjuis-kapitalis Barat yang rasionalistik, individualistik, positivistik, tapi juga sekaligus sebagai penghancur budaya lokal yang religius-asketis, fatalis serta memegang teguh prinsip-prinsip collective collegia (Denis Coulet, dalam Abrar. 2003).
Beda teknologi komunikasi dan teknologi informasi:
n teknologi informasi adalah pemrosesan , pengolahan dan penyebaran data oleh kombinasi komputer dan telekomunikasi.
n teknologi komunikasi merupakan alat yang menambah kemampuan orang berkomunikasi.
n Dalam International Communication Association/ICA (ikatan sarjana komunikasi internasional) bagi sarjana yang menekuni teknologi komunikasi dikelompokkan pada divisi Communication and Technology. Bagi yan gmenekuni tekonologi informasi pada divisi Sistem Informasi.
n Teknokom berkembang cepat karena bantuan teknologi elektronika, sehingga proses komunikasi tidak lagi dibatasi ruang dan waktu.
Teknologi elektronika membentuk prinsip-prinsipn teknokom:
n objek bisa diubah menjadi gambar melalui pendekatan lensa.
n gambar proyeksi bisa diubah mednjadi gelombang elektromagnetik melalui pendekatan foto sel (scanning device).
n suara bisa diubah menjadi sinyal listrik melalui pendekatan microphone.
n sinyal listrik yang bermuatan gambar proyeksi dan suara dipancarkan melalui kabel, jasa satelit komunikasi, sinyal listrik bisa dikirim kemana saja di muka bumi, bahkan ke ruang angkasa sekali pun.
n Sinyal diterima sistem antena dan masuk ke alat yang bisa mengubah sinyal menjadi gambar proyeksi kembali, gambar bisa dilihat di layar monitor, digandakan dan dicetak (Ishadi dan Wahyudi, dalam Abrar. 2003).
n Teknokom memungkinkan manusia melihat berbagai fenomena sosial yang saling berkaitan dan mempengaruhi., terutama untuk menghadapi masyarakat terbuka (open society).
n di sisi khalayak (audience), teknokom digunakan untuk mencari, mengolah, membagi, meyimpan, membandingkan, memutakhirkan informasi, sehingga teknokom menjadi sentral dalam proses komunikasi.
Hubungan teknokom dan kebudayaan:
n teknokom sebagai faktor yang dterminan dalam masyarakat, ia bisa menciptakan perubahan sosial dan mengubah kehidupan masyarakat, misal menjadi lebih egaliter.
n teknokom sebagai industrialisasi, ia diciptakan secar amassal dalam jumlah yang banyak.
n teknokom sebagai suatu alat baru, tidak semua efek negatif teknokom bisa dteratassi dengan baik (McOmber, dalam Abrar 2003).
Pesan teknokom adalah mendidik pemakainya untuk:
n melakukan demassifikasi, tidak massal, terjadi perubahan kontrol pesan ada pada khalayak, dengan memilih informasi yang sesuai dengan keinginan mereka. Sebaliknya massifikasi, kontrol pesan ada pada produser informasi, seperti suratkabar, radio, televisi, khalayak hanya pasrah pada berita yang disiarkan.
n menyesuaikan diri, ia harus menyesuaikan diri dengan berbagai standarisasi, mulai dari petunjuk teknis penggunaaan, teknis pengiriman pesan, dan nilai nilai kemanusiaan dan makna pesan teknokom.
n meningkatkan informasi:
(a) berhubungan dengan individu di daerah/negara lain dengan cepat,
(b) menyalurkan aspirasi dan ekspresi yang menjadikan akrab satu sama lain,
(c) mengakses hasil-hasil kebudayaan yang menucul di berbagai daerah/negara lain,
(d) mengingkatkan partisipasi merekadalam kehidupan sosial politik yang menyangkut seluruh daerah/negara lain.
Hubungan teknokom dan masyarakat informasi:
n pengertian masyarakat informasi:
(a) mereka yang telah terkena terpaan (exposure) media massa dan komunikasi global, masyarakat yang sadar informasi dan mendapat penerangan cukup (istilah populer),
(b) masyarakat yang menjadikan informasi sebagai komoditas yang sangat berharga ekonomis, berhubungan dengan masyarakat lain dalam sistem komunikasi global, dan mengakses informasi superhighway (istilah komunikasi).
Sumber: Abrar, Ana Nadhya. 2003. Tekonologi Komunikasi, Perspektif Ilmu Komunikasi. Yogyakarta: LESFI
Posted in Teknologi Komunikasi | 1 Comment »
Public Speaking
November 17, 2008 – 3:58 am
dalam public speaking, ada 3 hal yang paling penting
1. Keinginan ( dare to dream )
2. Ketekunan ( dare to action )
3. Persiapan ( dare to prepare )
Tujuan Persentasi :
* Menginformasikan
* Meyakinkan
* Menghibur
* Menyentuh Emosi
* Memotivasi
Struktur Persentasi
* Pendahuluan
* Isi
* Kesimpulan
Pendahuluan
1. Langkah pertama, kuasai audiens
2. Mulailah dengan salam lalu takrik audiens dengan Cerita, Kutipan, Pernyataan, Pertanyaan
Isi
1. Harus Cukup mencakup semua yang dibutukan audiens tapi jangan terlalu panjang. Gunakan Formula E-N-D
* Essential (Biasa) - hanya berbicara biasa saja
* Nessecary (Sedang) - Terdapat bagian-bagian untuk mengalihkan perhatian
* Desireable (Kompleks) - Berbicara dengan mengadakan banyak acara seperti misalnya ada kuis-kuis dll.
Kalau takut lupa buatlah trigger card (T-card) atau catatan kecil
* Kertas kecil
* kata kunci
* mudah dibaca
Kesimpulan :
Rangkum semua poin pembicaraan lalu tutup seperti pendahuluan :
1. cerita
2. kutipan
3. pertanyaan
4. pernyataan
5. salam
Posted in Public Relations | 1 Comment »
Bentuk Dasar Komunikasi
November 17, 2008 – 3:49 am
Bentuk Dasar Komunikasi
Komunikasi dapat terjadi dalam beberapa bentuk. Misalnya, komunikasi tatap muka, telepon, telegram, dll. Komunikasi terbagi menjadi 2 Jenis, yaitu, Komunikasi Verbal dan Nonverbal. Mari kita bahas satu persatu :
1.1 Komunikasi Nonverbal
Komunikasi nonverbal adalah kumpulan isyarat, gerak tubuh, intonasi suara, sikap, dan sebagainya, yang memungkinkan seseorang untuk berkomunikasi tanpa kata-kata (Bovee dan Thill, 2003:4). Komunikasi nonvebal sering juga disebut sebagai bahasa diam (silent language). ahli antropologi mengatakan bahwa sebelum adanya komunikasi verbal, masyarakat berkomunikasi nonverbal melalui gerakan tubuh (body language).
Komunikasi nonverbal sangatlah kompleks. Dimana, kita mengekspresikan apa yang ingin kita sampaikan melalui gerakan tubuh. Maka dari itu, sebagai seorang komunikator untuk memahami komunikasi nonverbal, kita harus memahami seluk beluk sosial budaya nya terlebih dahulu. Karena, komunikasi baru akan terjadi secara efektif jika kita mempunyai kesamaan makna dengan komunikan. Maksud disini, mengapa kita harus mengenal budayanya? karena, setiap daerah memiliki budayanya sendiri2, misal di arab tanda acungan JEMPOL adalah tanda berhenti, sedangankan di indonesia tanda acungan jempol adalah mengatakan OKE.
Menurut Mark Knap (dalam Cangara, 2004:100), fungsi komunikasi nonverbal adalah :
1. Meyakinkan apa yang diucapkan (repetition)
2. menunjukan peraaan atau emosi yang tidak bisa diutarakan dengan kata-kata (substitution)
3. menunjukan jati diri sehingga orang lain bisa mengenalnya (identity)
4. menambah atau melengkapi ucapan-ucapan yang dirasa belum sempurna.
Dalam berbagai studi, komunikasi verbal dikelompokan dalam beberapa bentuk (Cangara, 2004:101):
a. Kinesics, yaitu komunikasi verbal yang ditunjukan dengan gerakan tubuh :
1. Emblems, merupakan sebuah isyarat yang di buat oleh suatu budaya. Misalnya, V bagi orang amerika merupakan Victory atau kemenangan
2. Illustrators, merupakan sebuah gerakan badan untuk mengilustrasikan sesuatu. Misalnya, Tinggi badanya seseorang, Gemuk langsingnya seseorang
3. Affect Display, Merupakan isyarat yangbiasanya timbul karena pengaruh dari emosional seseorang. Misalnya wajah senang, wajah bete, wajah sedih. Raut Muka juga mengisyaratkan suatu pesan.
4. Regulators, Suatu gerakantubuh yang biasanya terjadi di daerah kepala, misalnya mengangguk, menggelengkan kepala.
5. Adaptory, suatu gerakan tubuh yang menunjukan kejengkelan pada sesuatu. Misal menggerutu, menarik napas dalam2, mengepalkan tinju.
b. Gerakan Mata (eye gaze)
Siapa bilang mata tak dapat berbicara? Justru terkadang mata lah yang paling menunjukan ekspresi seseorang. Apakah dia sedang sebal, sedih, senang, terharu. Mata tak bisa bohong. Jika seseorang sedang suka pada pasangannya, maka tatapannya akan terasa berbeda.
c. Sentuhan (Touching)
Sentuhan adalah sebuah isyarat yang dilambangkan dengan sentuhan badan. Ada tiga bentuk sentuhan badan :
1. Kinesthetic, merupakan isyarat yang menunjukan kemesraan, atau keakraban.
2. Sociofugal, merupakan isyarat yang menunjukan awal mula persahabatan.
3. Thermal, merupakan isyarat awal menunjukan persahabatan, namun lebih intim, misalnya menepuk bahu, adu tinju, dll.
d. Paralanguage
Paralanguage merupakan suatu isyarat yang timbul karena adanya sebuah tekanan pada saat berbicara. sehingga pada saat si komunikator berbicara, sang komunikan sudah mengerti apa yang sebenarnya ingin dibicarakan. Contoh : ketika sang suami memanggil dengan mesra “sayaang..” maka sang istri sudah mengetahui bahwa suaminya memanggil dia.
E. Diam
Diam juga merupakan bentuk komunikasi nonverbal. walaupun bentuk komunikasi ini merupakan bentuk yang sangat sulit untuk di terka karena bisa saja apa yang dipikirkan orang itu adalah negatif atau pun positif.
F. Postur Tubuh
Terkadang manusia mengartikan postur tubuh secara “branding”. Bentuk Postur tubuh seseorang dapat dilihat dari 3 bentuk :
1. Ectomorphy, tingi kurus, dilambangkan orang yangemmpunyai sikap ambisius, pintar dan kritis
2. Mesomorphy, bentuk tubuh yang tegap dan atletis melambangkan orang tersebut cerdas, bersahabat, dan aktif
3. Endomorphy, bentuk tubuh pendek, bulat, dan gemuk, melambangkan pribadi yang humoris, santai, dan cerdik.
G. Warna
Warna memberikan arti pada objek. Misal warna merah tanda marah, putih suci.
H. Bunyi
Jika Paralanguage merupakan bentuk tekanan pada suara, sedangkan bunyi adalah tekanan pada suatu benda yangmemiliki arti. Misal, tepuk tangan tanda apresiasi, peluit parkir tanda berenti atau maju. dll.
I. Bau
Bau bisa melambangkan suatu pesan. Misalnya, wewangian kosmetik akan berbeda dengan wewangian makanan.
1.2 Komunikasi Verbal
Komunikasi verbal merupakan bentuk komunikasi dimana disampaikan secara lisan atau tertulis yang menggunakan suatu bahasa. Bahasa didefinisikan sebagai seperangkat kata yang disusun secara terstruktur sehingga menjadi kalimat yang mempunyai arti. Komunikasi Verbal trbagi menjadi 2 Komunikasi lisan atau Oral Communication (berbicara dan mendengar), Komunikasi Tertulis atau Written Communication (menulis dan membaca).
ORAL COMMUNICATION :
a. Berbicara
Berbicara merupakan salah satu bentuk komunikasi verbal yang bersifat oral. Berbicara sangatlah fatal dilakukan jika kita tidak mempunyai bahan dan persiapan yang matang. Karena komunikasi bersifat irresversibel (tidak dapat diulang). Sehingga apa yang kita bicarakan haruslah benar-benar baik.
Keunggulan Berbicara :
* Tidak Merepotkan
* Waktu yang diperlukan lebih sedikit
* Tidak memerlukan bentuk komposisi yang baku
* tidak perlu menulis, tidak perlu mengirimakn pesan tersebut kepada orang yang dituju (secara materil)
* Langsung diterima komunikasn
* Ditunjang mimik wajah dan gerak tubuh
* Feedback langsung dapat terlihat
Kekurangan :
* Karena bersifat spontan, maka kualitas komunikasi tergantung kepada kemampuan seseorang mengucapkannya. jadi, brsifat selintas bagi audiens.
* Jika orang lain sedang berbicara dantidak diberi perhatian, maka poin penting akan hilang.
* Audiens seringkali melihat orang berbicara dari penampilannya. Sehingga langsung men-judge seseorang by cover.
Meningkatkan Efektifitas Berbicara :
* Pengucapan yang jelas
* bahasa yang lugas/dan mudah dimengerti
* kecepatan pengucapan yang wajar
* nada dan volume yang tepat
* suasana yang menunjang
* cara penyampaian yang tepat (Sesuaikanlah audiens anda, seperti : ngomong dengan petani. maka anda tidak akan memakai jas atau pakaian dugem, bersifatlah low profile, dan berusaha ber empati dengan petani tersebut).
Faktor yang mempengaruhi kelancaran berbcara (Wursanto dalam Haryani, 2001:237)
* Pengetahuan, seseorang yang mempunyai pengetahuan dan wawasan luas biasanya tidak akan kehabisan kata-kata dalam berbicara. Maka dari itu, banyaklah baca, menonton TV, internet browsing di situs2 informatif, sehingga apa yang anda bicarakan pun akan mempunyai relevansi satu sama lain. Karena sesungguhnya komunikasi itu adalah ilmu yang sangat luas. Dimana segala sesuatu mempunyai unsur informasi, mulai dari fisika sampai ke budaya.
* Intelegensia, Intelegensi sangat berpengaruh, dengan intelegnsi yang tinggi kita dapat dengan cepat menemukan relevansi antar satu fenomena dengan fenomena lainnya.
* Kepribadian, Orang yang mempunyai pengetahuan luas dan intelegensi yang tinggi belum tentu bisa berbicara dengan baik jika ia mempunyai kepribadian yang pemalu dan menutup diri. Maka dari itu, sikap percara diri seseorang sangat penting untuk menambah kelancaran berbicara
* Pengalaman, Pengalaman berbicara menyebabkan seseorang lebih lancar berbicara. Sampai terkadang, orang berbicara sudah mengalir dengan sendirinya seperti menyetir mobil. Lihat saja contoh pada ulama ulama yang suka berdakwah. Jika kalian perhatikan satu ulama, di 5 tempat berdakwah, apa yang mereka katakan terkadang sama. Bak air mengalir. atau pun dosen, merkea juga sudah berpengalaman, jadi untuk berbicara, sudah tinggal menyiapkan badan.
* Biologis, hal iniberhubungan dengan kelengkapan ronggamuut. Misal, kelainan rahatm bibir, gigi, sehingga membuat seserorang menjadi kurang percaya diri, misal : menjadi gagap, atau pun perkataan yang keluar tidak jelas.
b. Menyimak (Listening)
Menyimak atau listinening, adalah kegiatan seseorang yang bersifat fisikal dimana seseorangmenerima, memperhatikan, serta memahamai suara (Barker dalam Haryani, 2001-242). Menyimak secara efektif merupakan kerja aktif dari pikiran kita. Sehingga dalam menyimak kita harus mempunyai konsentrasi yang penuh. Tidak hanya indra pendengaran saja yang bekerja, melainkan juga pikiran kita.
Proses Menyimak :
* Mendengarkan (hearing), dimana seseorang menerima suara melalui indera pendengaran. seseorang perlu mendengar sebelum menyimak
* Memperhatikan (attention), mengapa dalam menyimak kita perlu berkonsentrasi penuh. Karena untuk kita dapat menyimak secara efektif, begitu banyak noise disekeliling yang mengganggu. Misal kita sedang ada di kelas untuk memperhatikan dosen. Kadang tergangu dengan teman sebelah yang malah asik curhat atau smsan.
* Memahami (understanding), kedua tahap diatas belum sampai kepada proses menyimak yang efektif, untuk dapat menyimak selain mendengar dan memberikan atensi, kita juga harus menyerap pesan yang tersalur dalam ruang tersebut.
* Mengingat (Remembering), ketika kita sudah melewati proses memahami pesan, maka kita harus mengingat. sehingga informasi yang masuk dapat menjadi bagian dari retensi (memori jangka panjang)
* Mengevaluasi (evaluating), dalam tahapan evaluasi, penerima pesan akan membedakan mana yang fakta atau opini. Dalam proses ini, listener akan mempunyai pertimbangan dan akan melakukan selektivitas tentang pesan yangharusnya masuk dan harus dibuang. Pesan akan dipilah dan tidak akan di serap semuanya. Ini tergantung kepada FOR dan FOE (Frame of Refernce and Field of Experience).
* Menanggapi (Responding), dalam menanggapi pesan, maka akan terdapat suatu umpan balik ataupun feedback. Tapi dalam hal ini feedbacknya juga dapat bersifat verbal atau nonverbal. Misal, responder menanggapi pesan dengan diam, kita tidak tau apakah ia benar-benar mengerti atau justru tidak mengerti. atau pun ada responder yang sangat aktif dan kritis.
Hambatan Menyimak :
1. Fakttor lingkungan (noise) : Suara, Jarak
2. Sumber Pesan, ini harus diperhatikan, karena dalam menyimak kita terkadang selektif melihat pembicara. Mungkin saja karena faktor pribadi, atau karena si sumbernya sendiri terlihat tidak kredibilitas dengan mengeluarkan banyak suara seperti “Eh.. Um..”
3. Pesan : Pesan atau materi baru yang sukar akan membuat pendengar mengalami kesulitan. Misalnya, kita memberikan kursus bahasa jepang kepada ibu-ibu yang sudah tidak efektif lagi untuk belajar. Maka pesan pun akan sulit di tangkap
4. Individu Penymak : Kondisi Fisik, kebutuhan, kebiasaan, Tanggung jawab.
1.3 Membaca
Prinsip-prinsip memaca
1. Speed (Kecepatan), kecepatan membaca sangatlah berpengaruh terhadap memori kita. Namun kecepatan membaca ini pula harus dibatasi. Ketika kita membaca sesuatu yang kira-kira memerlukan pemahaman tingkat tinggi, maka kita harus membaca secara teliti (bukan berarti lambat), namun jika kira-kira bacaan tersebut kurang relevan dengan kebutuhan, maka kita dapat membacanya selintas.
2. Comprehension (Pemahaman), pemahaman terhadap apa yang kita baca, akan berpengaruh terhadap hasil dari apa yang kita baca. Maka dalam membentuk pemahaman secara efektif maka kita harus berkonsentrasi penuh pada suatu pesan.
3. Efisiensi, Dalam membaca kita harus memikirkan faktor efisiensi. Membaca harus dengan efisien, sehingga dapat meng efektifkan apa yang harus di pahami dalam bacaan tersebut.
4. Retensi (penyimpanan dalam ingatan tentang apa yang kita baca). Membaca dengan baik akan mempengaruhi retensi kita. Dalam otak kita sebenarnya terdapat pilar-pilar atau rak-rak ingatan. Dimana, kita harus dapat menyimpan dan memanage informasi dalam ingatan kita.
Empat Cara Membaca agar Efisien :
1. Carefull Reading : bahan bacaan komplek, komperhensif, dan long term retention.
2. Rapid Reading : Bahan bacaan sederhana, ringan, gambaran menyeluruh, retensi kurang
3. Skimming : Tidak mengingat Detail, langsungke perspektif menyeluruh
4. Scanning : Mencari data dan fakta tertentu.
Efisiensi :
* Konsentrasi
* Menggerakan Mata
* Duduk dengan tenang
* Jangan biarkan ada noise factor
* Garis bawahi yang penting
* Buat Ulasan
* Mengontrol faktor Pribadi
* Mengontrol faktor lingkugan
Cara membaca :
1. Titian Jembatan (Buatlah sebuat Jembatan Ingatan seperti MEJIKUHIBINIU)
2. Set priorities, buatlah apa yang kita baca menjadi prioritas kita
3. Berpikir
4. Mengulang-ulang
1.4 Menulis
Dalam Written Communication, Perhatikan :
1. alat tulis, kertas, dll
2. bentuk penulisan, warna dan huruf
3. bahsa dan gaya penulisan
4. percetakan yang memadai
Pustaka :
Dewi, Sutrisna. 2006. Komunikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi
Matakuliah Komunikasi Bisnis Oleh Pak Suganda - Fikom Unpad
Posted in Komunikasi Global | No Comments »
Proses Komunikasi
November 17, 2008 – 2:09 am
Proses Komunikasi
Proses komunikasi adalah bagaimana sang komunikator menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat dapat menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan komunikatornya. Proses Komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan komunikasi yag efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada umumnya).
Proses Komunikasi, banyak melalui perkembangan. Pada penjelasan ini, akan dijelaskan berbagai proses komunikasi melalui model-model komunikasi itu sendiri :
1.1Model Komunikasi Aristoteles
Aristoteles menerangkan tentang model komunikasi dalam bukunya Rhetorica, bahwa setiap komunikasi akan berjalan jika terdapat 3 unsur utama :
1. Pembicara, yaitu orang yang menyampaikan pesan
2. Apa yang akan dibicarakan (menyangkut Pesan nya itu sendiri)
3. Penerima, orang yang menerima pesan tersebut.
1.2 Model Komunikasi David K.Berlo
Dalam model komunikasi David K.Berlo, diketahui bahwa komunikasi terdiri dari 4 Proses Utama yaitu SMRC (Source, Message, Channel, dan Receiver) lalu ditambah 3 Proses sekunder, yaitu Feedback, Efek, dan Lingkungan.
1. Source (Sumber), Sumber adalah seseorang yang memberikan pesan atau dalam komunikasi dapat disebut sebagai komunikator. Walaupun sumber biasanya melibatkan individu, namun dalam hal ini sumberjuga melibatkan banyak individu. Misalnya, dalam organisasi, Partai, atau lembaga tertentu. Sumber juga sering dikatakan sebagai source, sender, atau encoder.
2. Message (Pesan), pesan adalah isi dari komunikasi yang memiliki nilai dan disampaikan oleh seseorang (komunikator). Pesan bersifat menghibur, informatif, edukatif, persuasif, dan juga bisa bersifat propaganda. Pesan disampaikan melalui 2 cara, yaitu Verbal dan Nonverbal. Bisa melalui tatap muka atau melalui sebuah media komunikasi. Pesan bisa dikatakan sebagai Message, Content, atau Information
3. Channel (Media dan saluran komunikasi), Sebuah saluran komunikasi terdiri atas 3 bagian. Lisan, Tertulis, dan Elektronik. Media disini adalah sebuah alat untuk mengirimkan pesan tersebut. Misal secara personal (komunikasi interpersonal), maka media komunikasi yang digunakan adalah panca indra atau bisa memakai media telepon, telegram, handphone, yang bersifat pribadi. Sedangkan komunikasi yang bersifat massa (komunikasi massa), dapat menggunakan media cetak (koran, suratkabar, majalah, dll) , dan media elektornik(TV, Radio). Untuk Internet, termasuk media yang fleksibel, karena bisa bersifat pribadi dan bisa bersifat massa. Karena, internet mencakup segalanya. Jika anda membuka www.kuliahkomunikasi.com < maka media ini bersifat massal, namun jika anda chattingh melalui yahoo messenger, maka media ini bersifat interpersonal, dan jika anda menuliskan Blog (blogging atau menulis diary), media ini bisa berubah menjadi media yang bersifat Intrapersonal (kepada diri sendiri). 4. Receiver (Penerima Pesan), Penerima adalah orang yang mendapatkan pesan dari komunikator melalui media. Penerima adalah elemen yang penting dalam menjalankan sebuah proses komunikasi. Karena, penerima menjadi sasaran dari komunikasi tersebut. Penerima dapat juga disebut sebagai public, khalayak, masyarakat, dll. Elemen Tambahan : 1. Feedback (Umpan Balik), Umpan balik adalah suatu respon yang diberikan oleh penerima. Penerima disini bukan dimaksudkan kepada penerima sasaran (khalayak), namun juga bisa didapatkan dari media itu sendiri. Misal, kita sebagai seorang penulis mengirimkan sebuah artikel kepada suatu media massa. Lalu, bisa saja kita artikel kita ternyata bagus, namun ada beberapa hal yang harus di edit. Sehingga, pihak media mengembalikan artikel kita untuk di edit ulang. 2. Efek, sebuah komunikasi dapat menyebabkan efek tertentu. Efek komunikasi adalah sebuah respon pada diri sendiri yang bisa dirasakan ketika kita mengalami perubahan (baik itu negatif atau positif) setelah menerima pesan. Efek ini adalah sebuah pengaruh yang dapat mengubah pengetahuan, perasaan, dan perilaku (Kognitif, afektif, dan konatif) 3. Lingkungan, adalah sebuah situasi yang dapat mempengaruhi terjadinya suatu komunikasi. Situasi Lingkungan terjadi karena adanya 4 faktor : * Lingkungan Fisik(Letak Geografis dan Jarak) * Lingkungan Sosial Budaya (Adat istiadat, bahasa, budaya, status sosial) * Lingkungan Psikologis ( Pertimbangan Kejiwaan seseorang ketika menerima pesan) * Dimensi Waktu (Musim, Pagi, Siang, dan Malam) 1.3 Model Komunikasi Bovee dan Thill Bovee dan Thill dalam bukunya Bussiness Communication Today, menjelaskan bahwa proses komunikasi merupakan tahapan dari kegiatan. Terdapat 5 tahapan : 1. Pengirim memiliki sebuah Ide/Gagasan. Komunikasi diawali dengan adanya gagasan dari seorang pengirim, yang ingin disampaikan pada penerima pesan tersebut. 2. Ide Dirubah Menjadi Pesan. Ide bersifat abstrak dan tidak terstruktur, sehingga tidak dapat dibaca oleh oraglain. Maka dari itu, pengirim harus mengubah idenya tersebut menjadi sebuah pesan agar dapat dimengerti oleh orang lain. Perubahan ide menjadi suatu pesan dinamakan ENCODING. 3. Pemindahan Pesan. Setelah sebuah ide diubah menjadi pesan, maka pesan teresebut harus dipidahkan kepada penerima dengan berbagai bentuk komunikasi (Verbal, Nonverbal, Lisan atau Tertulis), dan media komunikasinya (Tatap muka, telepon, surat, laporan, dll) 4. Penerima menerima pesan. Penerima pesan menginterpretasikan pesan yang diterima. 5. Penerima pesan mengirimkan umpan balik. Umpan balik merupakan sebuah elemen perantai pesan. Sebagai pengirim pesan, kita harus mengevaluasi apa yang sebenarnya dipikirkan oleh penerima pesan. Apakah pesan kita efektif apa tidak. Jika pesan kita ternyata tidak efektif, maka pesan harus diulang. Pustaka : Dewi, Sutrisna. 2006. Komunikasi Bisnis. Yogyakarta: Andi Posted in Komunikasi Global | No Comments » Proses Komunikasi Insani November 16, 2008 – 1:28 pm PROSES KOMUNIKASI INSANI 1. Definisi Komunikasi Menurut Frank E.X. Dance dalam bukunya Human Communication Theory terdapat 126 buah definisi tentang komunikasi yang diberikan oleh beberapa ahli. Beberapa Definisi-definisi tersebut adalah sebagai berikut: Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainnya (khalayak). Hovland, Janis & Kelley:1953 Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat apa atau hasil apa? (Who? Says what? In which channel? To whom? With what effect?) Lasswell, 1960 2. Model Komunikasi Dalam komunikasi terdapat model komunikasi yaitu, Komunikator yaitu pengirim pesan dan komunikan penerima pesan. Komunikator kemudian menyampaikan pesan. Pesan terbagi menjadi 2 yaitu pesan verbal dan pesan nonverbal a. Pesan verbal adalah semua jenis komunikasi yang menggunakan satu kata atau lebih. Pesan verbal terbagi lagi menjadi 2 yaitu verbal disengaja dan verbal tidak disengaja. b. Pesan non verbal adalah semua pesan yang disampaikan tanpa kata –kata atau selain kata kata yang digunakan secara harafiah. Pesan non verbal terbagi menjadi dua yaitu pesan non verbal sengaja dan pesan non verbal tidak disengaja. Pesan yang disampaikan oleh komunikator kemudian di salurakan. Saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getararan suara/ nada, dan tentu saja dengan organ penginderaan kita. Semakin banyak saluran yang dihgunakan semakin banyak jumlah rangsangan komunikasi yang disampaikan. Dalam penyampaian pesan melalui saluran terkadang terdapat terlalu banyak saluran hingga menjadi gangguan atau noise. Gangguan adalah faktor yang mempengaruhi informasi yang disampaikan kepada penerima atau mengalihkan dari penerimaan tersebut. Ada dua jenis gangguan gangguan teknis dan gangguan sematik. Setelah pesan dikirim komunikan akan melakukan proses selektif untuk memperhatikan, mendengar memahami dan, mengingat simbol – simbol pendengaran. Hal ini disebut dengan mendengar. Mendengar merupakan proses fisiologi otomatik penerimaan rangsangan pendengaran. Ketika anda diberi perintah “ duduk ” dan anda menjawab “ tidak ” maka anda telah memberikan umpan balik atau anda hanya mengangguk saja sudah merupakan umpan balik dalam komukasi. Waktu menunjukan hubungan yang terjadi pasti mengalami perubahan pada setiap interaksi. Waktu juga mempegaruhi makna terhadap suatu pesan. Ketegangan yang ditimbulkan oleh banyaknya tugas dan sempitnya waktu, ikut berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas komunikasi modern masa kini. 3. Konteks Komunikasi Konteks komunikasi terbagi menjadi enam bagian masing – masing memiliki ciri khasnya masing – masing namun semuanya juga memiliki kesamaan yaitu menciptakan makna diantara dua orang atau lebih. Selain itu ke-enamnya juga melibatkan komunikasi antar budaya. Ke-enam konteks komunikasi tersebut adalah : Komunikasi dua orang atau dapat disebut juga sebagai komunikasi diadik ( dyadic commmunication ), ini adalah satuan dasar komunikasi. Dengan alasan inilah maka kita memilih melukiskan konteks ini dalam model komunikasi Tubbs. Yang perlu di ingat komunikasi diadik hanya dilakukan oleh dua orang yang saling bergantian menjadi komunikator maupun komunikan. Komunikasi diadik juga merupakan komuniksi yang mencangkup hubungan antarmanusia yang paling erat. Jika dua orang bercakap – cakap dengan maksud tertentu, maka dapat disebut sebagai wawancara. Dapat juga dipandang sebagai bentuk komunikasi diadik khusus. Wawancara dimaksudkan untuk mendapatkan sesuatu yang spesifik dengan lebih jauh dbandingkan dengan kebanyakan komunikasi dua orang lainnya. Konteks komunikasi yang ke-tiga adalah komunikasi dalam kelompok kecil. Dapat diartikan sebagai “ proses pertukaran verbal dan nonverbal, antara tiga orang atau lebih anggota kelompok yang bertujuan untuk saling mempengaruhi ”. komunikasi kelompok kecil ini dapat terjadi dimana saja ruang kelas, ruang dosen, ataupun ruang rapat.karena konteks komunikasi ini melibatkan tiga orang atau lebih, maka tingkat kearaban, partisipasi, dan kepuasannya cenderung lebih kecil dibanding dengan komunikasi diadik. Komunikasi publik biasa kita sebut dengan public speaking. Public speaking memiliki beberapa ciri dari konteks ini pertama, komunikasi publik lebih sering muncul di tempat umum daripada tempat pribadi dan juga memiliki peserta yang lebih banyak misanya saja ruang kelas, ruang pertemuan, auditorium dan lain – lain.Kedua, komunikasi publik cenderung lebih normal dibandingkan dengan komunikasi yang informal serta tidak terstruktur. Ketiga, ada sejumlah norma yang cukup jelas, yang hjarus dipatuhi. Misalnya saja pertanyaan hanya boleh diajukan bila si pembicara telah menyelesaikan pembicaraannya, terkadang kita harus mengangkat tangan untuk mengajukan pertanyaan dan beberapa norma yang lain. Biasanya pembicara dalam komunikasi publik melakukan persiapan yang matang, dan harus menghadapi keadaan yang lebih formal daripada dalam komunikasi dua orang atau komunikasi kelompok kecil. Komunikasi organisasional disefinisikan sebagai arus pesan dalam suatu jaringan hubungan yang saling bergantung. Definisi ini sesuai untuk konikasi dalam perusahaan, rumah sakit, dan lain – lain. Yang diperhatikan dalam komunikasi ini bukan hanya kefektifan komunikasi perseorangan saja namun juga peranan komunikasi dalam meningkatkan atau menurunkan kinerja secara keseluruhan. Konteks komunikasi yang ke- enam adalah komunikasi yang menggunakan media. Definisi paling sederhana tentang komunikasi massa dirumuskan Bittner yang dikutip oleh Jalaludin Rakhmat dalam buku psikologi komunikasi ( hal 188) adalah, “mass communication is meddages communicated through a mass medium to large number of people ” ( komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang ). Dewasa ini komunikasi massa lebih banyak melibatkan orang untuk waktu yang lebih banyak, meskipun intensitasnya lebih rendah, karena komunikasi tidak dapat melepaskan diri dari kehidupan masyarakat ( bangsa ) secara keseluruhan, maka komunikasi sangat dipegaruhi oleh kebudayaan dan peristiwa sejarah. Beberapa fungsi komunikasi massa antara lain adalah media sosialisasi, motivasi, informasi, pendidikan, memajukan kebudayaan, hiburan, dan intergrasi. Diantara konteks komunikasi yang lain komuniksi massa merupakan komunikasi yang paling formal dan paling mahal. 4. Melakukan Komunikasi yang Efektif Bagaimanakah melakukan sebuah komunikasi yang efektif ?, secara umum, komunikasi dinilai efektif bila rangsangan yang disampaikan dan yang dimaksudkan oleh pengirim atau sumber, berkaitan erat dengan rangsangan yang ditangkap atau dipahami oleh penerima. Ada lima hal yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur bagi komunikasi yang efektif yaitu : Pemahaman penerimaan yang cepat atas kandungan rangsangan seperti apa yang dimaksud oleh pengirim pesan. Kesenangan tujuan komunikasi publik dapat pula untuk kesenangan, misalnya saja celoteh seorang MC dalam suatu acara yang sengaja dilakukan untuk menyenangkan hadirin. Mempengaruhi sikap saat kita dalam diskusi untuk memecahkan masalah adalah usaha kita untuk mempengaruhi sikap orang lain dan berusaha agar orang lain memahami kita. Karena tindakan untuk mempengaruhi orang lain adalah bagian dari kehidupan sehari – hari. Memperbaiki hubungan terkadang komunikasi dilakukan bukan untuk menyapaikan informasi atau untuk mengubah sikap seseorang, tapi hanya untuk dipahami. Misalnya seorang pemuda mungkin sulit untuk tetap percaya bahwa si gadis, masih tertarik padanya jika membatalkan janji kencanya untuk yang kesekian kalinya. Tindakan media massa sering tertarik pada kerumunan orang banyak. Apakah ada promosi sabun mandi, atau ibu – ibu yang berbondong – bondong mengimunisasi anaknya terhadap penyakit campak atau ada pemilu. Respon seperti ini bisa anda dapatkan jika anda, memudahkan pemahaman penerima tentang apa yang anda harapakan.Singkatnya, lima hasil yang dapat diperoleh melalui komunikasi insani yang efektif adalah pemahaman, kesenagan, pengaruh sikap, hubungan yang lebih baik, dan, tindakan. X.O.X.O Posted in Komunikasi Global | No Comments » Sejarah Perkembangan Teknologi Komunikasi November 16, 2008 – 11:52 am Pendahuluan n Kata Teknologi berasal dari asal kata latin Texere yang berarti to weave (menenun) atau to construct (membangun) (Rogers, 1986) n Kata Teknologi tidak hanya terbatas kepada pengguna mesin-mesin, meskipun dalam pengertian sempit sering digunakan keterkaitan teknologi dan mesin dalam bahasa sehari-hari. n Technology is a design for instrumental action that reduces the uncertainly in the course-effect relationships invalved in achieving a desired outcome. n Sebuah teknologi biasanya terdiri dari aspek Hardware (perangkat keras) dan Software (Perangkat Lunak). n Salah satu jenis teknologi adalah Teknologi Komunikasi Teknologi Komunkasi dan Bahasa n Teknologi Komunikasi adalah peralatan perangkat keras; struktur-struktur organisasional dan nilai-nilai sosial yang dikoleksi, diproses dan menjadi pertukaran informasi individu-individu dengan individu-individu lainnya. n Teknologi Komunikasi diawali sejarah manusia seperti ditemukannya bahasa lisan dan bahasa tulisan dalam bentuk photographs yang ditulis pada dinding gua-gua ; n Teknologi Media (secara potensial dapat mencapai khalayak massa) berasal dari Cloy Robberts (Tulisan pada lembaran-lembaran tanah liat) dalam peradaban awal seperti bangsa Sumeria di daerah Sungai Eirpat dan Sungai Tigris serta Bangsa Mesir. Kompetensi n Kompetensi insan komunikasi dalam Teknologi Komunikasi : 1. Users (Pengguna) teknologi komunikasi 2. Content of Technology pada teknologi komunikasi 3. Riset dampak sosial teknologi komunikasi n Sebagai users, maka insan komunikasi sebagai ilmuwan sosial harus berbasis teknologu komunikasi. n Content of Technology, misalnya teknologi komunikasi berbentuk televisi atau media online, maka yang mengisinya adalah orang komunikasi, seperti program berita pada televisi atau cyber communication pada media online (internet). n Kemampuan meneliti dampak sosial teknologi komunikasi harus dimiliki oleh orang komunikasi seperti meneliti dampak sosial pengguna play station terhadap perilaku belajar anak sekolah dasar. Menurut Alvin Toffler, tiga gelombang peradaban manusia terdiri dari era pertanian, industri dan era informasi / komunikasi (lihat Rogers 1986 ; Alisyahbana dalam Yulian, dkk (2001) : 1. Gelombang pertama (800 SM-1500 M) adalah gelombang pembaruan dimana manusia menemukan dan menerapkan teknologi pertanian yaitu manusia berubah dari kebiasaan berpindah-pindah yang menetap disatu tempat. Ciri masa ini adalah penggunaan “baterai alamiah” yang dapat menyimpan energi yang dapat diperbaharui dalam otot-otot binatang, hutan, air terjun, angin atau langsung dan matahari, banyak sekali menggunakan kincir air dan kincir angin. Gelombang Peradaban Manusia 2. Gelombang kedua (1500 M-1970 M) adalah masyarakat industri, sebagai “manusia ekonomis” yang rakus yang baru lahir dari Renaissance (pencerahan di Eropa). Adam Smith dengan bukunya The Wealth of Nations dari Charles Darwin dengan bukunya The Origin of Species mewarnai budaya renaissance. n Imprialisme dan kolonialisme di gelombang kedua ini merupakan interpretasi yang salah dari Teori Darwin, terutama ideologi Social Darwinism dan Herbert Species ; The Mights is always Rights. n Gelombang kedua ini berbudaya produk massa, pendidikan massa, komunikasi massa dan media massa. n Budaya Iptek tumbuh dengan pesat n Terjadi urbanisasi dan pembangunan kota besar, penggunaan energi yang tidak dapat diperbaharui dan polusi yang menyebabkan kerusakan lingkungan hidup. 3. Gelombang ketiga (1970-2000 M) adalah masyarakat informasi dengan ciri-ciri : n Kelangkaan bahan bakar fosil ; kembali ke energi yang dapat diperbaharui n Proses produksi yang cenderung menjadi produksi massa yang terkonsentrasi n Terjadinya deurbanisasi dan globalisasi karena kemajuan teknologi komunikasi dan informasi. n Peradaban gelombang ketiga merupakan Sintesa dari gelombang pertama (tesa) dan gelombang kedua (antitesa). n Dalam gelombang ketiga ini kadang disebut sebagai Knowledge Age, dengan digunakannya satelit telekomunikasi, kabel optik dalam jaringan internet, masyarakat mampu berkomunikasi online Era Komunikasi dan Informasi n Masa Puncaknya era komunikasi dan informasi akan segera tercapai 10-20 tahun kedepan. n Open Society (Struktur Masyarakat Terbuka/ umumnya para anggota masyarakat berusaha dan bekerja keras untuk menaikkan statusnya didalam masyarakat. Mereka bersaing dan bekerjasama untuk dapat naik ke lapisan atas berikutnya sesuai dengan sistem kompetisi dan korporasi yang sudah dapat diterima oleh seluruh masyarakat. Lima Gelombang peradaban baru akan bergantian atau pun kadang-kadang bersamaan mendominasi budaya masyarakat dunia selanjutnya : n Era Industri Rekreasi (Hospitality, Recreation, Entertainment) yang akan mendominasi budaya pada tahun 2015 M. n Era Bioteknologi (Bioteknologi, genetics, Cloning) yang akan mendominasi budaya dunia pada kira-kira tahun 2001 M. n Era mega material (Quantum Physics, Nanotechnology high pressure physics) yang akan mendominasi dunia kira-kira tahun 2200 M dan 2300 M. n Era Atom Baru (fusion, lossers,hydrogen and helium isopes) yang akan mendominasi budidaya duinia kira-kira pada 2100 – 2500 M. n Era Angkasa luar baru (Specsaft, Exploration, Travel, Resource Gathering, Astrophysics) yang akan mendominasi sebelum tahun 3000 M (Alisyahbana, 2001). referensi : Elvinaro Ardianto Posted in Teknologi Komunikasi | 1 Comment » Penerapan Teori Uses & Gratification pada Internet November 12, 2008 – 9:12 am Internet sebagai salah satu media komunikasi yang baru berkembang memberikan lebih banyak pilihan bagi para penggunanya, sehingga pengguna internet dapat lebih memfokuskan pencarian pada apa yang benar-benar mereka inginkan. Sehingga menjadikan Internet berkembang dengan sangat pesat, sesuai data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), peningkatan pengguna internet di Indonesia hingga akhir 2007 dapat terlihat pada tabel dibawah ini: Tabel1 Perkembangan Jumlah Pelanggan & Pemakai Internet (kumulatif) Tahun Pelanggan Pemakai 1998 134.000 512.000 1999 256.000 1.000.000 2000 400.000 1.900.000 2001 581.000 4.200.000 2002 667.002 4.500.000 2003 865.706 8.080.534 2004 1.087.428 11.226.143 2005 1.500.000 16.000.000 2006 1.700.000 20.000.000 2007* 2.000.000 25.000.000 *perkiraan s/d akhir 2007 sumber : http://www.apjii.or.id/dokumentasi/statistik.php Pada April 2008, jumlah pengguna internet di Indonesia diperkirakan telah mencapai angka 28 juta pengakses, maka dari itu sudah selayaknya kita mengadakan penelitian mengenai motif pengguna Internet, supaya dapat diketahui alasan apakah yang menyebabkan peningkatan yang sangat tajam dari penggunaan Internet.
Sebelum seseorang merasakan manfaat akan media yang dikonsumsinya, sudah barang tentu orang tersebut mempunyai alasan-alasan untuk menggunakan media tersebut dibandingkan penggunaan media lainnya. Alasan-alasan ini dikenal dengan nama motif pada kajian ilmu psikologi sosial. Motif merupakan suatu pengertian yang melingkupi semua penggerak, alasan, atau dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan ia berbuat sesuatu.
Pendekatan Uses & Gratification merupakan salah satu landasan teoritis yang tepat untuk meneliti tentang motif para pengguna media. Dikarenakan asumsi dari teori tersebut adalah pengguna yang secara aktif memilih media yang dipakai dan yang kedua adalah media yang digunakannya dapat memberikan servis/gratifikasi terhadap tujuan yang akan dicapai, dan jika kedua asumsi tersebut dapat terpenuhi maka sudah tentu pendekatan Uses & Gratification cocok untuk digunakan.
Penelitian tentang pengguna internet dengan menggunakan dasar teori Uses & Gratification telah terjadi di Eropa maupun Amerika, berikut ini adalah penjabarannya.
Tabel 2
User Motivations
Authors & Years
U&G Typology
McQuail, Blumler, and Brown (1972) [TV quiz programs]
Greenberg (1972) [Children watching television]
James Lull (1990) [Social uses of television]
Mukherji, Mukherji, and Nicivich (1998) [Internet]
Lin (1993) [Television]
Shaver (1983) [Cable television]
Rubin (1984) [Television]
Korgaonkar and Wolin (1999) [Web usage]
Stafford, Stafford and Schkade (2004) [Internet]
Svennevig, (2000) [Internet]
Diversion, personal identity, personal relationships, educational, excitement
Learning, habit, relaxation, arousal, pass time, championship
Environmental, regulative, communication facilitation, social learning, affiliation / avoidance, dominance / competence
Entertainment, interpersonal utility, social interactions, and surveillance
Informational guidance, interpersonal communications, entertainment, diversion
Variety and control over viewing
Relaxation, habit, entertainment, information, escape
Social Escapism, transaction, privacy, information, interaction, socialization, economic motivations
Process, content, social
Diversion, personal relationships, social relationships, personal identity, surveillance, imagination, stimulation, and mood changing
Source: Parker and Plank, 2000 as quoted by Sanjit Kumar Roy)
Teori Uses & Gratification sendiri telah diuji sebagai dasar pemikiran oleh Perse dan Dunn pada tahun 1995 yang secara khusus mengamati penggunaan komputer untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui layanan informasi dan internet, atau yang oleh para penulisnya disebut sebagai konektivitas komputer. Dimana penelitian tersebut akhirnya menarik kesimpulan bahwa orang menggunakan komputer sebagai sarana komunikasi elektronik untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan berikut: pembelajaran, hiburan, interaksi sosial, pelarian, melewatkan waktu, dan lepas dari kebiasaan.
Posted in Teori Komunikasi | 1 Comment »
Perkembangan Internet sebagai Media Komunikasi
November 12, 2008 – 8:55 am
Studi ilmu komunikasi juga mencangkup pembelajaran tentang media massa, dimana media massa di Indonesia pada dasawarsa terakhir ini mengalami perkembangan yang sangat pesat. Perubahan media massa ,baik itu media massa cetak maupun elektronik, perlahan demi pasti mencapai pada titik dimana semuanya berubah format menjadi digital. Hal ini dapat terlihat dengan adanya beberapa media massa cetak seperti majalah dan surat kabar yang mulai menerbitkan edisinya melalui World Wide Web atau menyertakan CD ROM dalam setiap edisi yang diterbitkannya.
Bentuk perubahan pada lingkungan media banyak macamnya, dalam hal tertentu, sangat luar biasa. Di Indonesia televisi berubah dari hanya satu stasiun yaitu TVRI pada tahun 80an menjadi sepuluh stasiun pada tahun 2000 yaitu TVRI, RCTI, SCTV, Indosiar, ANTV, TPI, Trans TV, Tv 7 (yang pada akhirnya menjadi Trans7), Global TV, Lativi (yang berubah menjadi TV one), dan belum lagi ditambah dengan berbagai macam stasiun televisi lokal yang banyak bermunculan di setiap kota besar, yang lebih mencengangkan adalah adanya sistem televisi kabel yang memungkinkan menangkap 50 saluran, bahkan bisa mencapai 500 atau lebih.
Penggunaan media lainnya yang tergolong masih baru seperti komputer dan media Internet mulai merambah berbagai kalangan di Indonesia, dari mulai anak-anak hingga orang dewasa. Dampaknya adalah orang-orang menghabiskan lebih banyak waktu berkomunikasi dengan orang lain dengan menggunakan ruang obrol (chat room) di komputer, dan permainan dunia maya (virtual) memberi dimensi pengalaman dan kepuasan baru bagi penggunanya.
Baru-baru ini amerika serikat mencapai titik di mana penjualan komputer lebih tinggi daripada televisi (Powell, 1995). Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa penggunaan komputer-komputer pribadi mulai mangambil alih peran televisi (Lieberman, 1995). Tampaknya kita cepat beralih ke konsep pengguna aktif, multimedia, lingkungan komunikasi yang baru itu. Salah satu ciri lingkungan media baru adalah pengakuan bahwa semua informasi adalah sama-semuanya digital (Powell).
Biasanya, teknologi komunikasi yang baru tidak bisa sepenuhnya menggantikan teknologi lama, tetapi ia mungkin menyebabkan teknologi lama mengambil peran baru. Contohnya, televisi tidak meggantikan radio, tetapi membawa radio ke sistem pemrograman yang baru, termasuk acara perbincangan dan format musik yang spesifik.
Salah satu perubahan teknologi baru itu menyebabkan dipertanyakannya kembali definisi komunikasi itu sendiri. Definisi komunikasi massa yang sebelumnya sudah cukup jelas, yaitu bisa didefinisikan dalam tiga ciri:
1.
Komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen, dan anonim
2.
Pesan-pesan yang disebarkan secara umum, sering dijadwalkan untuk bisa mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak dan sifatnya sementara.
3. Komunikator cenderung berada atau beroperasi dalam sebuah organisasi yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang besar.
1.
(Wright, 1959).
Tetapi Internet, newsgroups, mailing lists, perbincangan di radio yang mengundang telepon pendengarnya, World Wide Web, televisi kabel multi saluran, dan buku-buku yang melampirkan disket-disket komputer, yang tidak dapat dikategorikan secara mudah apakah mereka termasuk dalam komunikasi massa atau bukan. Saat ini media-media tersebut dikategorikan sebagai lingkungan media baru, dimana beberapa ciri lingkungan media baru adalah sebagai berikut (McManus, 1994):
1.
Teknologi yang dahulu berbeda dan terpisah seperti percetakan dan penyiaran sekarang bergabung.
2.
Kita sedang bergeser dari kelangkaan media menuju media yang berlimpah.
3.
Kita sedang mengalami pergeseran dari mengarah kepuasan massa audiens kolektif menuju kepuasan grup atau individu.
4.
Kita sedang mengalami pergeseran dari media satu arah kepada media interaktif.
Bahkan pengajar juralisme Richard Cole mengemukakan: “Perbedaan-perbedaan antar-media menjadi samar-samar. Koran-koran menjadi lebih mirip majalah-majalah dan penyiaran” (Fonti, 1995).
Perkembangan Internet yang sangat cepat akhirnya menjadi bagian terpenting dalam bidang ekonomi. Sekarang ini e-commerce (perdagangan lewat Internet) mulai berperan penting dalam hidup kita. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh universitas Texas tahun 1999 menunjukkan bahwa e-commerce menjadi kekuatan utama dalam masyarakat kita. Total $350 miliar dialokasikan untuk ekonomi Internet pada tahun 1998(Gloss,1999). Hanya dalam waktu lima tahun sejak diperkenalkannya Word Wide Web, ekonomi Intenet sejajar dengan sektor yang telah ada seperti energi($223 miliar), otomobil (4350 miliar), dan telekomunikasi(4270 miliar) (laporan Indicators, 1999).
Internet pada dasarnya merupakan sebuah jaringan antar-komputer yang saling berkaitan. Jaringan ini tersedia secara terus-menerus sebagai pesan-pesan elektronik, termasuk e-mail, transmisi file, dan komunikasi dua arah antar individu atau komputer.
Internet sebagai sebuah jaringan pada Departemen Pertahanan dan Komunikasi Ilmiah sudah ada kira-kira selama 20 tahun. Apa yang membuat jaringan itu tiba-tiba menarik bagi para pengguna awam adalah penemuan Mosaic pada tahun 1993, sebuah browser untuk World Wide Web yang telah membuat sumber-sumber Internet yang lebih banyak dapat diakses (Maney,1995). Mosaic membiarkan para pengguna menggunakan materi Internet dengan hanya menunjuk dengan sebuah tanda panah dan mengklik sebuah tetikus (mouse), dan hal itu mempermudah untuk melihat grafik online. Bahkan, Netscape dengan penyediaan akses yang lebih mudah dan lebih cepat, segera menggantikan Mosaic sebagai web browser yang paling terkenal.
Pada saat yang hampir sama, software web browsing yang lebih mudah digunakan telah dikembangkan, World Wide Web sendiri telah menunjukkan pertumbuhan yang fenomenal dalam jumlah situs. Levy menggambarkan Internet sebagai “saluran komunikasi yang tidak terbatas, pembangunan komunikasi, iklan elektronik dan interaksi yang sangat kompleks yang mengaburkan batas antara penyedia dan konsumen” (Levy, 1995).
Internet menjadi sebuah medium berita baru pada bulan Januari tahun 1998 saat Matt Drudge menggunakan website untuk mengumumkan bahwa “Newsweek” telah menyembunyikan berita tentang keterlibatan Presiden Clinton dengan Monica Lewinsky di Gedung Putih. Beberapa ahli mengatakan bahwa laporan Drudge itu telah menaikkan pamor Internet sebagaimana sumber berita seperti Perang Teluk untuk CNN dan pembunuhan John F. Kennedy untuk televisi (Lissit, 1998).
Tonggak penting lain bagi masyarakat dalam mendapatkan informasi mungkin terjadi pada 11 September 1998, ketika Start Report muncul di Internet. Itulah saat pengaksesan tertinggi yang pernah terjadi melalui Internet (Clothier, 1998).
Tingkat perhatian terhadap website biasanya dinyatakan dalam hits, yaitu jumlah akses atau berapa kali situs itu diakses oleh pengguna. Time-Warner’s Pathfinder menyatakan telah menerima lebih dari satu juta akses per minggu. Website majalah Penthouse mendulang dua juta akses setiap hari. Tapi jumlah pengguna akses yaitu orang-orang yang benar-benar meghabiskan waktu dan mencari informasi, hanya berjumlah satu persen dari jumlah keseluruhan hits (Chao, 1995).
Sekarang ini banyak bisnis yang memakai webpage, sering kali tanpa tujuan yang jelas tentang kegunaanya (Maney, 1995). Kadang hanya sekedar keharusan mempunyai sebuah website. Salah satu permasalahannya adalah website dipandang sebagai media untuk menempatkan iklan, hal ini menunjukkan kecenderungan melihat media baru dengan cara pandang yang lama. Tapi website yang baik memberikan lebih dari sekedar menampilkan pesan sponsor – ia bersifat interaktif, menawari pengguna website berbagai macam cara untuk bisa bergabung dalam kegiatan dan sumber secara online.
Internet juga berperan dalam perkembangan suatu negara. Pemerintah Cina menggunakan Internet sebagai sarana pada permulaan abad dua puluh satu. Sekitar 300.000 orang Cina telah mengakses Internet pada tahun 1998 dan diharapkan bertambah pada tahun 2000 (Ramo, 1998). Pemerintah sepertinya kurang peduli dibandingkan tahun sebelumnya dalam mengontrol pengaksesan Internet, walaupun masih ada pemblokiran situs barat seperti Time Warner’s Pathfinder.
Internet juga mendapatkan beberapa kritikan. Penulis esai Sven Birkets berpendapat bahwa adanya perubahan dari budaya cetak ke budaya elektronik akan menyebabkan pemiskinan bahasa. Dia menyatakan bahwa komunikasi elektronik mengarah kepada penggunaan “bahasa sederhana” seperti dalam telegram (Birkets, 1994). Dia meramalkan bahwa kita akan melihat sebuah penurunan penggunaan bentuk bahasa halus seperti ambiguitas, pertentangan, ironi, dan humor.
Kelemahan lain dari Internet dan World Wide Web adalah kekuatannya untuk menjauhkan orang-orang dari dunia nyata terra firma¬-bumi, tumbuhan, bunga, dan sinar matahari. Clifford Stoll seorang pengarang beberapa buku di Internet meyatakan bahwa masalahnya adalah bahwa “waktu tiga atau empat jam habis di depan komputer tetapi tidak dengan keluarga, suami/istri atau masyarakat” (Haring, 1995).
Pemerintah Indonesia bahkan mulai mendorong kepada warganya untuk meggunakan media Internet seperti yang dilakukan oleh Depkominfo yang mensponsori penayangan berbagai iklan di media televisi. Dimana iklan tersebut menggambarkan bahwa anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar pun dapat memanfaatkan media internet sebagai akses pencarian data jika diberikan tugas membuat kliping.
Tapi apakah penggunaan Internet memang dapat memberikan manfaat positif atau malah dapat berdampak negatif pada para penggunanya masih dapat belum dipastikan, Seperti dijabarkan diatas ada banyak manfaat positif yang didapat dari penggunaan media Internet, tapi ada juga beberapa dampak negatif yang dapat dialami oleh para pengguna Internet.
Seperti diketahui bahwa pengguna media Internet dapat menelusuri apa saja yang diinginkannya, terlepas dari apakah hal tersebut memberikan kontribusi positif bagi pengguna tersebut atau bahkan berdampak rusaknya moralitas penggunanya.
regard,
Aduy
Posted in Komunikasi Massa | 1 Comment »
Artifak-Artifak dan Paradoks dalam Media Baru
November 3, 2008 – 4:37 pm
Artifak-Artifak dan Paradoks dalam Media Baru
di sarikan dari beberapa Tulisan RONALD E.RICE
Apa yang membedakan media baru dari media lama ( termasuk tatap muka) dalam bentuk hambatan dan prosesnya yang ada untuk mereka yang ingin berkomunikasi? Dan tantangan pemahaman apa yang berasosiasi dengan bentuk-bentuk tersebut?
Media baru berada pada tingkatan dimana mereka menggabungkan (1) penghitungan (yang memungkinkan pengolahan isi, seperti pencarian keterangan melalui asosiasi kata-kata atau indeks lainnya, dan penstrukturan komunikasi, seperti urutan percakapan dalam kelompok baru), (2) jaringan telekomunikasi (yang memungkinkan akses dan konekabilitas untuk membedakan dan sebaliknya menjauhkan orang dan isi lainnya), dan (3) digitasi dari isi (yang memungkinkan pemindahan melewati jaringan distribusi, responsibilitas dari isi sebagai data, dan intregitasi dan presentasi dari berbagai mode-mode seperti teks, audio dan video). Komponen tersebut mengganti kombinasi yang mungkin dari empat dimensi dasar dari sifat-sifat yang berhubungan dengan setiap media, termasuk media tatap muka dan media lama : hambatan, lingkup frekuensi, interaktifitas, dan arsitektur jaringan (Rice, 1987).
Argumen saya disini terdiri dari dua dalil primer :
1. Meski semua media adalah pada beberapa tingkat susunan sosial, banyak dari perbandingan-perbandingan tersebut melibatkan media baru secara mutlak mengarah pada pemikiran artifaktual atau ideal dari komunikasi interpersonal. Dengan ‘Artifak’ saya maksud definisi kedua dari kata dalam kamus Webster, sebuah produk karakter buatan oleh agen asing (sebagai manusia) disini ,sebuah bentuk khusus dari susunan sosial.
2. Kamu akan melakukan jauh lebih baik dengan mempelajari sifat-sifat dari media secara umum, dan paradoks yang ditingkatkan oleh media baru dan familiar, dibanding dengan mengacaukan setiap media dengan sekumpulan sifat khusus yang berbeda, dan oleh karena itu dengan kegunaan dan hasil positif atau negatif yang bergerak dalam satu arah, mengabaikan paradoks potensial. Dengan ‘mengacaukan’ maksud saya seperti digunakan dalam desain penelitian lama” tidak mengontrol untuk dua pengaruh atau lebih, sehingga setiap analisis akan menyesatkan sifat semua perbedaan pada satu pengaruh atau lainnya, daripada memisahkan pengaruh uniknya.
Artifak
Media diilhami dengan konvensi sosial, harapan, praktek, hambatan dan pengaruh lainnya dari waktu teknologis, historis, ekonomis, sosial, politik dan budaya (Rice, 1987; Rice dan Gattiker, 1999). Ini sangat luar biasa selama awal perkembangan dan difusi dari media baru, saat orang berupaya untuk menyocokan media baru kedalam konvensi lama, atau mengembangkan yang baru. Jadi, misalnya, diskusi surat elektronik masih sering dipersoalkan dengan perkembangan norma-norma untuk alamat, gaya, debat dan kerukunan.
Pelajaran ini jauh lebih sulit untuk dipelajari dan diterapkan saat kita mengarah pada media yang lebih tradisional, dimana isu-isu seperti itu khususnya diambil atau diterima dan demikian secara mendalam melekat dalam praktek harian, jika tidak terlihat. Misalnya, terdapat badan ilmu sosial yang sangat kecil (sebagai pertentangan pada teknis dan ekonomis) penelitian pada telefon. Satu alasan, saya akan berpendapat, secara luas karena benar-benar dalam tempat dalam makna sosial, perilaku dan konteks sebelum penelitian komunikasi datang sepanjang tidak ada yang luar biasa untuk dipelajari.
Saya akan memperpanjang poin ini untuk memasukkan media yang entah bagaimana tampak kurang mudah diserang oleh kritik teknologi komunikasi misalnya, buku. Menganggap pemikiran kita mengenai cara buku ditampilkan dan diterima, oleh mereka sendiri dan dalam perpusatakaan.
To Be Continued
Tunduh,,,,
Posted in Media Komunikasi | 1 Comment »
Penjabaran Internet Sebagai Perantara Media
November 2, 2008 – 6:44 am
Penjabaran Internet Sebagai Perantara Massa
Produser & pemirsa dalam internet bisa digolongkan menjadi 4 kategori: (A) Komunikasi individu atau pribadi seperti e-mail, (B) Komunikasi kolektif atau banyakan seperti buletin elektronik, diperlukan pendaftaran untuk mengaksesnya, (C) Komunikasi yang selaras, bisa satu individu, individu ke individu lainnya dan dapat diatur sesuai topik, bentuk sesuai objek, peraturan permainan seperti chat room, (D) Komunikasi tidak selaras dimana seseorang membuka situs untuk mencari informasi.
Mengkonsep ulang pemirsa dalam internet adalah masalah utama, selain itu juga hal yang penting adalah provider informasi komersial yang masuk ke dalam internet sangat banyak. Beberapa surat kabar juga membuat home page mereka di internet. Beberapa pindah ke internet tanpa memikirkan persaingan elektronik. Hal ini menyebabkan sulitnya membayangkan masa depan media massa tradisional.
Selain informasi, internet juga digunakan sebagai hiburan. Para peneliti juga mengetahui hubungan fungsi media hiburan sebagai efek negatif dari penyebaran pornografi dan serangan verbal pada pengguna.
Kredibilitas juga merupakan masalah media massa saat ini. Media massa tradisional mengklaim tentang kejujuran informasi mereka, sedangkan internet hanya sedikit yang mengklaim dan kemungkinan konsep kredibilitasnya akan berubah. Konsekuensinya kita berharap ntk menggaris bawahi kepentingan fundamental masalah ini, masalah terbesar berada pada pengguna untuk mempercayainya.
Pertanyaan lain adalah seputar pegantian produser dan pengguna / penerima. Kita bisa mengungkap sedikit tentang para produser pesan elektronik, tapi bagaimana dengan yang tersembunyi? Mengapa mereka tetap bersembunyi dan tidak menjadi provider informasi? Apakah ada sesuatu yang mencegah partisipasi mereka?.
Pertanyaan lain tentang produksi komunikasi dari budaya , sosial, dan politik. Apakah internet pada akhirnya akan mengakses semuanya? Bagaimana sebuah grup terpisah dari partisipasi? Sebenarnya komputer dibuat untuk perang harga dan kemudian berkembang menjadi sangat spesifik, budaya eksklusif. Dapatkah kita melacak pengaruh budaya dikarenakan pesan-pesan yang diproduksi pada internet.
Penerapan Teori Pada CMC
Saat teknologi komunikasi baru berkembang, para peneliti terlihat melakukan penelitian yang disusun untuk teknologi yang ada menjelaskan penggunaan dan pengaruh dari media baru. Para peneliti telah mempelajari konsep status, kualitas pengambilan keputusan keberadaan sosial, kontrol sosial dan norma-norma grup yang telah dipengaruhi oleh teknologi yang dibolehkan berubah dalam komunikasi grup.
Studi internet sebagai perantara medium telah membuahkan konsep yang berguna sebagai pemulaan. Beberapa diantaranya asli dari studi interpersonal atau komunikasi kecil, sisanya dari pemerikasaan media massa. Beberapa berhubungan dengan sifat perantara, sedangkan yang lainnya fokus pada pemirsa dari perantara.
Massa yang Kritis
Konsep kerangka kerja dibentuk dari ekonomis, physis & sosiologis oleh orgainsasi komunikasi dan difusi dari pelajar untuk lebih memahami ukuran pemirsa yang dibutuhkan oleh teknologi baru untuk dikatakan sukses dan tindakan yang diambil dari penggunaan media elektronik. Media interaktif dikatakan berguna jika banyak orang yang memakainya. Valeate (1995) menyatakan bahwa massa yang kritis ada setelah 10-20% dari populasi telah memakai penemuan baru tersebut. Penggunaan komputer di rumah-rumah di Amerika telah melewati angka tersebut, tapi untuk koneksi internet tertinggal.
Konsep massa yang kritis pada internet disebut sebagai variabel daripada perhitungan persentase pemakainya. Massa yang kritis diperlukan dalam jumlah yang besar untuk kelangsungan sebuah grup.
Interaktifitas
Definisi interakifitas dari Rafaeli ada 3 level : komunikasi 2 arah, komunikasi yang aktif kembali, dan komunikasi timbal balik penuh. Ini sangat membantu dalam mempertimbangkan timbal balik yang bervariabel budaya, kenaikan atau penurunan penggunaan internet.
Penggunaan dan Kepuasan
Pendekatan yang logis dari penggunaan dan kepuasan berdasarkan analisis fungsional berasal dari (1) Asal sosial & Psikologis, (2) Kebutuhan, (3) Harapan, (4) Media Massa & Sumber lain, (5) Pola diferensial dari Pengungkapan Media, (6) Konsekuensi lain.
Rosengren (1974) memodifikasi pendekatan original dalam satu jalan dengan mencatat bahwa kebutuhan model original harus dirasakan sebagai masalah & penyelesaian yang potensialnya harus dirasa oleh para pemirsanya.
Keberadaan Sosial dan Teori Media Kesempurnaan
Pendekatan ini pernah dipakai pada CMC digunakan peneliti untuk menghitung efek interpersonal.
Teori media Richness dibedakan antara media bersandar dan media kaya dengan patokan jumlah sistem isyarat pada setiap perantara. Pendekatan ini dipakai karena CMC adalah Chanell Lean (bersandar) , ini berguna untuk menyampaikan pesan yang simpel dan lebih efisien karena tidak menggunakan fungsi bayangan dan usaha interaksi kordinasi yang tidak perlu. Bagi pengguna untuk lebih mengerti informasi yang samar-samar atau meragukan, pilih perantara yang lebih kaya yang digunakan.
Pendekatan Jaringan
Grant (1995) telah menyarankan para peneliti untuk melakukan pendekayan pada teknologi komunikasi baru melalui analisis jaringan, untuk lebih mendalami masalah pengaruh sosial dan massa yang kritis. Mengkonsepkan komunitas internet denag jarinagn akan menjadi pendekatan yang berguna.
Posted in Komunikasi Massa | 1 Comment »
Previous Entries
Next Entries
*
*
The Wall
*
Categories
o Digital Public Relations
o Human Relations
o Komunikasi Global
o Komunikasi Lintas Budaya
o Komunikasi Massa
o Komunikasi Visual
o Media Komunikasi
o Media PR Production
o Metode Penelitian Komunikasi
o MY STORY
o Opini Publik
o Penulisan
o Psikologi Komunikasi
o Public Relations
o Public Relations Organizer
o Sosiologi Komunikasi
o Studi Kasus
o Study Journal
o Teknologi Komunikasi
o Teori Komunikasi
o Uncategorized
*
Archives
o April 2009
o March 2009
o February 2009
o December 2008
o November 2008
o October 2008
o June 2008
*
Recent Posts
o Metode Penelitian Kualitatif
o Konsep Public Relations
o Medi Production Televisi
o Hubungan Internal
o Sorry for the score.. :(
*
Communication Author
o Agus Setiaman
o Asep Suryana
o Atwar Bajari
o Dadang Sugiana
o Dede Mulkan
o Eni Maryani
o Funny Mustikasari
o Heru Puji Winarso
o Nani Nuraeni
o Pak Jaiz
o Slamet Mulyana
o Suwandi Sumartias
o Teddy K.Wirakusumah
o Vika
*
Community
o Indi-PR
o Ira Firmansyah
o Jurnal Komunikasi
o Kumpul PR
o Online PR Forum
o Rumah Kita
o Rumah Komunikasi
*
Recent Comments
o Kxdbsqmt on Teori Belajar
o ArianaChep on Komunikasi Intrapersonal
o ArianaChep on Sing it Loudly, Irene!
o ArianaChep on Penerapan Teori Uses & Gratification pada Internet
o Uzfzvdvi on Teori Belajar
*
Meta
o Log in
o Entries RSS
o Comments RSS
o WordPress.org
Kuliah Komunikasi, Nadia Sabrina is proudly powered by WordPress Entries (RSS) and Comments (RSS). Theme by Bob
Langganan:
Postingan (Atom)