Kamis, 07 April 2011

siap antar pemancing


SIAP ANTAR PEMANCING

Tampak pompong, yang digunakan untuk memancing dan menjaring(07/04/2011) kamis siang.


Tanjungpinang merupakan kota yang kehidupan masyarakatnya berbasis kelautan sehingga mata pencarian sehari-hari masyarakat sedikit banyak menjadi nelayan. Pekerjaan memancing dan menjaring pasti sudah tidak asing bagi para nelayan Tanjungpinang, khususnya para nelayan di KM 4 jalan Lembah purnama Tanjungpinang ini. Sebut saja Suroso, selaku ketua nelayan di kelurahan Tanjung ayun sakti ini.
“Pekerjaan nelayan bukan pekerjaan yang mudah, tentu butuh perhitungan. Kapan waktu yang baik tau tidak untuk pergi ke laut”, ungkap Ketua nelayan ini. Kebayakan nelayan di Lembah purnama ini, menangkap udang dan menjaring ikan. Kadang juga memancing, apabila udang sedang tidak ada”, jelas Sri sunaryono salah satu anggota organisasi nelayan ini.
Suroso selaku ketua nelayan ini, sekarang hanya bekerja mengantarkan para pemancing. Biasanya para pemancing dikenai biaya Rp 300.000,00 dengan ukuran 4-5 orang sekali jalan. Dengan uang Rp 300.000,00 ini, Rp 150.000,00-nya dibelikan solar sebanyak 25-35 liter biasanya dengan ukuran 1 jerigen. Belum lagi biaya umpan, rokok, dan bekal. Tentu saja uang sebanyak Rp 300.000,00 itu tidak mencukupi. “yam au bagaimana lagi, kalau harga dinaikkan sedikit,pemancing tidak mau menyewa”, papar Suroso. Daerah yang sering dikunjungi pemancing antara lain; Telang, Mantang, mapur dan Numbing. Sedangkan ikan yang biasa didapat, ikan kaci,pari, merah, kerapu dsb.

Suroso, ketua nelayan Tanjung ayun sakti lembah purnama(07/04/2011) kamis siang.

“Pera nelayan Tanjung ayun sakti ini, mengeluhkan soal Miyak tanah yang susah didapat serta harga  solar yang tinggi. Sedangkan kedua hal itu yang paling diperlukan untuk menjalankan mesin. Semoga pemerintah dapat mendengar suara kami, ya mohon bantuannya untuk para nalayan”, ungkap suroso.
“Para nelayan tanjung ayun sakti ini, mengharapkan adanya bantuan berupa modal dari pemerintah, yang rencananya akan digunakan untuk membuat jarring pari, dan kalau bisa pemerintah dapat membebaskan biaya pendidikan anak-anak nelayan”, harap Suroso saat ditanyai KP di tempat. (M2/daf)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar