IKAN ASIN KAMPUNG BUGIS
TANJUNGPINANG (KP) : Ikan asin merupakan komoditas pangan yang sudah tidaak asing lagi didengar. Ikan asin juga menjadi icon untuk kehidupan rakyat miskin. Hal ini dilihat dari kemampuan rakyat kurang mampu untuk membeli bahan pangan sehingga ikan asinlah menjadi target makanan keseharian mereka.
Kali ini tim KP menemuai seorang pengusaha ikan asin asal kampong bugis, senggarang. Ketika ditanyai KP, Alim (50) selaku pemilik usaha ikan asin ini menjelaskan, ia telah menggeluti usaha ikan asin ini selama kurang lebih 5 tahun. Pemilik usaha itu juga mengatakan “bahwa usaha ini diolah oleh sanak famili dan anggota keluarga saja”.
Cara pembuatan ikan asin, proses pertama ialah membelah ikan menjadi 2 bagian yang kemudian dibersihkan durinya. Setelah itu dilakukanlah proses pengasinan selama 1 malam dengan garam dapur. Sehabis proses pengasinan itu, ikan asin itu akan dijemur selama 2 hari. Hal ini tergantung juga pada kecerahan cuaca serta besar kecilnya ikan. Apabila ukuran ikan besar, maka proses penjemuran ditambah 3- 4 hari”, papar Alim.
Sedangkan untuk penjualannya, “Alim mengatakan tergantung keadaan pasar. Jika lagi banyak ya banyak, jika lagi sedikit ya sedikit”. Namun alim mengeluhakan, tidak adanya bantuan dari pemerintah. Padahal dahulunya ia dijanjikan akan mendapatkan bantuan. Karna itulah pemilik usaha ikan asin di RW 1 RT 1 kampung Bugis ini menggunakan modal seadanya untuk melanjutkan usahanya tersebut. (M4/daf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar